Laman

Manstrab gan!!!!. Diberdayakan oleh Blogger.

Me on Facebook

Kategori

Sabtu, 30 April 2011

postheadericon Download Ebook: HAM dalam Pandangan Islam (Makalah Kajian Ustadz Kholid Syamhudi)


Baru-baru ini pada 17 April 2011 bertempat di Masjid Jami’ Al-Sofwa, Ust. Kholid Syamhudi, Lc – pengasuh Ponpes Ibnu Abbas Sragen dan Majalah As-Sunnah – menyingkap wacana HAM ini di dalam ceramah yang bertajuk HAM dalam Pandangan Islam. Beliau mengawali penjelasannya dengan perjalanan historis wacana HAM ini di eropa dan barat yang diikuti dengan munculnya formalisasi ham dalam bentuk deklarasi maupun piagam. Baru setelahnya dibahas perbandingan antara HAM versi Barat/Eropa dan HAM menurut Islam.


Menurut Ustadz lulusan Universitas Madinah dan juga mengenyam pendidikan di Teknik Nuklir UGM ini, HAM telah ada di dalam Islam jauh sebelum Barat mengenalkannya. Tidak hanya itu HAM versi Islam juga lebih spesifik dan lengkap termasuk sanksi-sanksinya.

Untuk lebih jelasnya silakan di download file pdfnya di bawah ini
>>>>Download HAM dalam Pandangan Islam

sumber :http://salafiyunpad.wordpress.com
Baca Lengkap Gan..

Rabu, 27 April 2011

postheadericon [EBOOK] Syiah Menghalalkan taqiyah (berdusta) Untuk Menipu Kaum Muslimin


Bismillah
alhamdulillah,Segala Puji bagi Allah yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya.Shalawat serta salam kami haturkan kepada Baginda Rasulullah Sahllallahu'alaihiwasallam beserta keluarga, para sahabatnya,dan para pengikutnya yang senantiasa menghidupkan Sunnah-Sunnah beliau hingga akhir zaman.

Pada kesempatan kali ini, kami menghadirkan kembali sebuah ebook ilmiah yang membahas tentang Taqiyah yang merupakan aqidah kaum syiah.


Dalam ebook ini akan dijelaskan bagaimana kaum Syiah menipu kaum Muslimin.Untuk lebih jelasnya silakan di download Ebooknya.

>>>>TAQIYAH RITUAL KAUM SYIAH
Baca Lengkap Gan..

Minggu, 24 April 2011

postheadericon [PENTING] Ebook kumpulan Tanya Jawab Islam Ilmiah


Bismillah
Segala Puji bagi Allah 'Azawajalla yang telah melimpahkan Rahmat,hidayah,dan keistiqomahan di atas Islam yang haq.
Shalawat serta Salam kepada Baginda Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam beserta para keluarga,sahabat dan pengikutnya yang senantiasa memperjuangkan Sunnah-Sunnah beliau hingga akhir zaman.Insya Allahuta'ala.

Alhamdulillah pada kesempatan kali ini kami menghadirkan page baru pada blog ini yang memfasilitasi para pengunjung untuk dapat mendownload secara langsung file-file yang Insya Allah bermanfaat bagi pengunjung.


Pada postingan perdana ini Alhamdulillah kami memberikan link direct download ebook chm yang isinya berbagai macam artikel yang memuat seluruh masalah dalam agama Islam,Insya Allah. Kelebihan ebook ini adalah artikel-artikel di klasifikasikan dalam berdasarkan masalah-masalah yang berkaitan dengan penghambaan diri seorang Muslim kedapa Rabbnya. Terlebih lagi artikel ini kebanyakan di susun dalam bentuk tanya jawab, sehingga artikel-artikelnya pun memang berdasarkan permasalahan kontemporer yang dihadapi kaum Muslimin belakangan ini.

Artikel-artikel yang adapun di susun dengan memperhatikan kaidah-kaidah pengambilan dalil yang haq dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang meninggalkan penuhanan akal dan perasaan.Kemudian banyak dari artikel merupakan penjelasan langusung dari para ulama Kibar sehingga Insya Allah memuaskan bagi yang membacanya.

Semoga dengan ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua,.Silakan download filenya di bawah ini.

>>>> Kumpulan Tanya Jawab Dalam islam

Baca Lengkap Gan..

postheadericon Nasihat dari saudaramu wahai para pengguna facebook



Ittaqillah hautsumakunta,...
terkadang seseorang tidak bisa menjaga dirinya di kala menulis status,.
Ia sengaja mengundang rasa penasarang orang untuk berkomentar dengan statusnya, meskipun itu datangnya dari lawan jenisnya,.
Padahal di antara mereka telah ada yang mendapat gelar aktivis dakwah yang notebene bisa menjaga dirinya dari hal-hal yang di larang dalam syariat Islam..


ya ikhwani wa akhowati,.
ittaqillah haitsuma kunta,.
Di dunia nyata engkau begitu menjaga pandangan mu dari lawan jenismu,.
tapi ketika di dunia maya seolah-olah kau angkat dan pandangi dengan mata terbuka lebar pada lawan jenismu,.
Di mana letak keistiqamahanmu?
Ittaqillahaitsumakunta,.
Semoga Allah menjaga kita semua dari tipu daya syeitan
Mungkin inilah pesan singkat dari saudaramu yang tidak menginginkan dirimu jatuh pada kebinasaan.

Hamudi bin Abudurrahman, Hamba Allah yang membutuhkan nasihat.
Baca Lengkap Gan..

Sabtu, 23 April 2011

postheadericon Nasihat bagi saudaru/i ku aktifis dakwah


Wahai saudara,saudariku
Perhatikanlah dengan siapa lawan bicara,sms, chating atau telpon kalian.
Allah dan Rasul-Nya telah memberikan batasan2 yang jelas mengenai pergaulan di antara lawan jenis dan sesama jenis, di antara mahrom dengan non mahrom. Sungguh fitnah di balik berbicara dengan lawan jenis tanpa adab adalah sangat besar. Somoga Allah memuliakan mereka yang menjaga kehormatan diri mereka dari berkholwat (berdua-duaan dengan lawan jenis,) baik tanpa perantara, maupun menggunakan perantara (hp, internet,dll)

Ikhwani wa akhowati fiddien,ittakillah, ketahuilah bahwa berkholwat dengan lawan jenis adalah hal yang terlarang secara mutlak baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah, dan bahkan ini adalah tipu daya syeitan yang telah menghiasai suatu kemaksiatan sebagai suatu amal ibadah.
Kau katakana “Ana berbicara dengannya dengan tujuan menjelaskannya tentang masalah agama dan saling menasihati“, maka di jawab, kenapa harus berduaan, mengapa engkau tidak mempersaksikan percakan kalian dengan menghadirkan saudara/I mu yang lain untuk menyaksikanmu?Perhatikanlah saudara/iku bagaimana permasalahan cinta yang terlarang lahir dari hal yang seperti demikian. Setidaknya tumbuh benih2 merah jambu (VMJ) yang akan dijadikan senjata utama oleh iblis untuk menyesatkan kita.

Wahai saudaraku bertakwalah kepada Allah. Jauhilah hal ini.Cara menjelaskan agama yang hanif ini dengan jalan seperti itu lebih berbahaya dari pada cara-cara orang fasik yang secara terang-terangan mengobrol dengan lawan jenisnya tanpa adab,dan tanpa tujuan-tujuan yang terpuji. Mereka sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah kemaksiatan sehingga ada kesadaran untuk memperbaiki diri.Sedangkan tidak demikian dengan kita, terkadang kita menganggapnya sebagai amal ibadah yang dapat mendekatkan diri kalian pada Allah.
Kalian yang lebih berilmu pasti lebih mengetahui hadits berikut ini “Tidaklah kutinggalkan suatu ujian yang lebih berat bagi laki-laki melebihi wanita” (HR Bukhari no 4808 dan Muslim no 2740 dari Usamah bin Zaid), tapi hal itu dilupakan ketika kemaksiatan itu telah dihiasi oleh syeitan untuk menipu kita.

Kemudian “Sesungguhnya awal kebinasaan Bani Israil adalah disebabkan masalah wanita” (HR Muslim no 7124 dari Abu Said al Khudri).Akankah kita juga akan menghancurkan agama ini atau setidaknya kita meninggalkan dakwah sunnah ini?Wallaahi, kita berada dalam kesesatan.
Perempuan/plelaku yang mengajak kita ngobrol dengan berbagai obrolan ini padahal tidak ada hubungan kekerabatan antara dirimu dengannya adalah suatu yang haram. Hati-hatilah dengan cara-cara semisal ini. Semoga Allah menjadikanmu sebagai salah seorang hambaNya yang shalih.

Mungkin inilah nasihat dari seorang sahabat yang menginginkan kebaikan bagi kalian, dan ana bukanlah orang yang sempurna, tapi ana ingin menjadi orang yang Rasulullah sebutkan “Sebaik-baik manusia adalah yang paling memberikan manfaat bagi orang lain.” (Al Jaami’ Ash Shogir, no. 11608)

Ditulis oleh Hamudi bin Abdurrahman
16 Rabb'il awal 1431 H
Ditulis dipagi hari yang Insya Allah keberkahan di dalamnya

Wallahua’lam



Baca Lengkap Gan..

Jumat, 22 April 2011

postheadericon JOMBLO BERAKHIR MANIS


Jomblo…Istilah yang begitu familiar di telingan sebagian kita, mungkin!
Istilah yang melekat pada diri orang yang tidak mempunyai pasangan(baca:pacar)
Meski…sebenarnya sebutan pacar juga tak dikenal dalam syariat ini.
Anehnya, sebagian remaja dan pemuda malah meraas gerah dan sesak dengan status jomblo,..

Tono (bukan nama sebenarnya),Terlihat murung dengan wajah seringnya dilipat karena pasalnya dua orang teman karibnya akhir-akhir ini sering jalan bareng,telpon-telponan,sms-an sepanjang waktu dengan pasangan perempuannya masing-masing. SEdangkan dia sendiri sampai detik ini tidak memiliki satu orangpun teman perempuan alias menjomblo.

Lain halnya dengan Rizal, sebut saja begitu. Meski tak punya teman perempuan, ia tetap ceria dalam kesehariannya. Bahkan bisa dibilang hari-harinya diisi dengan sederet aktifitas yang bermanfaat. Ta’lim,belajar, dan serangkaian kegiatan kampus. Bukannya ia tak pingin pacaran. Namun, ia sadar betul bahwa aktifitas tersebut jelas berupa pelanggaran. Celah menuju perzinaan. Bukankah Allah telah melarang kita mendekati zina?

Pacaran Buka Tren

Kasus kehidupan anak remaja semisal tono sering terjadi di sekitar kita. Bukan yang remaja semata, yang dewasa pun sering mengalaminya. Namun apakah benar, ada pacaran dalam Islam? Jawabannya:jelas tidak!!!
Terus ada sederet pertanyaan terlontar. Bukankah pacaran itu menyenangkan?Bukankah ia bisa menjadi penyemangat dalam aktifitas? Bukankah pacaran bisa menjadi gerbang seseorang untuk meperdewasa diri? Bukankah…? Dan sederet syubhat serta kerancuan yang disuguhkan setan untuk melegitimasi yang namanya pacaran.
Kalau mau jujur tentulah kita akan mengatakan bahwa pacaran merupakan sarana perzinaan. Bukan muhrim, bukansaudarak tapi jalan bareng, berpegangan, berduaan di tempat yang sunyi,de el el.
Kalau bukan gerbang menuju zina…lalu apalagi namaya? Padahal dalam ayat-Nya Allah telah melarang kita untuk mendekati zina,.
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32)
Dalam hadits pun Rasulullah melarang dua orang lain jenis untuk berduaan karena bakal ditemani pihak ketiga, yakni setan.
Apapun alas an dan dalihnya, pacaran tidak ada dalam kamus Islam. Bukan pula tren remaja Muslim, meski seakan ia penuh dengan manfaat dan faedah!

Saatnya Berakhir Manis

Islam datang dengan penuh kesempurnaan. Pun dengan masalah yang terkait dengan yang namanya cinta lawan jenis. Ketika perzinaan dilarang, Islam memberi solusi agar tak terjebak di dalamnya. Sebagaimana kita tahu, memang fitrah, Allah telah menumbuhkan rasa cinta pada diri manusia terhadap lawan jenis. Allah juga menyediakan tempat penyaluran jenis cinta yang satu itu jauh lebih indah dari sekedar pacaran, yakni PERNIKAHAN. Itulah salah satu bukti keindahan dan kesempurnaan Islam.
Allah ‘Azawajalla berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجاً لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا
“Dan di antara tanda kekuasaan Allah ialah Ia menciptakan bagimu istri-istri dari jenismu sendiri agar kamu merasa tenteram denganya.” (QS. Ar Ruum: 21)
Manakala Allah melarang kita untuk mendekati zina (pacaran). Berarti Dia telah menyediakan suatu proses menuju pernikahan yang lebih indah, elegan dan tetap menjaga kehormatan daripada sekedar pacaran. Jadi pacaran yang benar adalah pacaran setelah nikah. Artinya kita boleh mencurahkan segala cinta manusiawi kita terhadap pasangan hidup hanya karena Allah dan demi memelihara kehormatan diri. Itulah solusi manisnya bagi yang sudah mempu menjalaninya, tentu!

Bagi yang Belum Siap

Meski demikian, bagi kamu antum wa antenna yang sudah kepengen nikah tapu belum mampu (artinya belum bisa melaksanakannya) ada terapi jitu yang mesti di jalani , di antaranya:
1. Puasa
Hal ini selaras dengan sabda Nabi Shallallahu’alaihiwasallam,”Wahai para pemuda , siapa saja diantara kamu yang memiliki kemampuan hendaknya segera menikah. Karena menikah itu akan lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluannya. Barang siapa yang belum mampu , maka puasa merupakan salah satu peredam nafsu syahwat baginya”


2. Menjaga pandangan
Terapi berikutnya adalah dengan senantiasa menundukkan pandangan dari hal-hal yang dilarang agama, sebagaimana firman Allah
“Katakanlah pad para lelaki yang beriman:’hendaklah mereka menahan pandangan dan memelihara kemaluan, karena yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah juga kepadapara peremapuan yang beriman:’hendaklah mereka menahan pandangan dan memelihara kemaluan…”(An-Nur[30-31])
Menundukkan pandangan di sini berarti menjaga pandangan agar tidak liar atau tertuju pada hal-hal yang diharomkan, sehingga kita dapat mengendalikan hati dan membuatnya bercahaya dalam naungan iman dan taqwa.


3. Menjaga pergaulan, hindari ikhtilat


4. Mengisi hari-hari dengan aktifitas syar’i
Terutama memelajari ilmu agama ini. Memelajari ilmu syar’I bisa di tempuh dengan banyak membaca buku, mendengarkan rekaman pengajian, dan menghadiri majelis ta’lim yang sarat dengan curahan ilmu.
Tidaklah bijak apabila cinta yang suci ditujukan pada tempat yang keliru. Tidaklah benar bila kita mencurahkannya kepada yang bukan berhak. Dan yang tepat adalah meletakkan dan menyemai cinta haruslah sesuai aturan dan tepat sasaran, yakni mengembangkan dan mencurahkannya karena Allah dan di jalan-Nya semata.

Ditulis oleh
Abu Nayla I, dalam rubrik bahasan utama majalah elfata vol.7 2007
Baca Lengkap Gan..

Jumat, 15 April 2011

postheadericon [PENTING]APAKAH ITU WARA’ DAN BAGAIMANAKAH KONSEKUENSINYA?

Sikap wara’ dalam mencari rezeki dan kehidupan sudah jarang disebut dan diperhatikan kaum muslimin. Kita lihat kaum muslimin sangat menggampangkan masalah ini sehingga terjerumus dalam perbuatan tercela dalam memenuhi kebutuhannya. Riba, dusta, menipu dan perbuatan haram lainnya dilakukan tanpa merasa berdosa hanya untuk dalih memenuhi kebutuhan hidup. Dan ada pula yang lebih sangat menyedihkan yang ada dikalangan pemuda pada umumnya,dimana mereka memiliki giroh yang besar untuk dapat berperan penting dalam memperjuangkan Islam, tapi sayangnya dengan keterbatas ilmu merekapun mengambil jalan yang salah sehingga bukan saja menghinakan dirinya tapi juga dapat mencoreng Islam sebagai agama satu-satunya yang diridhoi Allah ‘Azawajalla. Mereka melupakan sifat wara’ yang menjadi sifat yang mulia yang dapat menjaga kehormatan kaum muslimin dan kehormatan agama Islam.

Apa Haketkat Wara’?

Para ulama memberi memberikan definisi wara’ dengan beberapa ungkapan, diantaranya:

Wara’ adalah meniggalkan semua yang meragukan dirimu dan menghilangkan semua yang membuat jelk dirimu dan mengambil yang lebih baik
Wara’ adalah ibarat dari tidak tergesa-gesa dalam mengambil barang-barang keduniaan atau meninggalkan yang diperbolehkan karean khawatir terjerumus dalam perkara yang dilarang.

Sedangkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menggambarkan sikap wara’ ini dengan ungkapan , “Sikap hati-hati dari terjerumus dalam perkara yang berakibat bahaya yaitu yang jelas pengharaman dan yang masih diragukan keharamannya. Dalam meninggalkan perkara tersebut tidak ada mafsadat(kerugian/keburukan) yang lebih besar dari mengerjakannya.”(Majmu’’ Fatawa 10/511)



Hal ini disimpulkan secara ringkas oleh murid beliau imam ibnu al-Qayim rahimahullah dengan ungkapan, “wara’ adalah meninggalkan semua yang dikhawatirkan merugikan akhiratnya.”(al-Fawaaid hlm 18)



Dari penjelasan di atas mari kita koreksi diri kita, kita koreksi segala jenis amalan kita apakah kita telah menerapkan sifat wara’ ini ?apakah ketika kita berada di kantor ataupun di sekolah/kampus kita berhati-hati dari setiap perkara dunia yang bisa menjerumuskan kita keperbuatan yang dilarang?Contohnya, saat seseorang di kantor, bagaimana ia bersikap dengan peralatan kantor yang diberikan kepadanya untuk melaksanakan tugas-tugasnya,apakah ia berhati-hati dalam menggunakannya, atau apakah ia menggunakan peralatan kantor untuk kepentingan pribadinya,semisal menggunakan telpon kantor untuk menelepon anak,atau istrinya.



Kemudian contoh saat di kampus, bagaimana ia berhati-hati bergaul dengan teman-temannya,apakah ia mudah bergaul dengan siapapun tanpa memperhatikan dampaknya apabila ia tidak menyeleksi kawan-kawannya?bagaimanakah kehati-hatiannya dalam memanage lisannya meskipun hukum berbiara adalah mubah. Tapi apabila ia tidak mengaturnya dengan bijak maka lisannya bisa setajam pedang yang bisa membuat sebuah bencana besar di suatu negeri, sehingga iapun jatuh kedalam perkara yang haram.

Ciri dan Urgensi sikap Wara’

Ciri mendasar pada seseorang yang bersikap wara’ adalah kemampuannya meninggalkan sesuatu yang hanya semata-mata ada keraguan atau syubhat, seperti yang dikatakan oleh al-Khaththabi rahimahullah , “Semua yang engkau merasa ragu padanya, maka sifat wara’ adalah menjauhinya.”[Fath al-bari 4/293 , dari syarah bab ke-3 , dari kitab Buyu’]

Imam al-Bukhari rahimahullah mengutip perkataan Hasan bin Abu Sinan rahimahullah, “Tidak ada sesuatu yang lebih mudah dari pada sifat wara’:’Tinggalkanlah sesuatu yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu.’”[Shahih Bukhori ]Sebagaimana diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam , beliau bersabda,

“Kebaikan adalah sesuatu yang jiwa merasa tenang dan hati merasa tenteram kepadanya, sedangkan dosa adalah sesuatu yang jiwa tidak merasa tenang dan hati tidak merasa tenteram kepadanya, sekalipun orang-orang memberikan berbagai komentar kepadamu.”



Dan yang memperkuat hal itu adalah atsar yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asakir rahimahullah secara mursal,”Sesuatu yang diingkari hatimu, maka tinggalkanlah”[Shahih al-Jami’ no. 5564]

Sebagaimana wara’ mencakup semua hal baik yang berhubungan dengan usaha dan hubungan mu’amalah bahkan dakwah, juga mencakup lisan dan perbuatan lainnya. Lihat kebanyakan orang tergesa-gesa memberi fatwa tanpa ilmu merupakan sikap yang bertentangan dengan sikap wara’ , dan yang lebih mengerikan lagi adalah para pemuda saat ini yang dianugerahi giroh yang besar dalam berdakwah, tapi sayangnya mereka serampangan dalam menempuh jalan dakwa. Niat yang baik mereka bangun untuk menegakkan dan menebarkan sunnah ternyata tiada artinya setelah jalan dakwah yang mereka tempuh itu keliru. Karena semangat mereka yang tinggi untuk memperjuangkan sunnah akhirnya lupa untuk bersikap wara’, mereka tidak berpikir panjang akibatnya kepada orang lain apabila mereka menempuh jalan tersebut, mereka hanya berpatokan untuk ingin mengenalkan sunnah kepada orang lain dan mengajak orang lain kepada sunnah tapi mereka tidak mengingat bahwa ada sikap wara’ dalam berdakwah,.



Para sangat menekankan untuk bersikap wara’ terutama dalam ucapan sebagaimana yang dikatakan oleh Ishaq bin Khalaf rahimahullah “Wara’ dalam tuturan kata lebih utama daripada emas dan perak…”[Tahdzib Madarijus salikin hal .290]



Coba kita telaah lagi kalimat indah di atas,dan kita bandingkan dengan apa yang terjadi pada saat ini terutama para pemuda. Merka ketika berhadapan dengan suatu forum diskusi bukannya ilmu yang diutarakan tapi hinaan dan pelecehanlah yang terlontar, sehingga tidak jarang dari kaum Muslimin yang lari dari hidayah karena ucapan yang menyakitkan.Padahal kita mengenal mereka sebagai pejuang dakwah Sunnah yang mengemban dakwah yang penuh kasih sayang ini.



Insya Allah bersambung di tulisan berikutnya,



Hamudi bin Abdirrahman

Jakarta, 13 April 2011



Sumber tulisan : Majalah el-Fata Edisi 11 dan 12 volume 10, hlm.62 dengan sedikit tambahan dari kami.
Baca Lengkap Gan..

Sabtu, 09 April 2011

postheadericon [PENTING]Taukah Anda apakah makna dan konsekuensi dari dua kalimat syahadat?[4]

Syarat Ketiga: Qabul (menerima).
Menerima kandungan dan konsekuensi dari syahadat; menyem-bah Allah semata dan meninggalkan ibadah kepada selainNya.

Siapa yang mengucapkan, tetapi tidak menerima dan menta'ati, maka ia termasuk orang-orang yang difirmankan Allah:

"Artinya : Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: 'Laa ilaaha illallah' (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri. dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" [Ash-Shafat: 35-36]

Ini seperti halnya penyembah kuburan dewasa ini. Mereka mengikrarkan laa ilaaha illallah, tetapi tidak mau meninggalkan penyembahan terhadap kuburan. Dengan demikian berarti mereka belum me-nerima makna laa ilaaha illallah.


Syarat Keempat: Inqiyaad (Tunduk dan Patuh dengan kandungan Makna Syahadat).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh." [Luqman : 22

Al-'Urwatul-wutsqa adalah laa ilaaha illallah. Dan makna yuslim wajhahu adalah yanqadu (patuh, pasrah).


Syarat Kelima: Shidq (jujur).
Yaitu mengucapkan kalimat ini dan hatinya juga membenarkan-nya. Manakala lisannya mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka ia adalah munafik dan pendusta.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Di antara manusia ada yang mengatakan: 'Kami beriman kepa-da Allah dan Hari kemudian', padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta." [Al-Baqarah: 8-10]


Syarat Keenam: Ikhlas.
Yaitu membersihkan amal dari segala debu-debu syirik, dengan jalan tidak mengucapkannya karena mengingkari isi dunia, riya' atau sum'ah. Dalam hadits 'Itban, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Sesungguhnya Allah mengharamkan atas Neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha illalah karena menginginkan ridha Allah." [HR. Al-Bukhari dan Muslim]


Syarat Ketujuh: Mahabbah (Kecintaan).
Maksudnya mencintai kalimat ini serta isinya, juga mencintai
orang-orang yang mengamalkan konsekuensinya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah." [Al-Baqarah: 165]



Maka ahli tauhid mencintai Allah dengan cinta yang tulus bersih. Sedangkan ahli syirik mencintai Allah dan mencintai yang lainnya. Hal ini sangat bertentangan dengan isi kandungan laa ilaaha illallah.

YANG MEMBATALKAN SYAHADATAIN
Yaitu hal-hal yang membatalkan Islam, karena dua kalimat syahadat itulah yang membuat seseorang masuk dalam Islam. Mengucap-kan keduanya adalah pengakuan terhadap kandungannya dan konsisten mengamalkan konsekuensinya berupa segala macam syi'ar-syi'ar Islam. Jika ia menyalahi ketentuan ini, berarti ia telah membatalkan perjanjian yang telah diikrarkannya ketika mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut.

Yang membatalkan Islam itu banyak sekali. Para fuqaha' dalam kitab-kitab fiqih telah menulis bab khusus yang diberi judul "Bab Riddah (kemurtadan)". Dan yang terpenting adalah sepuluh hal, yaitu: Syirik dalam beribadah kepada Allah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya." [An-Nisa': 48]

"Artinya : ... Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun." [Al-Ma'idah: 72]

Termasuk di dalamnya yaitu menyembelih karena selain Allah, misalnya untuk kuburan yang dikeramatkan atau untuk jin dan lain-lain.

Orang yang menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantara. Ia berdo'a kepada mereka, meminta syafa'at kepada mereka dan bertawakkal kepada mereka. Orang seperti ini kafir secara ijma'. Orang yang tidak mau mengkafirkan orang-orang musyrik dan orang yang masih ragu terhadap kekufuran mereka atau mem-benarkan madzhab mereka, dia itu kafir.

Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam lebih sempurna dari petunjuk beliau, atau hukum yang lain lebih baik dari hukum beliau. Seperti orang-orang yang mengutamakan hukum para thaghut di atas hukum Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam , mengutamakan hukum atau perundang-undangan manusia di atas hukum Islam, maka dia kafir.(pen-dalam hal ini butuh perincian lebih lanjut dalam kondisi yang berbeda)

Siapa yang membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sekali pun ia juga mengamalkannya, maka ia kafir. Siapa yang menghina sesuatu dari agama Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam atau pahala maupun siksanya, maka ia kafir.

Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

"Artinya : Katakanlah: 'Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?' Tidak usah kamu minta ma`af, karena kamu kafir sesudah beriman." [At-Taubah: 65-66]

Sihir, di antaranya sharf dan 'athf (barangkali yang dimaksud adalah amalan yang bisa membuat suami benci kepada istrinya atau membuat wanita cinta kepadanya/pelet). Barangsiapa melakukan atau meridhainya, maka ia kafir. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

"Artinya : ... sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada se-orangpun sebelum mengatakan: 'Sesungguhnya kami hanya co-baan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir'."[Al-Baqarah: 102]

Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat Islam. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

"Artinya : Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim." [Al-Ma'idah: 51]

Siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar dari syari'at Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam , seperti halnya Nabi Hidhir boleh keluar dari syariat Nabi Musa alaihis salam, maka ia kafir. Sebagaimana yang diyakini oleh ghulat sufiyah (sufi yang berlebihan/ melampaui batas) bahwa mereka dapat mencapai suatu derajat atau tingkatan yang tidak membutuhkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam .

Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya dan tidak pula mengamalkannya. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

"Artinya : Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa." [As-Sajadah: 22]

Syaikh Muhammad At-Tamimy berkata: "Tidak ada bedanya dalam hal yang membatalkan syahadat ini antara orang yang bercanda, yang serius (bersungguh-sungguh) maupun yang takut, kecuali orang yang dipaksa. Dan semuanya adalah bahaya yang paling besar serta yang paling sering terjadi. Maka setiap muslim wajib berhati-hati dan mengkhawatirkan dirinya serta mohon perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari hal-hal yang bisa mendatangkan murka Allah dan siksaNya yang pedih."

[Disalin dari kitab At-Tauhid Lish Shaffil Awwal Al-Ali, Edisi Indonesia Kitab Tauhid 1, Penulis Syaikh Dr Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin Fauzan, Penerjemah Agus Hasan Bashori Lc, Penerbit Darul Haq]

Wallahua'lam
Baca Lengkap Gan..

Jumat, 08 April 2011

postheadericon [PENTING] MENGENAL LEBIH DEKAT SIAPA ITU AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH


Bismillah,
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya , memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita, barang siapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang Allah sesatkan ,maka tidak ada yang dapat memberinya hidayah.
Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad Shallallahu’alaihiwasallam adalah hamba dan utusan Allah.

Dalam kondisi akhir zaman ini yang sangat memilukan ini,begitu banyak orang yang mengaku muslim tetapi sesungguhnya ia berada di jalan yang batil ,yaitu jalan yang yang syaitan la’natullah ‘alaih berada di atasnya.


Melalui tulisan singkat ini kami akan memaparkan penjelasan mengenai Ahlussunnah Wal Jama’ah yang banyak kaum muslimin masih belum mengetahui hakikat dari golongan yang selamat ini,kita hanya mengetahui dari orang-orang yang mengaku-ngaku golongan ahlussunnah tanpa mengkroscek kebenaran berita tersebut.
Baiklah mari kita mulai dengan mengkaji definisinya terlebih dahulu:
Ahlus Sunnah adalah mereka yang menempuh seperti apa yang pernah ditempuh oleh Rasulullah dan para Sahabatnya.
Mereka disebut Ahlussunnah karena kuatnya mereka berpegang dan berittiba’ mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu’alaihiwasallam dan para Sahabatnya.

Sedangkan menurut ulama ‘aqidah (terminologi),As-Sunnah adalah petunjuk yang telah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam dan Sahabatnya, baik tentang ilmu, I’tiqad (keyakinan), perkataan maupun perbuatan. Dan ini adalah As-Sunnah yang wajib diikuti, orang yang mengikutinya akan dipuji dan orang yang menyalahinya akan dicela.[Buhuuts fii ‘Aqidah Ahlis Sunnah (hlm.16)]
Subhanallah,bandingkanlah apa yang terjadi saat ini dengan definisi yang di atas. Ketika ada seseorang yang sedang menghidupkan Sunnah semisal memelihara jenggot mereka dicibir dan dihinakan, mereka dikatakan sebagai kambing berkaku dua,adalagi para wanita muslimah yang ingin menjaga kemuliaan dirinya dengan menutup tubuhnya dengan cadar tapi apa yang terjadi mereka dikatakan istri teroris atau ninja keluar siang hari. Subhanallah, bagaimana tidak bangsa ini tidak henti-hentinya terjadi bencana,orang yang menghidupkan Sunnah direndahkan dan orang yang berbuat bid’ah maupun kesyirikan dimuliakan. Subhanallah, marilah kita mengoreksi diri atas hal ini.

• Al-Jama’ah
Disebut al-jama’ah , karena mereka bersatu di atas kebenaran, tidak mau berpecah-belah dalam urusan agama, berkumpul di bawah kepemimpinan para Imam (yan berpegang kepada) al-haqq , tidak mau keluar dari jama’ah mereka dan mengikuti apa yang telah menjadi kesepakatan Salaful Ummah.[Mujmul Ushuul Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah fil Aqiidah]

Mari kita bandingkan kondisi umat Islam saat ini dengan al-Jama’ah. Kaum muslimin saat ini lebih suka berpecah belah melalui partai-partai maupun organisasi – organisasi yang ada. Mereka loyal pada partainya dan organisasinya dan menghinakan atau tidak menganggap orang yang berada di luar partai dan organisasinya sebagai saudaranya, bahkan ada yang menganggap orang selain mereka adalah kafir. Tidak kah kita perhatikan wahai saudara/i ku, ini adalah penyebab terjadinya peperangan antar saudara yang sama-sama kita saksikan saat ini terjadi di berbagai tempat. Sungguh ini adalah yang Allah dan Rasul-Nya cela.
”Artinya : Yaitu orang-orang yang memecah belah agamanya mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” [Ar-Rum : 32]

Perhatikanlah perkataan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
” Apalagi ketika kita melihat kepada akibat-akibat perpecahan dan berpartai-partai ini, setiap partai dan setiap kelompok menuduh yang lain dengan menjelek-jelekan, mencela dan menuduh fasik, dan boleh jadi akan menuduh dengan sesuatu yang lebih besar dari itu. Oleh karena itu maka saya melihat bahwa berkelompok-kleompok ini adalah suatu kesalahan.”[ Ash-Shahwah Al-Islamiyah Dhawabith wa Taujihat]

Insya Allah bersambung…

Ditulis pada tanggal 8 April 2011
Hamudi bin Abdirrahman

Sumber : Kitab syarah Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah, yang ditulis oleh ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas.

Baca Lengkap Gan..

Kamis, 07 April 2011

postheadericon Taukah Anda apakah makna dan konsekuensi dari dua kalimat syahadat?[3]

Segala puji hanya bagi Allah Tuhan Semesta Alam, Kami memuji-Nya dengan segala pujian. Engkaulah yang memberikan Kami hidup dan Engkau pula yang mematikan kami. Kami bersyukur padaMu atas segala nikmat terutama nikmat waktu dan kesempatan sehingga kami bisa melanjutkan tulisan ini dan memberikan manfaat bagi kaum Muslimin.

Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul-Nya.

Alhamdulillah pada tulisan yang telah lalu kita telah bersama-sama membaca mengenai makna dari dua kalimat syahadat beserta konsekuensinya. Maka pada tulisan kali ini kami akan berusaha menjelaskan kepada ikhwani wa akhowati mengenai SYARAT DARI DUA KALIMAT SYAHADAT.

Baiklah pertama-tama kami akan membahas mengenai syarat-syarat dari Kalimat لا إلاه اللهSyarat pertama:al-'ilmu:

1. Syarat pertama yaitu mengetahui arti kalimat لا إلاه الله

Sebagai mana yang Allah firmankan dalam surat Az-Aukhruf:86 yang artinya "melainkan mereka yang mengakui kebenaran, sedang mereka orang-orang yang mengetahui".Yang dimaksud dengan "mengakui kebenaran" adalah kebenaran kalimat laa ilaaha illallaah. Sedangkan maksud dari "sedang mereka orang-orang yang mengerti" adalah mengerti dengan hati mereka apa yang diucapkan dengan lisan. Dalam hadits shahih dari Shabat 'Utsman Radhyiallahu 'anhu bahwa Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم bersabda: "Barangsiapa yang meninggal dunia dan ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhaq diibadahi dengan benar selain Allah, maka ia masuk surga"[HR.Muslim, Ahmad, dan Abu 'Awanah] . Banyak kita temui dari kaum Muslimin yang begitu mudahnya ia menyebutkan kalimat لا إلاه الله tapi di samping itu ia gencar melakukan kesyirikan kepada Allah. Maka ini menunjukkan mereka yang melakukan ini belum memahami apa yang mereka telah ucapkan, dan ini menjadi kekahwatiran yang besar karena ia telah berbuat yang merugikan kehidupan akhiratnya kelak. Maka saudara/iku marilah kita mulai mengoreksi diri dan keluarga terdekat kita terlebih dahulu, apakah kita dan keluarga telah memahi hakikat Syahadat itu. Setelah ini terwujud maka mulaialah mengingatkan saudara kita yang lainnya.

2. Syarat kedua:al-yaqiin

yaitu yakin sera benar-benar memahami kalimat لا إلاه الله tanpa ada keragauan dan kebimbangan sedikt pun Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم "...Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali hanya Allah dan bahwasanya aku (Muhammad صلى ا لله عليه وسلم) adalah utusan Allah, tidaklah seorang hamba menjumpai Allah (dalam keadaan) tidak ragu-ragu terhadap kedua (syahadat)nya tersebut, melainkan ia masuk Surga."[HR. Muslim, dari Abu Hurairah Radhyiallahu 'anhu]

Perhatikan pula QS. Al-Hujuraat:15.Maka,syarat untuk masuk Surga bagi orang yang mengucapkannya, yaitu hatinya harus yakin dengannya (kalimat Tauhid) serta tidak ragu-ragu terhadapnya. Apabila syarat tersebut tidak ada maka yang disyaratkan juga tidak ada. Sahabat Ibnu Mas'ud Radhyiallahu 'anhu berkata: "Yakin adalah iman secara keseluruhan (dan sabar adalah sebagian dari iman)"[HR.Bukhari secara mu'allaq]Tidak diragukan lagi bahwasanya orang yang yakin dengan makna لا إلاه الله , seluruh anggota tubuhnya akan patuh beribadah kepada Allah yang tiada sekutu bagi-Nya, dan akan mentaati Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم . Oleh karena inilah Sahabat Ibnu Mas'ud memohon ditambahkan iman dan keyakinan dengan berdo'a :اللهم زدنا إيمانا ويقينا وفقها"Ya Allah, tambahkanlah kepada kami keimanan, keyakinan, dan kefahaman"[HR. Abdullah bin Imam Ahmad dalam as-Sunnah dan sanadnya shahih]Beberapa kaum Muslimin yang menyengaja datang ke tempat-temapat yang dianggap mendatangkan berkah menunjukkan mereka tidak yakin dan ragu akan Kebesaran dan Kekuasaan Allah dalam memberi perllindungan dan memberi keberkahan. Ketahuilah bahwa Allah lebih Berkuasa atas diri-diri kalian, tidak ada kesulitan bagi Allah untuk menurunkan siksa-Nya di dunia, tapi Dia ingin melihat siapakah yang paling baik dan benar amalnya dan siapakah yang menentang-Nya dan menyekutukan-Nya.

3. Syarat ketiaga:al-ikhlas

Yaitu memurnikan amal perbuatan dari segala kotoran-kotoran syirik, dan mengikhlaskan segala macam ibadah hanya kepada Allah.Allah 'Azawajalla berfirman :"...Maka beribadahlah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Ny.Ingatlah , hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)... "[QS.Az-Zumar:2-3]Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم bersabda "Orang yang paling berbahagia dengan syafa'atku pada hari Kiamat nanti adalah orang yang mengucapkan :لا إلاه الله dengan ikhlas dari hati atau jiwanya"[HR. Al-Bukhari, Ahmad dari sahabat Abu Hurairah]

ketiga poin di atas adalah 3 dari 7 Syarat dua kalimat Syahadat, Insya Allah akan kami lanjutkan pada tulisan berikutnya. Semoga Allah masih mengizinkan kami untuk menulis ,dan antum wa antunna untuk bisa membaca tulisan ini.

Allahulmusta'an, Nas'alullahal 'afwawal 'aafiah

Subhanakallahumma wabihamdika Asyhaduallailaahailla anta astagfiruka wa'utubuilaik.[do'a kafaratul majelis, Salah satu sunnah Nabi untuk menutup setiap majelis]

Jakarta,14 Jumadilakhir 1431 H

Hamudi bin Abdurrahman

Mohon kesediaannya untuk memberikan koreksi pada tulisan yang salah ataupun keliru.

Sumber tulisan : Di ambil dari kitab Syarah aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas, pustaka Imam Asy-Syafi'i dengan sedikit perubahan dari penulis artikel.
Baca Lengkap Gan..

Rabu, 06 April 2011

postheadericon LARI DARI KENYATAAN



Penulis :dr.Khalid bin Abdul Aziz Al-Jubair,SpJP

Seorang pemuda berusia tujuhbelas tahun terkena tembakan peluru nyasar, maka kedua orangtuanya segera membawanya ke Rumah Sakit Angkatan Bersenjata di Riyadh.

Di dalam perjalanan menuju rumah sakit, pemuda itu memandang wajah ibunya yang sedang menangis sedih seraya berkata, “Wahai ibunda ,janganlah engkau bersedih, demi Allah aku dalam keadaan baik, sesungguhnya aku akan meninggal, demi Allah aku mencium semerbak wangi surga”

Setibanya di ruang gawat darurat , seorang dokter berusaha untuk menanganinya, akan tetapi pemuda itu berkata, “Wahai saudaraku !Sungguh aku akan mati,aku telah mencium semerbak wangi surga, karena itu janganlah engkau merepotkan dirimu, aku hanya menginginkan kehadiran ayah dan ibuku di sisiku”

Setelah kedua orangtuanya berada di sisinya, pemuda itu menyampaikan selamat tinggal kepada keduanya untuk selamanya, lalu melantunkan syahadat,”Asyhadu Alla Ilaaha Illallah wa Asyhadu Anna Muhammad Rasulullah”

Ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan jari telunjuk tangan kanan menunjuk, sebagaimana yang sedang membaca tasyahud dalam shalat.

Setelah shalat Maghrib, saya menemui saudara Dhiya’ seorang pegawai yang bertugas memandikan jenazah di Rumah sakit Angkatan Bersenjata di Riyadh, ia menceritakan kejadian tersebut dan meyakinkan bahwa dirinyalah yang membuka genggaman tangan pemuda tersebut.

Ia mendapati jenazah pemuda dalam keadaan segar bugar, suatu keajaiban yang belum pernah ia jumpai sebelumnya.

Saat orang tuanya ditanya mengenai kehidupan pemuda tersebut, mereka menerangkan ,”Almarhum sejak memasuki umur akil baligh adalah orang yang selalu membangunkan kami untuk menunaikan shalat Subuh, ia sangat tekun menunaikan shalat malam dan membaca Al-Qur’an , selalu berusaha untuk mengikuti shalat wajib berjamaah di masjid, ia selalu mendapatkan nilai yang memuaskan dalam setiap pelajarannya, ia termasuk peraih rangking atas di kelas dua SMA.”

Kemudian saya menceritakan kisah ini kepada seorang dokter ahli bedah jantung yang lainnya. Tiba-tiba dokter itu mengajukan cuti selama satu minggu tanpa ada sebab dan alasan yang mendesak ,"Aku ingin berintrospeksi (muhasabah), apalah artinya diriku ini jika dibandingkan dengan seorang pemuda yang penuh dengan kebaikan tersebut.

Kemudian saya menghubungi dokter ahli bedah jantung yang lainnya yang bekerja di Jeddah, ia pun tidak kuasa menahan perasaannya lalu menangis terharu.

Saya sangat berbahagia menyaksikan perubahan pada kedua dokter tersebut,kenapa?
Karena kedua dokter itu merasa iri kepada pemuda tersebut atas kemuliaannya dengan amal ibadah ukhrawinya, bukan karena harta benda yang telah dikumpulkannya, ini merupakan fenomena yang menyejukkan.

Akan tetapi sayangnya orang-orang pada zaman sekarang banyak yang terlena dan larut dalam berlomba-lomba untuk mengumpulkan kemewahan dunia, padahal bagi Allah Ta’ala,dunia ini tidak lebih berharga dari pada sayap seekor nyamuk.

Sebuah pertanyaan yang perlu untuk dijawab,”Masih adakah orang yang mau berlomba-lomba bersama saudara-saudaranya dalam beramal saleh?”

Masih adakah orang yang apabila melihat saudaranya duduk sambil memegang mushaf setelah memunaikan shalat Ashar lalu membacanya, ia tertegun seraya bertanya kepada dirinya sendiri,”Kenapa aku tidak ikut serta duduk dan membaca Al-Qur’an sebagaimana yang ia lakukan?”Segera orang itu duduk mengambil Al-Qur’an dan membaca sepuasnya.

Masih adakah di antara kita ketika melihat tetangganya atau kerabatnya bangun di malam hari untuk menunaikan shalat malam ia merasa iri, lalu bertanya kepada diri sendiri , “Kenapa ia bangun untuk menunaikan shalat malam sedangkan aku tidak?Betulkan aku mengharapkan surga sebagaimana ia mengharapkannya? Betulkan aku memimpikan apa yang ia mimpikan?”Kemudian ia beranjak untuk menunaikan shalat malam walaupun sebentar.

Lalu timbul pertanyaan yang lain,”Berapa banyakkah umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang selalu menjaga shalat malamnya pada masa-masa sekarang ini?” Sungguh sangat sedikit, sungguh sayang sekali.

Kemudian aku (Hamudi) berkata :”Tidakkah kalian bisa mengambil pelajaran dari kisah nyata ini? Sungguh hati kalian sedang sakit ketika jika hati kalian tidak bergetar membaca kisah ini karena hanya hati yang selamatlah yang bisa mengambil pelajaran dari kisah-kisah orang yang shalih, Wallahua’lam”

[Dikutip dari buku Musyahaahadaat Thabiib Qashash Waqi’iyyah karya dr. Khalid bin Abdul Aziz Al-Jubair,SpJP, dengan edisi Indonesia “KESAKSIAN SEORANG DOKTER mensucikan hati dengan kisah-kisah nyata”,Darus Sunnah,Jakarta Timur]

 Wallahua'lam
Baca Lengkap Gan..

Selasa, 05 April 2011

postheadericon Taukah Anda apakah makna dan konsekuensi dari dua kalimat syahadat?[2]


Segala puji hanya bagi Allah Tuhan Semesta Alam, Kami memuji-Nya dengan segala pujian. Engkaulah yang memberikan Kami hidup dan Engkau pula yang mematikan kami. Kami bersyukur padaMu atas segala nikmat terutama nikmat waktu dan kesempatan sehingga kami bisa melanjutkan tulisan ini dan memberikan manfaat bagi kaum Muslimin.

Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul-Nya.

Berkaitan dengan makna kalimat syahadat kedua yaitu “Muhammadarrasulullah” yang kebanyakan kaum Muslimin tidak menjalankan konsekuensi atas kalimat ini yang telah dan bahkan sering mereka ucapkan dari lisan mereka . Ini adalah pemandangan yang dipertontonkan di hadapan mereka tapi mereka tidak pernah terbetik di hati mereka untuk ingin mengetahui bagai mana sebenarnya syariat menetapkan hal ini.

Ketika seseorang telah mengucapkan dua kalimat syahadat maka ia telah berada dalam agama yang mulia yaitu dienul Islam, di mana setiap manusia akan memperoleh kemulian dengan berjalan di atas dien ini. Tentunya kemulian itu akan didapatkan jika halnya mereka memuliakan dien ini dengan memahami setiap apa yang Allah dan Rasul-Nya kehendaki. Dalam hal ini kalimat syahadat “Muhammadarrasulullah ” telah mengikat mereka dengan berbagai konsekuensi yang harus mereka jalani agar mereka termasuk ke dalam golongan kaum Nabi Muhammad Shallallahu’alaihiwasallam sebagai mana dalam hadits Rasulullah

“Barangsiapa yang membenci Sunnahku, maka ia bukan termasuk golonganku”[HR.Bukhari dan Muslim].

Termasuk di dalamnya adalah mereka yang enggan melaksanakan Sunnah Rasulullah setelah mereka mengetahui ilmunya dan lebih senang melaksanakan adat istiadat yang bertentangan dan tidak pernah dicontohkan dalam Sunnah. Maka berhati-hatilah engkau wahai saudari/iku yang suka menentang atau mengabaikan Sunnah Rasulullah. Mulailah dari sekarang untuk menjadi manusia yang kritis, yaitu tidak akan beramal dengan amalan yang tidak pernah Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam contohkan dalam Sunnahnya. Koreksi setiap amalan yang kalian lakukan apakah ada contohnya dari Rasulullah atau tidak, dan jika ada apakah telah sesuai dengan yang dicontohkan Beliau?
Dengan seseorang telah mengucapkan syahadat kedua yaitu “Muhammadarrasulullah ” maka ia harus mencintai Rasulullah dan siap menjalankan konsekuensi dari cintanya itu yaitu seperti yang telah dijelaskan point-pointnya pada tulisan sebelumnya pada konsekuensi syahadat “Muhammadarrasulullah”.


1. Mencintai Rasulullah
Mencintai Rasulullahmengharuskan adanya pengagungan, memuliakan, meneladani beliau dan mendahulukan sabda beliau shallallahu’alaihiwasallam atas segala ucapan makhluk serta mengagungkan Sunnah-sunnahnya. Namun sekarang yang terjadi adalah sebaliknya, banyak di antara kaum Muslimin mempertontkan sikapnya yang mendahulukan pendapat seorang ustadz,kiyai,habaib,dan selainnya di atas Sabda Nabi. Mereka mendahulukan perkataan makhluk dari pada mendahulukan wahyu yang Rasulullah ucapkan atas izin Allah. Inikah bukti kecintaan kita kepada Rasulullah?
Allah berfirman dalam surat Al-Hujurat[49]:1 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui."[ Al-Hujuraat(49):1 ]

2. Mentaati apa yang Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam perintahkan.
Jika kita mengakui diri kita mencintai Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam maka tunjukkanlah bahwa kita mentaati setiap apa yang Beliau perintahkan dan menjauhi setiap apa yang Beliau larang karena tidak lain apa Beliau ucapkan adalah wahyu yang diwahyukan Allah kepada Beliau. Dan ketahuilah sebab seseorang dimasukkan ke dalam surga adalah taat kepada Beliau. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa’ :13
تِلْكَ حُدُودُ اللّهِ وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
"(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar."

3. Membenarkan apa yang Beliau Shallallahu’alaihiwasallam sampaikan.

Allah berfirman dalam surat An-Najm(53):3-4
وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَىإِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
"dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."

Menahan diri dari apa yang dilarang dan dicegah oleh Beliau shallallahu’alaihiwasallam
Allah berfirman dalam surat Al-Hasyr[59]:7
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُوَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
"...Apa-apa yang deberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya."

Beribadah sesuai dengan apa yang beliau shallallahu’alaihiwasallam syari’atkan, atau dengan kata lain ittiba’ kepada beliau shallallahu’alaihiwasallam.
Agama Islam telah sempurna, tidak boleh ditambah dan tidak boleh dikurangi. Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam diututs oleh Allah untuk mengajarkan ummat islam tentang bagaimana cara yang benar dalam beribadah kepada Allah, dan beliau telah menyampaikan semuanya. Oleh karena itu, ummat Islam wajib ittiba’ kepada Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam agar mereka mendapatkan kecintaan Allah , kejayaaan dan dimasukkan ke dalam Surga-Nya.


Perhatikanlah saudara/iku. Di antara cinta kepada Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam adalah dengan mengamalkan Sunnahnya, menghidupkan, dan mengajak kaum Muslimin untuk mengamalkannya, serta berjuang membela As-Sunnah dari orang-orang yang mengingkari As-Sunnah dan melecehkannya. Termasuk cinta kepada Nabi shallallahu’alaihiwasallam adalah menolak dan mengingkari semua bentuk ibadah yang dibuat-buat di dalam masyarakat yang dikenal dengan bid’ah, karena ketahuilah bahwa setiap bid’ah(dalam hal agama) adalah sesat.

Segala puji Bagi Allah,semoga yang membaca tulisan ini bisa menyampaikannya kepada yang tidak dapat membacanya, semoga Allah memberikan kita Taufiq dan hidayahnya sehingga yang samar-samar menjadi jelas dan kita di hantarkan di atas jalan yang haq.

Wallahua'lam. Tulisan ini Insya Allah masih belum selesai. Semoga Allah masih memberikan kami waktu luang dan kesehatan untuk dapat melanjutkan tulisan ini.

ditulis di Jakarta, 9 Jumada2,1431 H
Hamudi bin Abdurrahman

Sumber tulisan : Di ambil dari kitas Syarah aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas, pustaka Imam Asy-Syafi'i dengan sedikit perubahan dari penulis artikel.
Baca Lengkap Gan..

Minggu, 03 April 2011

postheadericon Taukah Anda apakah makna dan konsekuensi dari dua kalimat syahadat?


Bismillahirrahmanirrahim




Segala Puji hanya bagi Allah,Kami memuji-Nya, karena dengan izin-Nya kami masih bisa menuliskan tulisan yang bermanfaat bagi kaum Muslimin, Insya Allah. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul-Nya.



Kerap terdengar ditelinga kita seseorang muslim mengucap Laa Ilaaha Illallah Muhammadarrasulullah dalam dzikir-dzikir mereka. Namun sungguh sangat disayangkan apabila ia mengucapkannya tanpa tau bahakan tanpa mautau makna dari apa yang ia lontarkan dari kedua bibirnya.



Padahal dua kalimat syahadat ini merupakan dasar sah dan diterimanya semua amal. Dan ketahuilah, bahwa diterimanya amalan seseorang tidak hanya dengan mengucapkan duakalimat syahadat, tapi ia harus siap dengan semua konsekuensi dari mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut.




Kedua kalimat syahadat ini memiliki makna, syarat-syarat , dan rukun-rukun yang harus diketahui, diyakini, diimani, dan diamalkan oleh seluruh kaum Muslimin.

  • Makna Laa ilaaha illallah Kalimat Laa ilaaha illallah memiliki makna yaitu beri'tikad dan berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala, menta'ati hal tersebut dan mengamalkannya. La ilaaha berarti menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapa pun orangnya dan apapun bentuknya, sedangkan Illallah adalah penetapan hak Allah semata untuk disembah. [At Tauhid Lish Shaffil Awwal Al-Ali,Syeikh bin Baz] Secara garis besar berarti “Tidak ada sesembahan yang yang berhaq diibadahi dengan benar kecuali Allah” karena tuhan yang diibadahi selain Allah sangat banyak sekali, tetapi yang haq adalah hanya satu yaitu Allah semata. Kemudia ada kata-kata “dengan benar” dimaksudkan bahwa Allah mencintai para hamba-Nya yang beribadah kepada-Nya sesuai dengan cara yang Ia perintahkan baik secara langsung yang ada di Al-Qur’an maupun melalui Sunnah Nabi-Nya dan dan Ia murka pada para hamba-Nya yang beribadah dengan ibadah yang tidak Ia perintahkan. Dari pengertian makna dua kalimat syahadat ini ternyata banyak kaum Muslimin yang menafsirkan duakalimat syahadar dengan tafsiran yang batil dan fatal, maka di sini kami menasihati kaum Muslimin seluruhnya untuk tidak menafsirkan 2 kalimat syahadat dengan tafsiran di bawah ini
  1. Menafsirkannya dengan Laa ma’buda illallah(tidak ada yang diibadahi kecuali Allah ), padahal kalimat ini menunjukkan bahwa setiap yang diibadahi , baik benar maupun salah,berarti Allah
  2. Tidak ada pencipta kecuali Allah, padahal makna tersebut meupakan sebagian dari makna Laa ilaha Illallah yaitu masuk ke dalam Tauhid Rububiyah saja, sehingga belum cukup. Hal inilah yang juga diyakini oleh orang-orang musyrik yang hanya meyakini Allah sebagai pencinta segala suatu tetapi mereka selain beribadah kepada Allah juga mereka beribadah kepada batu, pohon, matahari,dll. Mereka ketika ditanya “Mengapa kalian menyembah batu” maka mereka menjawab “Kami tidak menyembah batu ini tetapi kami menjadikannya sebagai perantara kami dengan Allah”. Jika kita lihat para pemuja kubur dan pencari berkah pada tempat-tempat atau pada benda yang mereka anggap mendatangkan berkah saat ini tidak beda jauh jawaban mereka dengan kaum musyrikin zaman dulu. Meskipun mereka beralasan tidak menyembahnya yaitu apa-apa selain Allah tetapi Rasulullah tetap menyatakan mereka jatuh pada perbuatan syirik dan inilah yang Rasulullah perangi di zaman beliau dan ikuti oleh para Sahabat.
  3. "Tidak ada hakim (penentu hukum) selain Allah". Ini juga sebagian dari makna kalimat " Laa ilaaha illallah ". Tapi bukan itu yang dimaksud, karena apabila mengesakan Allah hanya dengan pengakuan atas sifat Allah Yang Maha Penguasa saja namun masih berdo’a kepada selain-Nya atau menyelewengkan tujuan ibadah kepada sesuatu selain-Nya, maka hal ini belum termasuk definisi yang benar.
  • Makna Syahadat "Anna Muhammadan Rasulullah"
  1. Mentaati apa-apa yang beliau perintahkan.
  2. Membenarkan apa-apa yang beliau sampaikan
  3. Menjauhkan diri dari apa-apa yang beliau larang
  4. Tidak beribadah kepada Allah melainkan dengan cara yang telah disyari’atkan. Artinya, kita wajib beribadah kepada Allah menurut apa yang disyari’atkan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihiwasallam, kita wajib ittiba’ kepada beliau shallallahu ‘alaihiwasallam.
Insya Allah penjelasan ini masih berlanjut pada tulisan berikutnya, semoga Allah masih meberikan kesempatan waktu dan umur untuk melanjutkan tulisan ini . Kami berlindung dari segala keburukan dan kejahatan makhluk-Nya dan kami mengembalikan semua urusan kepada Allah semata. Semoga Allah memberikan hidayah berupa taufiq kepada kita semua. Allahul Musta’aan nas’alullaahal ‘afwa wal ‘aafiyah. Ditulis di Jakarta, 8 Jumada 2 ,1431H Hamudi bin Abdurrahman as-Salafy [Diambil dari sebagian kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah,ust.Yazid bin Abdul Qadir Jawas, terbitan pustaka Imam Asy-Syai’i, dan penjelasan dari Syeikh bin Baz dalam kitab At Tauhid Lish Shaffil Awwal Al-Ali],.Af1 kalo ada yang salah tulis tolong di ingatkan,.
Baca Lengkap Gan..

Sabtu, 02 April 2011

postheadericon Bertepuk Tangan Merupakan Perbuatan Jahiliyah

Pertanyaan



Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Apakah bertepuk tangan dalam suatu acara atau pesta diperbolehkan, ataukah itu termasuk pebuatan makruh?



Jawaban



Bertepuk tangan dalam suatu pesta merupakan perbuatan jahiliyah, dan setidaknya perbuatan itu adalah perbuatan yang makruh. Tetapi secara jelas dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur'an menunjukkan bahwa hal itu adalah perbuatan yang diharamkan dalam agama Islam; karena kaum muslimin dilarang mengikuti ataupun menyerupai perbuatan orang-orang kafir. Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman tentang sifat orang-orang kafir penduduk Makkah,"Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepukan tangan." [Al-Anfal: 35]



Para ulama berkata, "Al-Muka' mengandung pengertian bersiul, sedangkan At-Tashdiyah mengandung pengertian bertepuk tangan. Adapun perbuatan yang disunnahkan bagi kaum muslimin adalah jika mereka melihat atau mendengar sesuatu yang membuat mereka takjub, hendaklah mereka mengucapkan Subhanallah atau Allahu Akbar sebagaimana yang disebutkan dalam hadits-hadits shahih dari Nabi Shallallahu `alaihi wa sallam .



Bertepuk tangan hanya disyariatkan khusus bagi kaum wanita ketika mendapatkan seorang imam melakukan suatu kesalahan di dalam shalat saat mereka melaksanakan shalat berjamaah bersama kaum pria, maka kaum wanita disyariatkan untuk mengingatkan kesalahan imam dengan cara bertepuk tangan, sedangkan kaum pria memperingatkannya dengan cara bertasbih (mengucap kata Subhanallah) sebagaimana yang disebutkan dalam hadits dari Nabi Shallallahu `alaihi wa sallam . Maka jelaslah bahwa bertepuk tangan bagi kaum pria merupakan penyerupaan terhadap perbuatan orang-orang kafir dan perbuatan wanita, sehingga bertepuk tangan dalam suatu pesta -baik kaum pria maupun wanita- adalah dilarang menurut syariat. Semoga Allah memberi petunjuk.



[Fatawa Mu'ashirah, hal. 67, Syaikh Ibn Baz]

Baca Lengkap Gan..

postheadericon Telinga yang Lalai dari Mengingat Allah


Dari Nafi’ maula Ibnu Umar radliyallahu’anhuma:

“Bahwasanya Ibnu Umar radliyallahu’anhuma pernah mendengar suara seruling seorang penggembala. Maka beliau (Ibnu Umar) meletakkan kedua jarinya di telinganya lalu mencari jalan lain. Ibnu Umar berkata: ‘Wahai Nafi’ ! Apakah kamu mendengarkan suara ini?’ Maka aku menjawab: ‘Ya!’ Dan beliau selalu mengatakan demikian, sampai aku mengatakan: ‘Saya tidak mendengar lagi!’ Lalu Ibnu Umar: ‘Saya pernah melihat Rasululloh shallallahu’alaihi wa sallam mendengar seruling penggembala lalu beliau melakukan seperti ini’” (Atsar Shohih, Dikeluarkan Imam Ahmad 4535-4965, dan lain-lain dishohihkan Syaikh Ahmad Syakir dan Syaikh Al-Albani dalam Tahrimu Alatu Thorbi hlm. 116)

Atsar ini menunjukkan betapa besarnya semangat para sahabat radliyallahu’anhum dalam menjaga pendengaran, diantaranya tidak mendengarkan alunan musik, serta selalu beruswah kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.

Anehnya atsar ini kadang malah dijadikan dalil tentang bolehnya mendengarkan nyanyian.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata dalam Majmu’ Fatawa 30/212:

Hadits tersebut -jika memang shohih- maka tidak bisa dijadikan dalil dibolehkannya mendengarkan nyanyian musik, bahkan larangan tersebut lebih utama dikarenakan beberapa segi:



  1. Yang diharamkan adalah “mendengarkan” bukan hanya “sekedar mendengar”. Seseorang jika mendengar kekufuran, ucapan dusta, ghibah (gunjingan), celaan, serta musik dan nyanyian tanpa adanya niat/maksud untuk mendengarkan -seperti seseorang yang hanya sekedar lewat jalan tersebut lalu mendengar suara nyanyian- maka orang tersebut tidaklah mendapatkan dosa dengan kesepakatan kaum muslimin. Dan kalau seandainya ada seseorang yang berjalan lalu mendengar bacaan al-Qur’an tanpa mendengarkannya terhadap bacaan tersebut maka dia tidak mendapatkan pahala. Dan dia akan mendapatkan pahala jika dia mendengarkan dan memperhatikan bacaan tersebut yang ia maksudkan. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dan Ibnu Umar itu keduanya hanya sekedar melewati jalan tersebut tanpa ada niatan mendengarkan nyanyian, begitu juga apa yang dilakukan oleh Ibnu Umar dan Nafi’. 
Baca Lengkap Gan..

postheadericon TERNYATA SHALATNYA ORANG YANG TELPON2AN/SMSAN MA LAWAN JENIS BISA GA DI TERIMA LHOO


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan segala nikmat ini sehingga masih bisa berbagi ilmu dengan antum wa antunna. Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan atas junjungan Alam Nabi besar Muhammad Shallallahu’alaihiwasallam,dan juga para sahabat dan keluarga beliau yang selalu ada untuk beliau.



Terlihat sedikit mengejutkan jika dilihat dari judul tulisan ini, tapi beginilah upaya kami untuk memberikan nasihat bagi kita semua bahwa ada yang hal yang sangat penting yang mungkin kita semua meremehkannya.

Tulisan ini adalah tindak lanjut dari status-status kami yang banyak menyinggung problematika asmara yang terjadi antar pemuda/i saat ini. Khususnya interaksi di antara mereka baik via telpon maupun sms.

Tidak sedikit di antara mereka yang menjalin kasih secara terang-terangan(pacaran) maupun sembunyi-sembunyi karena takut di bilang pacaran dan banyak alasan lainnya. Bisa karena orang shalih yang terperangkap penyakit asmara maupun anak culun yang baru tau yang namanya cinta.



Inilah nasihat dari kami sebagai bentuk ingkar mungkar bagi kemaksiatan yang terus-menerus dilakukan oleh banyak orang saat ini,karena kewajiban bagi setiap muslim untuk ingkar mungkar terhadap suatu kemaksiatan di atas muka bumi ini apabila tidak ada yang ingkar mungkar sebelumnya.



“Telah dilaknati oran-orang kafir dai Bani Israil dengan lisan Dawud dan ‘Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu”[QS.al maidah:78-79]

Baiklah kita mulai saja ke inti pembicaraan kita.



Mengenal apa itu Madzi

Bagi yang suka telpon-telponan ma smsan akan sangat sering mendapatkan hal ini, yaitu madzi. Ketika seseorang telah masuk ke dalam perbincangan langsung maupun via perantara dengan lawan jenisnya, kemudian di pembicaraan tersebut telah mulai mengundang syahwat maka di sinilah penyebab bisa tidak diterimanya shalat seseorang itu.

Madzi adalah cairan tipis dan putih yang berbentuk lendir, keluar dari (maaf) kemaluan disebabkan karena syahwat yang sedang bergejolak, tapi tidak keluar dengan syahwat(sebagaimana mani yang keluar dengan syahwat dan memancar) sehingga terkadang tidak diketahui kapan keluarnya. Bisa akibat menghayal yang jorok, berkata-kata mesra ke lawan jenis, di awal hubungan intim suami istri dan sebagainya yang dapat membangkitkan syahwat. Dan orang yang suka telpon-telponan dan smsan lebih mengetahui akan hal ini.



Hukum dari Madzi

Madzi statusnya adalah najis berdasarkan hadits Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

“Saya adalah seorang pria yang sering mengeluarkan madzi. Karena itu saya pun menyuruh Miqdad menenyakan hal itu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah bersabda, cukup berwudhu saja!” (H.R Bukhari)



Maksudnya adalah untuk mensucikan diri itu adalah dengan berwudhu sehingga hokum dari madzi adalah najis yang dapat membatalkan wudhu.



Dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa Rasulullah memerintahkan beliau untuk mencuci zakar dan buah pelir lalu berwudhu. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu ‘Uwanah dalam Al-Mustakhrij.



Dalam kitab At-Talkhis Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata, “Sanad hadits ini bersih tidak ada cacatnya. Oleh sebab itu, madzi statusnya najis wajib mencuci zakar dan buah pelir karena mengeluarkannya serta membatalkan wudhu.”

Bagaiman dengan pakaiannya? “Dianjurkan agar mengerik mani yang melekat pada pakaian meski kita telah menyatakan bahwa mani itu suci. Namun tetap sah shalat dengan mengenakan pakaian yang terkena mani meskipun belum dikerik.” (Al-Mughni I/763)



Adapun madzi, maka cukuplah dengan memercikkan air pada pakaian yang terkena karena sangat menyulitkan bila harus dicuci. Dalilnya adalah riwayat Abu Dawud dalam Sunannya, dari Sahal bin Hanif radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

“Saya merasakan kesulitan yang sangat disebabkan sering mengeluarkan madzi, sehingga saya berulang kali mandi. Lalu saya tanyakan hal tersebut kepada Rasulullah. Beliau menjawab, “Cukup bagimu berwudhu!” Wahai Rasulullah, bagaimana dengan pakaian yang terkena madzi?” tanyaku lagi. “Cukup engkau ambil seciduk air lalu percikan pada bagian yang terkena madzi!” jawab beliau.



Apakah Madzi itu ada pada wanita?

Jawaban: Ia,terjadi juga pada wanita, dan bahkan lebih sering terjadi pada wanita. Lalu mengapa dari hadits di atas kebanyakan para sahabat yang bertanya? Jawabannya karena wanita sifatnya pemalu, sehingga segan untuk bertanya langsung kepada Rasulullah. Setiap hukum yang dijelaskan oleh Rasulullah itu secara umum adalah sama antara laki-laki dengan perempuan hingga ada dalil jelas yang membedakan hukumnya.



Kenapa Bisa Tidak diterima Shalat orang2 yang suka Telponan/smsan?

Inilah jawabannya : Setelah penjelasan tentang tentang sifat madzi itu maka kita mendapatkan beberapa hal yaitu:

1. Madzi itu najis dan harus di sucikan baik pada kemaluan dan pakaian yang terkena

2. Madzi itu keluar sering tanpa di sadari



Dari point di atas maka ada hubungan yang erat antar tema kita. Madzi keluar tanpa disadari sehingga orang yang sedang mabuk asmara, bercakap-cakap via telpon/sms tidak menghiraukan kondisi pada dirinya apakah ia keluar madzi atau tidak. Akibatnya mereka sering lupa untuk membersihkan diri dan pakaiannya dari madzi tersebut, dan DALAM KONDISI TIDAK SUCI BAIK DIRI MAUPUN PAKAIANNYA IA DIRIKAN SHALAT,dan apa hasilnya? Ia shalat dalam keadaan najis. Dengan kata lain

SHALATNYA TIDAK SAH.



Inilah sedikit nasihat dan sekaligus peringatan bagi antum wa antunna yang masih berkecimpung di dunia telpon2an/smsan mesra ada ancama dosa besar di balik itu semua.

Setiap kedzaliman dan kemaksiatan yang diperbuat sebelum bertaubat maka akan menimbulkan musibah yang besar bagi dunia dan akhiratnya.



Wallahua’lam

Sumber :

1. Majalah Al-Furqan edisi 05 tahun ke 10 bab “Meredam kemungkaran jalan menuju kebahagiaan”

2. Rumaysho.com

3. mardee19.wordpress.com

4. Muslim.or.id



Hamudi bin Abdurrahman

Jakarta,2 Muharam 1432 H
Baca Lengkap Gan..

Jumat, 01 April 2011

postheadericon Kriteria Wanita Idaman #2


Kriteria keempat: Betah Tinggal di Rumah

Di antara yang diteladankan oleh para wanita salaf yang shalihah adalah betah berada di rumah dan bersungguh-sungguh menghindari laki-laki serta tidak keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Hal ini dengan tujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari godaan wanita yang merupakan godaan terbesar bagi laki-laki.

Allah Ta’ala berfirman,

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

“Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab: 33).


Ibnu Katsir ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan, “Hendaklah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian keluar rumah kecuali karena ada kebutuhan”.[9]

Dari Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya”.[10]

Kriteria Kelima: Memiliki Sifat Malu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْحَيَاءُ لاَ يَأْتِى إِلاَّ بِخَيْرٍ

“Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.”[11]

Kriteria ini juga semestinya ada pada wanita idaman. Contohnya adalah ketika bergaul dengan pria. Wanita yang baik seharusnya memiliki sifat malu yang sangat. Cobalah perhatikan contoh yang bagus dari wanita di zaman Nabi Musa ‘alaihis salam. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ دُونِهِمُ امْرَأتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ (23) فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ (24)

“Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”.Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya.” (QS. Qashash: 23-24). Lihatlah bagaimana bagusnya sifat kedua wanita ini, mereka malu berdesak-desakan dengan kaum lelaki untuk meminumkan ternaknya. Namun coba bayangkan dengan wanita di zaman sekarang ini!

Demikianlah kriteria wanita yang semestinya jadi idaman. Namun kriteria ini baru sebagian saja. Akan tetapi, kriteria ini semestinya yang dijadikan prioritas.

Intinya, jika seorang pria ingin mendapatkan wanita idaman, itu semua kembali pada dirinya. Ingatlah: ”Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik”. Jadi, hendaklah seorang pria mengoreksi diri pula, sudahkah dia menjadi pria idaman, niscaya wanita yang ia idam-idamkan di atas insya Allah menjadi pendampingnya. Inilah kaedah umum yang mesti diperhatikan.

Semoga Allah memudahkan kita untuk selalu mendapatkan keberkahan dalam hidup ini.

Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.



Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel www.remajaislam.com

Dipublikasikan oleh http://salafiyunpad.wordpress.com/

[9]Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11/150.

[10] HR Ibnu Khuzaimah no. 1685. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.

[11] HR. Bukhari no. 6117 dan Muslim no. 37, dari ‘Imron bin Hushain.
Baca Lengkap Gan..

Paling Sering di Baca

Jumlah pengunjung

Chat Box