tag:blogger.com,1999:blog-28971319338392019012024-02-19T07:01:39.501-08:00Indahnya Di Atas SunnahSegala puji bagi Allah yang selalu kami puji, kami mohon pertolongan dan ampunan-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejelekan diri kami dan dari keburukan amal perbuatan kami. Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tiada yang dapat menyesatkannya dan siapa yang Allah sesatkan maka tiada yang dapat memberinya petunjuk. Kami bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.comBlogger30125tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-20269288340071377232012-02-14T03:06:00.000-08:002012-02-14T03:06:27.622-08:00Koreksi terhadap buletin jumat al-ihsan[PERAYAAN MAULID NABI]Bismillah.<br />
Adalah menjadi kewajiban bagi setiap Muslim maupun Muslimah untuk menjaga agamnya dari segala macam fitnah,terutama fitnah Syubhat, fitnah yang dalam bentuk kesimpang siuran mengenai hukum sya'i yang ada dalam Agama Islam. Salah satu cara yang paling ampuh untuk selamat dari fitnah Syubhat adalah dengan bashirah, atau pengetahuan yang baik dan mendalam tentang Agama Islam iniSempat beredar sebuah buletin yang cukup mencengangkan isinya. Buletin ini disebarkan pada hari jumat kemarin tanggal 10 februari 2012.<br />
Permasalahan yang diangkat sebenarnya adalah masalah lama yang sudah lama dijawab, tapi diangkat kembali untuk berusaha menggoyahkan pemahaman orang yang sudah mulai bagus pemahamannya mengenai Islam. Buletin ini mengangkat tema seperti judul yang Kami tuliskan di atas, yaitu tentang peryaan MAULID NABI.<br />
<span class="fullpost"> <br />
Mungkin pada kesempatan kali ini kami akan mengulas kekeliruan isi penulisan buletin itu dari sisi sejara. Baiklah mari kita simak uraian berikut ini.<br />
<br />
<b> Dalam buletin tersebut diungkapkan bahwa <br />
Sholahuddin al-Ayyubi adalah Pencetus Perayaan Maulid Nabi. Apakah benar demikian?</b><br />
<br />
<b> Pertama </b>yang menjadi kekeliruan besar dari buletin tersebut adalah tidak mencantumkan sumber yang jelas sebagai bukti kebenaran pernyataan tersebut. Satu saja kitab tidak disebutkan,kitab yang tidak dinalpun tidak disebutkan lebih-lebih lagi kitab ulama yang terkenal seperti Fathul Bari atau Bidayah wan Nihayah karya al Hafiz Ibnu Katsir dan semisalnya. Padahal Allah telah mengingatkan kita dalam surat Al-Hijr:9 <br />
<i> "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya"</i><br />
Dan Allah buktikan kebenaran-Nya dengan menjadikan Islam sebagai satu-satunya agama yang terpelihara keotentikan sumber hukumnya yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah hingga akhir zaman melalui SANAD. Silakan klik link ini untuk membaca uraian lengkap tentang <u><a href="http://www.alsofwah.or.id/cetakhadits.php?id=136">sanad</a>, </u></span><br />
<span class="fullpost">Sanad akan diterima jika sanad itu dapat dipercaya kebenarannya.<br />
<br />
<b> Kedua</b>, yang menjadi kekeliruan berikutnya adalah tentang Sirah atau sejarah sebenarnya awal mula perayaan MAULID NABI yang dikait-kaitkan dengan Sultan Sholahuddin al-Ayyubi. <br />
Mari kita simak penjelasan lengkap mengenai Asal usul perayaan MAULID NABI yang dikaitkan dengan beliau.<br />
<br />
Para ulama ahli sejarah menyebutkan , bahwa yang pertama kali memperingati malam maulid nabi adalah para raja dari Daulah Ubaidiyyah, sebuah Negara (yang menganut keyakinan) <i>Bathiniyyah Qoromithoh</i> meskipun mereka menamakan dirinya sebagai Daulah Fathimiyyah. Merekalah yang dikatakan oleh Imam al Ghozali: <i>“Mereka adalah sebuah kaum yang tampaknya sebagai orang Syiah Rafidhah padahal sebenarnya mereka adalah orang-orang kafir murni.” </i>Hal ini dikatakan oleh al Miqrizi dalam al-Khuthoth: 1/280, al Qolqosyandi dalam Shubhul A’sya: 3/398, as Sandubi dalam Tarikh Ihtifal Bil Maulid hal.69, Muhammad Bukhoit al Muthi’I dalam Ahsanul Kalam hal.44, Ali Fikri dalam Muhadhorot beliau hal.84, Ali Mahfizh dalam al ‘Ibda’ hal.126.<br />
<br />
Kemudian Imam Ahmad bin Ali al Miqrizi berkata: <i>“Para kholifah Fathimiyyah mempunyai banyak perayaan setiap tahunnya. Yaitu perayaan tahun baru, perayaan hari asyuro, perayaan maulid nabi, maulid Ali bin Abi Tholib, maulid Hasan, maulid Husein, maupun maulid Fathimah az Zahro’, dan maulid kholifah. (Juga ada) perayaan awal Rojab, awal Sya’ban, nisfhu Sya’ban, awal Romadhon, pertengahan Romadhon, dan penutup Ramadhon…”</i> [al Mawa’izh:1/490]<br />
<br />
Alhasil, pengingatan maulid nabi pertama kali dirayakan oleh para raja Ubaidiyyah di Mesir. Dan mereka mulai menguasai Mesir pada tahun 362H. Lalu yang pertama kali merayakannya di Irak adalah Umar Muhammad al Mula oleh Raja Mudhoffar pada abad ketujuh dengan penuh kemewahan.<br />
<br />
Para sejarawan banyak menceritakan kejadian itu, diantaranya <b>al Hafizh Ibnu Katsir</b> dalam Bidayah wan Nihayah: 13/137 saat menyebutkan biografi Raja Mudhoffar berkata: <i>“<b>Dia merayakan maulid nabi pada bulan Robi’ul Awal dengan amat mewah. As Sibt berkata: “Sebagian orang yang hadir disana menceritakan bahwa dalam hidangan Raja Mudhoffar disiapkan lima ribu daging panggang, sepuluh ribu daging ayam, seratus ribu gelas susu, dan tiga puluh ribu piring makanan ringan…”</b></i><b><br />
Imam Ibnu Katsir juga berkata: </b><i><b>“Perayaan tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh agama dan para tokoh sufi. Sang raja pun menjamu mereka, bahkan bagi orang sufi ada acara khusus, yaitu bernyanyi dimulai waktu dzuhur hingga fajar, dan raja pun ikut berjoget bersama mereka.</b>”</i><br />
<br />
Setelah penjelasan diatas, maka <b>bagaimana mungkin dikatakan bahwa Imam Sholahuddin al Ayyubi adalah penggagas maulid nabi, padahal fakta sejarah menyebutkan bahwa beliau adalah seorang raja yang berupaya menghancurkan Negara Ubaidiyyah.</b> [Penjelasan di atas diambil dari situs <a href="http://alqiyamah.wordpress.com/">http://alqiyamah.wordpress.com</a>] <br />
<br />
Dari penjelasan di atas maka sangatlah jauh isi buletin itu dari kebenaran. Pada awal penulisan si penulis menjelaskan tentang kontra dari tulisan di buletin itu yaitu tentang pelarangan perayaan maulid nabi. Terkesan begitu berilmu dan pantas untuk dibaca, tapi sangat disayangkan sekali sanggahan-sanggahan yang diluncurkan tidak memiliki dalil yang kuat satu pun. <br />
<br />
Wallaahua'lam,.Demikian uraian singkat kami untuk mengoreksi isi dari buletin al-ihsan. Koreksi dari sisi pendalilan oleh penulis akan kami publish segera. <br />
<br />
link ke pembahasan selanjutnya :<a href="http://www.facebook.com/note.php?saved&%C2%ACe_id=10151268662185858">http://www.facebook.com/note.php?saved&¬e_id=10151268662185858</a><br />
<br />
11 Februari 2012<br />
Hamudi bin Abdirrahman<br />
Jakarta Timur,<br />
</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-19691262642138157702011-08-01T17:55:00.000-07:002011-08-01T17:55:57.236-07:00Kiat Membuang Pikiran Kotor<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizVR1LMs7Mqq_PnJo15TPjX8LBfKPbqZgLnCLctS-lsXxQ0V1hWTMzN7q-qMT-ICYwzLUusAzWVVt6B13KBo6KWWlP-RmamFqPQAc8chjQi8TJHnNE46GpUCxR2diUypkx2KbvisN_ZcIV/s1600/pikiran+kotor.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizVR1LMs7Mqq_PnJo15TPjX8LBfKPbqZgLnCLctS-lsXxQ0V1hWTMzN7q-qMT-ICYwzLUusAzWVVt6B13KBo6KWWlP-RmamFqPQAc8chjQi8TJHnNE46GpUCxR2diUypkx2KbvisN_ZcIV/s1600/pikiran+kotor.jpg" /></a></div>Assalamu’alaikum,<br />
<br />
Ustadz, saya ingin bertanya: Bagaimana caranya untuk menghilangkan pikiran kotor? karena hal itu membuat saya tidak bisa konsentrasi dalam belajar. Apakah saya harus diruqyah? dan apakah saya harus segera menikah? terima kasih. Wassalamu’alaikum.<br />
<br />
Dian<br />
<br />
Jawaban Ustadz:<br />
<span class="fullpost"> <br />
‘Alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh,<br />
<br />
Cara untuk menghilangkan pikiran kotor dapat dilakukan dengan beberapa hal<br />
<br />
berikut:<br />
<br />
<br />
<br />
Pertama,<br />
<br />
Menjauhi segala sebab yang dapat menimbulkan hal tersebut seperti menonton film, membaca cerita porno atau berita tentang terjadinya pemerkosaan, begitu juga melihat gambar porno, serta menjaga pandangan dari melihat wanita (apa lagi di negeri kita porno aksi sebagai santapan yang biasa dinikmati), semoga Allah melindungi kita dari fitnah wanita dan fitnah dunia.<br />
<br />
<br />
<br />
Kedua,<br />
<br />
Mengambil pelajaran dari kisah para nabi atau orang sholeh yang mampu menjaga diri ketika dihadapkan kepada fitnah wanita, seperti kisah nabi Yusuf ‘alaihissalam, betapa beliau saat digoda oleh wanita yang bangsawan lagi cantik, tapi hal itu tidak mampu menebus tembok keimanan beliau, bahkan beliau memilih untuk ditahan dari pada terjerumus ke dalam maksiat.<br />
<br />
<br />
<br />
Ketiga,<br />
<br />
Ingat akan besarnya pahala diri di sisi Allah yang dijanjikan bagi orang yang mampu menjaga kehormatan diri sebagaimana yang disebutkan dalam hadits tujuh golongan yang akan mendapat naungan dari Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan Allah disebutkan di antaranya adalah seorang pemuda yang diajak untuk melakukan zina oleh seorang wanita cantik lagi bangsawan, anak muda itu menjawab: “Aku takut pada Allah”. Di samping mengingat tentang balasan yang akan diterimanya dalam surga yaitu bidadari yang senyumnya berkilau bagaikan cahaya, silakan baca bagaimana kecantikan bidadari yang diceritakan Allah dalam Al Quran.<br />
<br />
<br />
<br />
Keempat,<br />
<br />
Ingat betapa besarnya azab yang akan diterima bagi orang yang melakukan zina silakan baca ayat-ayat dan hadits-hadits yang mengharamkan zina, seperti yang disebutkan dalam hadits bawa para pezina akan diazab dalam gerbong yang berbentuk kerucut, yang arah kuncupnya ke atas di bawahnya dinyalakan api bergelora dan membara, mereka melayang-layang dalam gerbong yang berbentuk kerucut tersebut karena disembur api dari bawah, tapi tidak bisa keluar karena lobang atas gerbong itu sangat kecil. Mereka berteriak dan memekik sekuat-kuatnya, sehingga pekik satu sama lainnya pun menyiksa. Semoga Allah menjauhkan kita dari api neraka.<br />
<br />
<br />
<br />
Kelima,<br />
<br />
Menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat, jangan banyak menyendiri dan berkhayal. Di samping selalu berdoa kepada Allah supaya dihindarkan dari berbagai maksiat.<br />
<br />
<br />
<br />
Keenam,<br />
<br />
Bila memiliki kemampuan untuk berkeluarga ini adalah jalan yang paling terbaik yang dianjurkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, bila tidak mampu maka usahakan berpuasa Senin Kamis, wallahu a’lam.<br />
<br />
<br />
<br />
***<br />
<br />
Dijawab Oleh: Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra,M.A.<br />
<br />
Artikel www.konsultasisyariah.com<br />
</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-75007967640567448782011-06-07T09:05:00.001-07:002011-06-07T09:18:49.688-07:00Kiat Selamat dari Fitnah Internet#3<div class="mbl notesBlogText clearfix"><div>Sebelumnya kami minta maaf karena sempat terhentinya lanjutan penulisan catatan tentang menghindari fitnah internet ini. Alhamdulillah kami diberikan kesempatan kembali untuk melanjutkan penulisan tentang kiat selamat dari Fitnah Internet,.<br />
Baiklah mari kita simak tulisan berikut ini.<br />
<br />
<b>BERPERAN AKTIF DI DALAM MENYUGUHKAN HAL YANG BERMANFAAT DAN BERFAEDAH</b><br />
<span class="fullpost"><br />
Sebagaimana wajib atas seorang muslim menjauhkan dirinya dari kejelekan-kejelekan internet, demikian juga selayaknya baginya –atau wajib atasnya- tidak meluputkan dirinya dari kebaikannya, khusunya jika dia memiliki ilmu yang mutqin tentangnya dan memiliki spesialisasi padanya. Tidaklah selayaknya dia hanya mengupayakan tidak terjatuh di dalam hal-hal yang diharamkan, bahkan wajib atasnya menyuguhkan hal-hal yang bermanfaat dan berfaedah, dan partisipasi aktif, usulan-usulan yang bermanfaat, dan mengarahkan kepada website-website Islami yang terpercaya.<br />
<br />
<b>RENUNGAN-RENUNGAN</b><br />
Wahai Saudaraku!<br />
Tidaklah engkau merasakan –dalam keadaan engkau membolak-balikkan pandanganmu pada gambar-gambar porno- kegelapan di dalam hatimu, kelemahan di dalam tubuhmu, dan suka kehinaan serta tidak butuh kepada kenbaikan?!<br />
Tidaklah engkau merasakan –dalam keadaan engkau menelaah cacian-cacian dan mendengarkan apa yang dikatakan pada Fulan dan Fulan- kesatnya hatimu, jeleknya sangkaanmu, dan kesialan di dalam pandanganmu?<br />
Tidaklan engkau merasakan –jika engkau menghabiskan waktu berjam-jam di depan internet tanpa faedah- kesempitan dadamu, dan keporak-porandaan pada keperluanmu? Hingga engkau tidak sadar dengan seseorang yang berada di sampingmu, dan tidak bersemangat menerima panggilan telepon?<br />
Sebagai kebalikan hal itu semua, tdaklah engkau merasakan semangat, ketenangan, kebahagiaan, dan kekuatan jika engkau menyuguhkan kebaikan dan engkau tundukkan pandangan dari hal-hal yang diharamkan, dan engkau bertakwa kepada Allah di saat sendirian?!<br />
<br />
<b>PENUTUP</b><br />
Inilah yang bisa kami sampaikan di dalam pembahasan ini dan akhirnya kita memohon kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya yang luhur agar menjauhkan kita semua dari fitnah-fitnah yang tampak dan yang tidak tampak dan agar menjadikan kita semua sebagai kunci-kunci kebaikan dan penutup-penutup kejelekan serta menjadikan berkah kepada kita semua di mana pun kita berada. <i>Walhamdulillahi Robbil ‘alamin.</i><br />
<i></i><br />
<b>Sumber:</b><br />
Majalah al-Furqon No. 114 edisi II Tahun ke-10 Jumada Akhir 1432 H hlm. 37-42 dengan beberapa penyesuaian dari Admin Syabab Petarukan. Dipublikasikan kembali oleh <a href="http://www.salafiyunpad.wordpress.com/" rel="nofollow" target="_blank">www.Salafiyunpad.wordpress.com</a></div></div></span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-20726764217699017102011-05-29T21:26:00.000-07:002011-05-29T21:26:30.118-07:00Kiat Selamat dari Fitnah Internet#2<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcROVAHIJ90qK6vJExiVWCjzsVQPS4IExIKIRwPKAsrGKW_cMeik" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcROVAHIJ90qK6vJExiVWCjzsVQPS4IExIKIRwPKAsrGKW_cMeik" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div>7. Tatsabbut (memeriksa dengan teliti)<br />
<br />
Di antara hal yang diwajibkan atas sesseorang ketika masuk ke dunia internet adalah hendaknya tatsabbut (memeriksa dengan teliti) dari semua yang dia ucapkan, yang dia dengarkan, yang dia baca, dan yang dia nukil. Dengan ini maka diketahui keteguhan akal dan keimanan seseorang.<br />
<br />
Bagaimana tidak, dunia internet penuh dengan hal-hal yang bercampur-baur antara yang baik dan yang buruk. Telah menulis di dalamnya siapa saja dengan nama-nama samaran yang tidak dikenal!<br />
<br />
Maka wajib atas seorang yang berakal agar memperhatikan perkara ini. Jika dia mengetahui suatu berita atau suatu perkara maka hendaknya tatsabbut tentangnya. Kalau sudah diketahui tentang kebenarannya maka hendaknya melihat perlu tidaknya dia sebarkan. Jika hal itu akan membawa kepada kebaikan maka hendaknya dikumpulkan dan disebarkan, dan jika tidak membawa kebaikan maka hendaknya dia lipat dan berpaling darinya...<br />
<span class="fullpost"> <br />
Berapa banyak terjadi kejelekan dan fitnah dengan sebab kesembronoan di dalam hal ini. Berapa banyak dari manusia yang mengabaikan akalnya, dan memperlakukan segala sesuatu yang disebarkan di internet sebagaimana sebuah wahyu yang tidak ada kebatilan di depan dan di belakangnya.<br />
<br />
Sungguh telah datang larangan yang jelas dari menyampaikan segala sesuatu yang didengar. Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:<br />
<br />
كفى بالمرء كذبا ان يحدث بكل ما سمع<br />
<br />
“Cukup seseorang berdusta jika menyampaikan semua yang ia dengar.” (Shahih Muslim: 1/8)<br />
<br />
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:<br />
<br />
وإذا جاءهم أمر من الأمن أو الخوف أذاعوا به ولو ردوه إلى الرسول وإلى أولي الأمر منهم لعلمه الذين يستنبطونه منهم ولولا فضل الله عليكم ورحمته لاتبعتم الشيطان إلا قليلا<br />
<br />
<br />
<br />
[Wa-itha jaahum amrun minaal-amni awi alkhawfi athaAAoo bihi walaw raddoohu ilaarrasooli wa-ila olee al-amri minhum laAAalimahuallatheena yastanbitoonahu minhum walawla fadluAllahi AAalaykum warahmatuhu lattabaAAtumuashshaytana illa qaleela]<br />
<br />
Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).<br />
<br />
(QS.an-Nisa [4]: 83)<br />
<br />
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah berkata tentang tafsir ayat ini:<br />
<br />
“Ini adalah pengajaran dari Allah kepada para hamba-Nya tentang perbuatan mereka yang tidak pantas ini, dan bahwa selayaknya bagi mereka jika datang kepada mereka suatu perkara dari perkara-perkara yang penting dan maslahat (kepentingan) –maslahat umum dari hal-hal yang berhubungan dengan keamanan, dan kegembiraan seorang mukmin atau berhubungan dengan ketakutan yang di dalamnya terdapat musibah atas mereka- agar mereka bertatsabbut (memeriksa dengan teliti), dan tidak tergesa-gesa menyebarkan berita itu, bahkan hendaknya mengembalikannya kepada Rosul dan ulil amri di antara mereka, yaitu para pemikir, ahli ilmu, ahli nasehat, orang-orang yang berakal dan memiliki ketenangan, mereka yang mengetahui perkara-perkara dan mengetahui maslahat-maslahat dan mudarat-mudarat. Jika mereka melihat di dalam penyebaran berita tersebut terdapat maslahat dan menggiatkan kaum mukminin, merupakan kegembiraan bagi mereka dan menjaga dari musuh-musuh mereka –maka mereka menyebarkannya. Dan jika mereka memandang apa yang tidak ada maslahat di dalamnya, atau di dalamnya terdapat maslahat, tetapi mudaratnya melebihi maslahatnya maka mereka tidak menyebarkannya.<br />
<br />
Karena itulah Allah berfirman: “Tentulah orang-orang dari mereka yang ingin mengambil istinbath darinya (akan dapat) mengetahuinya”, yaitu mengambil darinya dengan pikiran mereka dan pendapat-pendapat mereka yang tepat dan ilmu-ilmu mereka yang benar.<br />
<br />
Di dalam ayat ini terdapat dalil bagi sebuah kaidah adab, yaitu bahwa jika terjadi pembahasan di dalam suatu perkara maka selayaknya diserahkan kepada orang yang kompeten dalam hal itu, diserahkan kepada ahlinya, dan tidak mndahului di depannya; maka sesungguhnya dia lebih dekat kepada yang benar dan lebih dekat kepada keselamatan dari kesalahan.<br />
<br />
Di dalamnya terdapat larangan dari tergesa-gesa dan bersegera menyebarkan perkara-perkara di saat mendengarnya,dan perintah untuk merenungi sebelum berbicara, dan melihat di dalamnya apakah dia merupakan maslahat sehingga seseorang maju kepadanya atau tidak sehingga dia mundur darinya.” (Taisir al-Karimir Rahman hlm. 190)<br />
<br />
8. Berhati-hati di dalam mengemukakan pendapat<br />
<br />
Di antara hal yang perlu diperhatikan oleh orang yang berakal adalah hendaknya tidak terlalu bersemangat ketika mengemukakan pendapatnya di dalam sebuah perkara, dan tidak mengucapkan semua yang dia ketahui. Bahkan seyogyanya ia memperhatikan maslahat-maslahat. Tidaklah baik baginya mengemukakan pendapatnya di dalam semua perkara kecil dan besar, dan tidak wajib atasnya berbicara pada setiap peristiwa karena kadang dia belum memiliki gambaran perkara sebagaimana mestinya, kadang salah perkiraan dan menyelisihi kebenaran. Dan orang-orang Arab mengatakan di dalam hal seperti ini:<br />
<br />
الخطأ زاد العجول<br />
<br />
“Kekeliruan adalah bekal orang yang tergesa-gesa” (Lihat Bahjatul Majalis wa Unsul Majalis: 1/55)<br />
<br />
Adapun jika berhati-hati dan pelan-pelan maka akan lebih bisa membuat jernih tabiat, akan lebih menetapkan pendapat, dan akan lebih menyelamatkan dari kesalahan. Orang-orang Arab memuji orang yang berhati-hati, tidak tergesa-gesa, dan membolak-balik perkara atas dan bawah dengan mengatakan:<br />
<br />
انه لحول قلب<br />
<br />
“Sesungguhnya dia adalah pandai mengusahakan dan membolak-balik perkara.” (Lihat ash-Shihah oleh al-Jauhari: 2/91)<br />
<br />
9. Berucap sesuai dengan kadarnya<br />
<br />
Hendaknya seorang yang berakal berucap sesuai dengan kadarnya, dan menjauhi mubalaghoh (berlebih-lebihan) dan membesar-besarkan perkara, karena suatu hakikat akan hilang dengan adanya pengungkapan yang berlebihan dan meremehkan. Orang-orang Arab mengatakan di dalam pepatah mereka:<br />
<br />
خير الناس هذا النمط الاوسط<br />
<br />
“Sebaik-baik manusia adalah tipe yang tengah-tengah.” (Lihat al-Muhkam wal Muhith al-A’zhom: 8/595 dan Kitabul ‘Ain 7/442)<br />
<br />
10. Selalu bermuroqobah (merasa diawasi oleh) Allah ‘Azza wa Jalla<br />
<br />
Di antara penasihat yang paling agung bagi seorang dan yang menjadikan dia mengambil faidah dari internet dan selamat dari kejelekan-kejelekannya adalah selalu muroqqobah terhadap Alloh ‘Azza wa Jalla dan merasa selalu dilihat oleh-Nya.<br />
<br />
وما ابصرت عيناي اجمل من فتى , يخاف مقام الله في الخلوات<br />
<br />
Tidaklah kedua mataku melihat sesuatu yang lebih indah<br />
<br />
Dari seorang pemuda yang takut kepada Alloh dalam keadaan sunyi sepi.<br />
<br />
Hendaknya seorang yang berakal selalu mengingat hal ini dengan baik, selalu mengingat bahwa yang gaib adalah nyata di sisi Alloh, maka pantaskah seseorang menjadikan Alloh ‘Azza wa Jalla adalah yang paling tidak bernilai di antara para pemirsa kepadanya?! Maka wajib atasnya agar menyadari bahwa barang siapa yang menyembunyikan sesuatu maka Alloh akan memakaikannya kepadanya, dan bahwa barangsiapa yang menyembunyikan sesuatu maka Alloh akan menampakkannya, sama saja apakah itu suatu kebaikan atau kejelekan; karena sesungguhnya balasan sesuai dengan perbuatan dan “barangsiapa yang beramal kejelekan maka akan dibalas dengannya.”<br />
<br />
Inilah wasiat-wasiat yang agung dari para imam salaf tentang hal ini:<br />
<br />
Abu Hazim Salamah bin Dinar berkata:<br />
<br />
“Tidaklah seorang hamba berbuat baik antara dia dan Alloh kecuali Alloh akan membaguskan antara dia dan para hamba, dan tidaklah dia berbuat kejelekan antara dia dan Alloh kecuali Alloh akan menjelekkan antara dia dan para hamba. Sungguh menjaduikan senang kepada satu wajah adalah lebih mudah daripada menjadikan senang semua wajah, sesungguhnya jika engkau membuat senang satu wajah tersebut maka seluruh wajah akan condong kepadamu, dan jika engkau merusak antara dirimu dan diri-Nya, maka seluruh wajah akan mencibirkanmu.” (Siyar A’lamin Nubala’: 11/124 dan Tarikhul Islam: 8/442)<br />
<br />
Mu’tamir bin Sulaiman berkata:<br />
<br />
“Sesungguhnya seorang laki-laki melakukan dosa dalam keadaan sembunyi-sembunyi, dan dia memasuki waktu pagi dengan merasakan kehinaannya.” (ats-Tsiqot: 8/389)<br />
<br />
Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu berkata:<br />
<br />
“Sesungguhnya seorang hamba melakukan kemaksiatan terhadap Alloh Ta’ala dalam keadaan sunyi dari manusia, maka Alloh melemparkan kebencian terhadapnya di hati-hati orang-orang yang beriman dari arah yang tidak dia sangka.” (Shoidul Khothir hlm.235)<br />
<br />
11. Mengingkari kemungkaran yang ada di internet<br />
<br />
Orang yang masuk ke dalam dunia internet hendaknya jangan meremehkan dirinya di dalam mengingkari apa yang dia pandang sebagai suatu kemungkaran atau kejelekan di dalam internet. Dan itu semua sesuai dengan kadar kemampuan dan kekuasaannya.<br />
<br />
<br />
<br />
Bersambung Insya Allah<br />
<br />
Sumber:<br />
<br />
Majalah al-Furqon No. 114 edisi II Tahun ke-10 Jumada Akhir 1432 H hlm. 37-42 dengan beberapa penyesuaian dari Admin Syabab Petarukan. Dipublikasikan kembali oleh www.Salafiyunpad.wordpress.com<br />
</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-61872860442427138282011-05-28T17:34:00.000-07:002011-05-29T21:22:14.851-07:00Kiat Selamat dari Fitnah Internet<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSHqZ6PTVYxLhxpoe73xK94gbF6emGTuw7v-mmtc0k3-GUjtubfaB793-o" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSHqZ6PTVYxLhxpoe73xK94gbF6emGTuw7v-mmtc0k3-GUjtubfaB793-o" width="320" /></a></div><b>Disusun oleh Ustadz Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah <i>hafizhahullah</i></b><br />
<span id="dtx-highlighting-item">Internet </span>merupakan sebuah revolusi besar di dunia iptek dan media massa, sebagaimana ia juga sekaligus merupakan medan yang luas untuk menguji keimanan, akhlaq, dan akal manusia. Di dunia<span id="dtx-highlighting-item"> internet </span> kebaikan terbuka lebar pintu-pintunya, sebagaimana pintu-pintu kejelekan juga terpapar dengan berbagai pose. Di dunia<span id="dtx-highlighting-item"> internet </span>seseorang bisa menyuarakan apa saja yang dia mau, dia bisa memuaskan matanya dengan apa saja yang ingin dia lihat, dia bisa menulis dengan tangannya apa saja yang dia kehendaki, tanpa ada yang menghisabnya, tanpa ada yang mengontrolnya, dan tanpa ada yang bisa menghentikannya.<br />
<i>Jika seseorang mampu mengendalikan dirinya, menjaga keluhuran jiwanya, melihat akibat setiap perbuatannya, dan selalu merasakan bahwa dia selalu diawasi dan terlihat oleh Rabb Sang Maha Pencipta yang Maha Mendengar dan Maha Melihat –maka dia akan selamat.</i><br />
Adapun jika dia melepaskan kekang jiwanya, dan mengikuti segala yang diinginkan hawa nafsunya, tanpa ada kontrol keimanan dan ketakwaan –maka hampir-hampir dia telah membenamkan dirinya di dalam jurang kehinaan dan melemparkan dirinya di dalam kubangan kenistaan; maka tidak ada setelah itu kecuali penghinaan jiwa, terenggutnya kehormatan, dan kebobrokan moral.<br />
<br />
<b>KIAT-KIAT MENGHADAPI FITNAH<span id="dtx-highlighting-item"> INTERNET</span></b><br />
Ada beberapa hal yang bisa membantu seorang muslim di dalam menyelamatkan diri dari fitnah<span id="dtx-highlighting-item"> internet </span>dan bahaya-bahayanya, di antaranya adalah:<br />
<span class="fullpost"><br />
<b>1. Berhati-hati di dalam bergaul dengan<span id="dtx-highlighting-item"> internet</span></b><br />
Hendaknya seorang yang berakal tidak terlalu percaya diri dengan dirinya sehingga menjerumuskan dirinya ke dalam fitnah yang kemudian sulit melepaskan diri darinya.<br />
Sepantasnya baginya jika hendaknya mengirim postingan atau komentar agar mempertimbangkan sejauh mana akibatnya, hendaknya menjaga diri dari menyakit orang-orang yang beriman dan menyebarkan perbuatan keji di antara mereka. Hendaknya menjauhkan diri dari pembicaraan yang tidak berguna, mempermainkan perasaan, menyebarkan tuduhan-tuduhan, dan mengadu domba di antara manusia.<br />
Jika ingin memberikan komentar atau membantah maka hendaknya dengan ilmu, keadilan, rahmat,adab, dan ungkapan yang sopan.<br />
Jika ingin berpartisipasi maka hendaknya memakai namanya yang asli, adapun jika mengkhawatirkan dirinya jika menyebut dengan namanya yang asli atau ingin menjaga keikhlasannya, maka hendaknya menghindari dari tulisan-tulisan yang tidak boleh dan tidak layak, dan hendaknya selalu mengingat bahwa nanti akan berdiri di hadapan Allah Ta’ala untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di hari yang ditampakkan semua rahasia.<br />
<br />
<b>2. Berhati-hati dari lanngkah-langkah setan</b><br />
Hendaknya seorang muslim mewaspadai langkah-langkah setan karena setan adalah musuh, selalu mengintai seorang manusia dan mencarei-cari segala jalan untuk menjerumuskannya ke dalam kebinasaan. Allah telah memperingatkan ini dengan berfirman:<br />
<b>ولا تتبعوا خطوات الشيطان إنه لكم عدو مبين</b><br />
“<i>Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu</i>” (QS. Al-Baqarah [2]: 168)<br />
Seorang yang berakal tidak akan pernah percaya dengan musuhnya selama-lamanya, tidak melemparkan dirinya ke dalam kubangan-kubangan fitnah, dan tidak terlalu percaya dengan dirinya betapapun tinggi kecerdasannya, betapapun dalam agama dan ilmunya. Maka seorang yang berakal akan menjauh dari fitnah, dan tidak menampakkan diri kepadanya.<br />
Lihatlah bagaimana Nabi Yusuf <i>‘Alaihis Salaam</i> tidak membawa dirinya ke dalam fitnah, tetapi fitnahlah yang datang kepadanya. Meskipun demikian, beliau tidak perceya diri dengan keimanannya, ilmunya, dan keutamaannya, bahkan beliau lari dari fitnah, berlindung kepada Allah dari kejelekannya, dan mengakui kelemahan dirinya dengan mengatakan:<br />
<b>قال رب السجن أحب إلي مما يدعونني إليه وإلا تصرف عني كيدهن أصب إليهن وأكن من الجاهلين</b><br />
[<i>Qala rabbi assijnu ahabbuilayya mimma yadAAoonanee ilayhi wa-illa tasrifAAannee kaydahunna asbu ilayhinna waakun mina aljahileen</i>]<br />
<i>Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh</i>“. (QS. Yusuf [12]: 33)<br />
<br />
<b>3. Membatasi waktu dan tujuan ketika masuk<span id="dtx-highlighting-item"> internet</span></b><br />
Di antara perkara yang bisa menghindarkan seseorang dari fitnah <span id="dtx-highlighting-item"> internet </span>adalah hendaknya membatasi waktu di dunia<span id="dtx-highlighting-item"> internet </span>dan memiliki tujuan yang jelas ketika masuk ke dalamnya.<br />
Jika dia tidak membatasi waktu dan terus tergiring di dalam membuka-buka file, dan berpindah-pindah dari satu situs ke situs yang lain tanpa tujuan yang jelas, maka akan sia-sialah waktunya dan tidak mendapatkan faedah kecuali sedikit.<br />
<br />
<b>4. Memikirkan akibat-akibat dari setiap perbuatannya</b><br />
Di antara perkara yang bisa menyelamatkan diri dari fitnah<span id="dtx-highlighting-item"> internet </span> adalah dengan memikirkan akibat-akibat dari setiap perbuatannya, dan hendaknya mengekang jiwanya dengan kekang ketakwaan dan muroqobah.<br />
Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata:<br />
<b>بالله عليك يا مرفوع القدربالتقوى لاتبع عزها بذل المعاصبي, وصابر عطش الهوى في هجير المشتهى وان أمض وأرمض</b><br />
“Demi Allah, wajib atasmu –wahai seorang yang telah dimuliakan dengan ketakwaan- janganlah engkau menjual kemuliaan takwa dengan kehinaan maksiat-maksiat, dan bersabarlah dari dahaga hawa nafsu di dalam panasnya sesuatu yang diinginkan walaupun merasakan sakit dan terbakar.” (<i>Shaoidul khothir</i>: 1/45)<br />
<br />
<b>5. Menjauhi hal-hal yang merangsang nafsu</b><br />
Seorang yang masuk ke dalam<span id="dtx-highlighting-item"> internet </span>hendaknya menjauhi hal-hal yang merangsang, menjauhi situs-situs porno, dan forum-forum yang banyak menyuarakan perkataan-perkataan yang jorok, dan menjauhi pembicaraan-pembicaraan yang merangsang nafsu dan syahwat.<br />
Hendaknya dia menjauhi gambar-gambar seronok (cabul, porno, Red.) dan tampilan-tampilan yang merangsanng, karena jiwa manusia –dengan tabiat yang Allah berikan kepadanya dari kecenderungan mengikuti hawa nafsu- permisalannya seperti mesiu dan segala zat yang mudah terbakar. Zat-zat ini jika jauh dari hal-hal yang memicu terbakarnya, maka dia akan tenang dan tidak membahayakan. Adapun jika dipicu dengan hal-hal yang menyalakannya maka akan terbakar dengan cepat.<br />
Demikianlah juga jiwa-jiwa manusia, maka ia akan tenang jika jauh dari yang memicunya. Jika ia mendekati hal-hal yang memicunya semisal pemandangan-pemandangan yang merangsang, maka ia akan menggelora hingga muncul kejelekan-kejelekannya dan memuncak hawa nafsunya.<br />
Al-Imam Ibnu Hazm rahimahullah berkata:<br />
<b>لاتتبع النفس الهوى, ودع التعرض للمحن</b><br />
<b>ابليس حي لم يمت, والعين باب للفتن</b><br />
<i>Janganlah engkau ikutkan jiwa terhadap hawa nafsunya</i><br />
<i>Dan janganlah engkau paparkan kepada fitnah-fitnah</i><br />
<i>Iblis adalah hidup dan tidak mati</i><br />
<i>Sedangkan mata adalah pintu terhadap fitnah-fitnah. </i>(Rosail Ibnu Hazm: 1/274)<br />
<br />
<b>6. Menundukkan pandangan</b><br />
Di antara perkara yang menyelamatkan dari fitnah<span id="dtx-highlighting-item"> internet </span>adalah menundukkan pandangan, karena gambar yang jorok (cabul) kadang muncul di hadapan manusia tanpa disengaja. Jika dia menundukkan pandangannya maka dia akan membuat ridhio Robbnya, dan melapangkan hatinya. Sebab, sesungguhnya mata adalah cermin hati. Membebaskan pandangan akan membawa kepada kebinasaan, sedangkan menundukkan pandangan akan membawa kepada kelapangan. Jika seorang hamba menundukkan pandangannya maka hatinya akan menundukkan nafsu dan syahwatnya.<br />
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:<br />
<b>قل للمؤمنين يغضوا من أبصارهم ويحفظوا فروجهم ذلك أزكى لهم إن الله خبير بما يصنعون</b><br />
<i>[Qul lilmu/mineena yaghuddoo min absarihumwayahfathoo furoojahum thalika azkalahum inna Allaha khabeerun bima yasnaAAoon]</i><br />
<i>Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.</i> (QS. An-Nur [24]: 30)<br />
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:<br />
<b>فجعل سبحانه غض البصر, وحفظ الفرج هو ازكى للنفس, وبين ان ترك الفواحش من زكا ة نفوس, وزكاةالنفوس تتضمن زوال جميع الشرور من الفواحش, والظلم, والشرك, والكذب, وغيرذالك</b><br />
“Allah Subhaanahu menjadikan menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan adalah lebih menyucikan jiwa. Dan Dia menjelaskan bahwa meninggalkan perbuatan-perbuatan yang keji adalah termasuk kesucian jiwa, dan kesucian jiwa mengandung hilangnya segala kejelekan dari perbuatan-perbuatan keji, kezaliman, kesyirikan, kedustaan, dan yang selainnya.” (<i>Iqomatud Dalil ‘Ala Ibtholit Tahlil</i>: 3/430)<br />
<br />
Insya Allah bersambung,.<br />
<b>Sumber:</b><br />
Majalah al-Furqon No. 114 edisi II Tahun ke-10 Jumada Akhir 1432 H hlm. 37-42 dengan beberapa penyesuaian dari Admin Syabab Petarukan. Dipublikasikan kembali oleh <a href="http://www.salafiyunpad.wordpress.com/" rel="nofollow" target="_blank">www.Salafiyunpad.wordpress.com</a><br />
<script type="text/javascript">
/********************************************************
This Script will be included in all web pages
to show an Icon on Mouse over,
Clicking the Icon will show a Zoominto Viewer (a Flash made viewer) to Zoom the Image Content
********************************************************/
var tmppluginServername = "http://www.zoominto.com/zoomapi/";
//tmppluginServername= "http://localhost:9999/zoomapi/"
var versionswf="1100";
versionswf="";
var tmppluginSwfname=""
tmppluginSwfname=tmppluginServername + "zoomplugin" + versionswf + ".swf";
var tmppluginimageURL=tmppluginServername + "displayimage.php?image=";
var protocol = "http://";
var isInternetExplorer = navigator.appName.indexOf("Microsoft") != -1;
plugin_run();
function BrowserZoomPlugin() {
var ua, s, i;
this.isIE = false;
this.isNS = false;
this.version = null;
ua = navigator.userAgent;
s = "MSIE";
if ((i = ua.indexOf(s)) >= 0) {
this.isIE = true;
this.version = parseFloat(ua.substr(i + s.length));
return;
}
s = "Netscape6/";
if ((i = ua.indexOf(s)) >= 0) {
this.isNS = true;
this.version = parseFloat(ua.substr(i + s.length));
return;
}
s = "Gecko";
if ((i = ua.indexOf(s)) >= 0) {
this.isNS = true;
this.version = 6.1;
return;
}
}
var browser = new BrowserZoomPlugin;
var dragObj = new Object;
dragObj.zIndex = 0;
function zoominto_dragStart(event, id) {
var el;
var x, y;
if (id) {
dragObj.elNode = document.getElementById(id);
} else {
if (browser.isIE) {
dragObj.elNode = window.event.srcElement;
}
if (browser.isNS) {
dragObj.elNode = event.target;
}
if (dragObj.elNode.nodeType == 3) {
dragObj.elNode = dragObj.elNode.parentNode;
}
}
if (browser.isIE) {
x = window.event.clientX + document.documentElement.scrollLeft + document.body.scrollLeft;
y = window.event.clientY + document.documentElement.scrollTop + document.body.scrollTop;
}
if (browser.isNS) {
x = event.clientX + window.scrollX;
y = event.clientY + window.scrollY;
}
dragObj.cursorStartX = x;
dragObj.cursorStartY = y;
dragObj.elStartLeft = parseInt(dragObj.elNode.style.left, 10);
dragObj.elStartTop = parseInt(dragObj.elNode.style.top, 10);
if (isNaN(dragObj.elStartLeft)) {
dragObj.elStartLeft = 0;
}
if (isNaN(dragObj.elStartTop)) {
dragObj.elStartTop = 0;
}
dragObj.elNode.style.zIndex = ++dragObj.zIndex;
if (browser.isIE) {
document.attachEvent("onmousemove", zoominto_dragGo);
document.attachEvent("onmouseup", zoominto_dragStop);
window.event.cancelBubble = true;
window.event.returnValue = false;
}
if (browser.isNS) {
document.addEventListener("mousemove", zoominto_dragGo, true);
document.addEventListener("mouseup", zoominto_dragStop, true);
event.preventDefault();
}
}
function zoominto_dragGo(event) {
var x, y;
if (browser.isIE) {
x = window.event.clientX + document.documentElement.scrollLeft + document.body.scrollLeft;
y = window.event.clientY + document.documentElement.scrollTop + document.body.scrollTop;
}
if (browser.isNS) {
x = event.clientX + window.scrollX;
y = event.clientY + window.scrollY;
}
dragObj.elNode.style.left = dragObj.elStartLeft + x - dragObj.cursorStartX + "px";
dragObj.elNode.style.top = dragObj.elStartTop + y - dragObj.cursorStartY + "px";
if (browser.isIE) {
window.event.cancelBubble = true;
window.event.returnValue = false;
}
if (browser.isNS) {
event.preventDefault();
}
}
function zoominto_dragStop(event) {
if (browser.isIE) {
document.detachEvent("onmousemove", zoominto_dragGo);
document.detachEvent("onmouseup", zoominto_dragStop);
}
if (browser.isNS) {
document.removeEventListener("mousemove", zoominto_dragGo, true);
document.removeEventListener("mouseup", zoominto_dragStop, true);
}
}
function imgplayerprogress_DoFSCommand(command, args) {
var imgplayerprogressObj = isInternetExplorer ? document.all.imgplayerprogress : document.imgplayerprogress;
}
function zoominto_addElement(divIdName, htmlval) {
try {
var newdiv = document.createElement("div");
newdiv.setAttribute("id", divIdName);
newdiv.setAttribute("title", "");
newdiv.style.position = "absolute";
newdiv.style.display = "none";
newdiv.innerHTML = htmlval;
document.body.appendChild(newdiv);;
} catch (e) {
}
}
function zoominto_addmyelems(divIdName, htmlval) {
try {
var newdiv = document.createElement("div");
newdiv.setAttribute("id", divIdName);
newdiv.innerHTML = htmlval;
document.body.appendChild(newdiv);;
} catch (e) {
//_L(e);
}
}
function zoominto_initializelements() {
zoominto_addElement("plugpanel", "<a href='javascript:zoominto_showflash()'><img class='myplug_img' src='" + tmppluginServername + "zoomicon.gif' alt='ZoomInto: Pictures, Images and Photos' /></a> ");
zoominto_addmyelems("plugincheck_0909", "<div id='div_plugin_img_player' style=' position: absolute; padding: 12px; left: 50%; top: 50%; visibility:hidden; display:none; z-index:102; vertical-align: middle;'>
</div>");
}
function zoominto_GetElementPostion(theElement) {
var selectedPosX = 0;
var selectedPosY = 0;
tmpw = theElement.width;
tmph = theElement.height;
while (theElement != null) {
selectedPosX += theElement.offsetLeft;
selectedPosY += theElement.offsetTop;
theElement = theElement.offsetParent;
}
var tempelement = new Array(selectedPosX, selectedPosY, tmpw, tmph);
return tempelement;
}
function plugin_showdeadcenterdiv(Xwidth, Yheight, divid) {
var scrolledX, scrolledY;
if (self.pageYOffset) {
scrolledX = self.pageXOffset;
scrolledY = self.pageYOffset;
} else if (document.documentElement && document.documentElement.scrollTop) {
scrolledX = document.documentElement.scrollLeft;
scrolledY = document.documentElement.scrollTop;
} else if (document.body) {
scrolledX = document.body.scrollLeft;
scrolledY = document.body.scrollTop;
}
var centerX, centerY;
if (self.innerHeight) {
centerX = self.innerWidth;
centerY = self.innerHeight;
} else if (document.documentElement &&
document.documentElement.clientHeight) {
centerX = document.documentElement.clientWidth;
centerY = document.documentElement.clientHeight;
} else if (document.body) {
centerX = document.body.clientWidth;
centerY = document.body.clientHeight;
}
var leftOffset = scrolledX + (centerX - Xwidth) / 2;
var topOffset = scrolledY + (centerY - Yheight) / 2;
var o = document.getElementById(divid);
var r = o.style;
r.position = "absolute";
r.top = topOffset + "px";
r.left = leftOffset + "px";
r.display = "block";
}
function pluginalertShow(layerid) {
document.getElementById(layerid).style.visibility = "visible";
document.getElementById(layerid).style.display = "block";
plugin_showdeadcenterdiv(280, 115, layerid);
document.getElementById("plugin_btn_activate").focus();
}
function pluginalerthide(layerid) {
document.getElementById(layerid).style.visibility = "hidden";
document.getElementById(layerid).style.display = "none";
}
function zoom_getValidString(){
return "&isValidviewer=1";// all things are valid
}
function zoominto_showflash(zoomres) {
try{
if(zoomres == undefined)
zoomres="600x442";
zoomarr=zoomres.split("x",2)
var divimgplayer = document.getElementById("div_plugin_img_player");
divimgplayer.style.display = "block";
divimgplayer.style.visibility = "visible";
//old movie 550 400
// plugin_showdeadcenterdiv(600, 371, "div_plugin_img_player");
plugin_showdeadcenterdiv(parseInt(zoomarr[0]), parseInt(zoomarr[1])+120, "div_plugin_img_player");
// zoominto_setImage();
zoominto_changeobject(document.getElementById("plugpanel").title,zoomres);
} catch (e) {
}
}
function zoominto_closeflash() {
var divimgplayer = document.getElementById("div_plugin_img_player");
divimgplayer.style.display = "none";
divimgplayer.style.visibility = "hidden";
}
function hidezoomicon(){
document.getElementById("plugpanel").style.visibility = "hidden";
}
function getMouseX( e ) {
return e.pageX
|| ( e.clientX + ( document.documentElement.scrollLeft
|| document.body.scrollLeft ) );
}
function getMouseY( e ) {
return e.pageY
|| ( e.clientY + ( document.documentElement.scrollTop
|| document.body.scrollTop ) );
}
function dhtmlLoadScript(url)
{
var e = document.createElement("script");
e.src = url;
e.type="text/javascript";
// document.getElementByTagName("head")[0].appendChild(e);
document.getElementById("addiv").appendChild(e);
}
function getactualimgdimensions(imgsrc){
zoomintoheavyImage = new Image();
zoomintoheavyImage.src = imgsrc
var tempelement = new Array(zoomintoheavyImage.width, zoomintoheavyImage.height);
return tempelement;
}
function plugin_run() {
var newcss = "#div_plugin_img_player td {padding:0;} \n #div_plugin_img_player th {padding:0;}";
if ('\v'=='v') /* ie only */ {
document.createStyleSheet().cssText = newcss;
} else {
var tag = document.createElement('style'); tag.type = 'text/css'; document.getElementsByTagName('head')[0].appendChild(tag);
tag[ (typeof document.body.style.WebkitAppearance=='string') /* webkit only */ ? 'innerText' : 'innerHTML'] = newcss;
}
var image = document.getElementsByTagName("img");
var totimgLength=image.length;
zoominto_initializelements();
for (var i = 0; i < image.length; i++) {
if (image[i].className.match("myplug_img")){
image[i].onmouseout = function (evt) {
document.getElementById("plugpanel").style.visibility = "hidden";
}
}// Zoom icon hidden
zoomarrdim= getactualimgdimensions(image[i].src);
//arrdim[0] - width arrdim[1] - height
if (!image[i].className.match("myplug_img") &&
zoomarrdim[0] > 50 && zoomarrdim[1] > 60) {
image[i].onmouseover = function () {imgvals = zoominto_GetElementPostion(this);
document.getElementById("plugpanel").style.display = "block";document.getElementById("plugpanel").style.visibility = "visible";document.getElementById("plugpanel").style.left = imgvals[0] + "px";document.getElementById("plugpanel").style.top = imgvals[1] + "px";document.getElementById("plugpanel").title = this.src;};
image[i].onmouseout = function (evt) {
imgvals = zoominto_GetElementPostion(this);
strx=imgvals[0];
stry=imgvals[1];
endx=imgvals[0] +imgvals[2] ;
endy=imgvals[1] + imgvals[3];
tmpcurx=evt.pageX;
tmpcury=evt.pageY;
if(tmpcurx > strx && tmpcurx < endx && tmpcury > stry && tmpcury < endy ){
l=1
}
else{
document.getElementById("plugpanel").style.visibility = "hidden";
}
};
}// End of Condition Image smaller
if(zoomarrdim[0] == 1 && zoomarrdim[1] == 1){
// remove Image element
image[i].style.display="none";
image[i].style.visibility="hidden";
}
}
}
function zoominto_URLEncode(clearString) {
var output = "";
var x = 0;
clearString = clearString.toString();
var regex = /(^[a-zA-Z0-9_.]*)/;
while (x < clearString.length) {
var match = regex.exec(clearString.substr(x));
if (match != null && match.length > 1 && match[1] != "") {
output += match[1];
x += match[1].length;
} else {
if (clearString[x] == " ") {
output += "+";
} else {
var charCode = clearString.charCodeAt(x);
var hexVal = charCode.toString(16);
output += "%" + (hexVal.length < 2 ? "0" : "") + hexVal.toUpperCase();
}
x++;
}
}
return output;
}
function Closeiepluginpanel() {
closeflash();
}
function logme(txtstr) {
// try {
//alert(txtstr);
return "";
}
function zoominto_changeobject(url,zoomres) {
//Method to Display the Viewer for Image
imgName_bfr=(tmppluginimageURL +url + zoom_getValidString())
escimgName_bfr=escape(imgName_bfr);
trkval = "?chkme=" + imgName_bfr + "&rootstr=" + tmppluginServername;
pagetitle = "";
urlstr = zoominto_URLEncode(document.location);
zoomarr=zoomres.split("x",2)
playerwidth=parseInt(zoomarr[0]);// 800
tablewidth=playerwidth ;//-2 ;//798
playerheight=parseInt(zoomarr[1]);//600;
adwidth=468;//playerwidth -10 ;//768;
adheight=60;
document.getElementById("div_plugin_img_player").innerHTML = "<div onmousedown=\"zoominto_dragStart(event, 'div_plugin_img_player')\" style='height:24px;margin-left:0px;position:relative;width: "+playerwidth +"px; z-index: 99; background-color:#ECECEC'> <map NAME='zoomintomap187'> <area shape='rect' coords='0,0,108,24' href='http://www.zoominto.com' alt='Zoominto' target='_blank'/> </MAP> <table width='"+playerwidth+"' cellspacing='0' cellpadding='0' style='border: 1px solid #CCCCCC;border-bottom:none' > <tbody>
<tr> <td><table cellspacing='0' cellpadding='0' border='0'> <tbody>
<tr bgcolor='ECECEC'> <td background='" + tmppluginServername + "images/bluebacku.jpg' align='right'><table width='"+tablewidth+"' cellspacing='0' cellpadding='0' border='0'> <tbody>
<tr> <td><div align='left' style='height:24px' >
<img style='cursor:pointer' USEMAP='#zoomintomap187' height='24' width='108' border='0' src='" + tmppluginServername + "images/zoomintologo2.jpg'/></div></td> <td height='24' ><span style='padding-left:4px;float:right' align='right'> <a href='javascript:zoominto_closeflash()'><img height='21' width='21'border='0' src='" + tmppluginServername + "images/close.jpg'/></a></span><span style='float:right' align='right'><select style='height: 20px;' id='resselect' onchange='zoominto_showflash(this.value)'><option value='600x442'>Default</option><option value='690x509'>115%</option><option value='750x553'>125%</option></select></span></td> </tr>
</tbody></table></td> </tr>
</tbody></table></td> </tr>
</tbody></table><!--comment--> </div><div style='border: 1px solid #CCCCCC;border-bottom:none;margin-top:-2px;background-color:#FFF'>
<img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; height: "+playerheight+"px; width: \px; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="\" data-original-id="\" /></div><div style='border: 1px solid #CCCCCC;border-top:none;margin-top:-2px;background-color:#FFFFFF'>
<table width='"+playerwidth+"' style=''> <tbody>
<tr> <td bgcolor='#FFFFFF'><div align='center'>
<table width='100%' height='60' cellspacing='0' cellpadding='0' border='0'> <tbody>
<tr> <td bgcolor='#ffffff' > <div align='center' >
<iframe width=\""+adwidth+ "\" height=\""+adheight+ "\" frameborder=\"0\" scrolling=\"no\" vspace=\"0\" src='" + tmppluginServername + "ads/remoteads.php5?extension=firefox&hostarea=zoominto&contenturl="+ document.location +"&width="+adwidth+"&height="+adheight+"' name=\"google_ads_frame\" marginwidth=\"0\" marginheight=\"0\" id=\"google_ads_frame1\" hspace=\"0\" allowtransparency=\"true\"></iframe> </div></td> </tr>
</tbody></table></div></td> </tr>
</tbody></table></div>\n";
document.getElementById('resselect').value=zoomres;
}
</script><br />
</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-34777026527364426462011-05-15T16:48:00.000-07:002011-05-15T16:48:19.478-07:00Anak Perempuan Jangan Dipaksa Atas Pernikahan Yang Tidak Ia Suka !!!![Menghindari perjodohan tanpa izin dari si anak]<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSSueBDc6omvuEnEnTh-gJs5p8Crm7Na84SJXH8BQUjb1t2RJc62Q" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSSueBDc6omvuEnEnTh-gJs5p8Crm7Na84SJXH8BQUjb1t2RJc62Q" /></a></div>Pertanyaan.<br />
Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : Apakah boleh bagi seorang ayah memaksa putrinya menikah dengan lelaki yang tidak ia suka ?<br />
<br />
Jawaban.<br />
Tidak ada hak bagi seorang ayah ataupun yang lain memaksa putrinya menikah dengan lelaki yang tidak disukainya, melainkan harus berdasarkan izin darinya,:<br />
<br />
<br />
Dari Abu Hurairah <i>radhiyallahu ‘anhu</i> secara marfu’:<br />
لاَ تُنْكَحُ اْلأَيِّمُ حَتَّى تُسْتَأْمَرَ وَلاَ تُنْكَحُ الْبِكْرُ حَتَّى تُسْتَأْذَنَ<br />
<i>“Tidak boleh seorang janda dinikahkan hingga ia diajak musyawarah/dimintai pendapat, dan tidak boleh seorang gadis dinikahkan sampai dimintai izinnya.”</i> (<b>HR. Al-Bukhari</b> no. 5136 dan <b>Muslim</b> no. 3458)<br />
<br />
Di dalam redaksi lain beliau bersabda : "Dan izinnya adalah diamnya"<br />
<br />
Redaksi lain menyebutkan.<br />
<br />
Artinya : Dan perempuan gadis itu dimintai izin oleh ayahnya mengenai dirinya, dan izinnya adalah diamnya<br />
<br />
Adalah kewajiban seorang bapak meminta izin kepada putrinya apabila ia telah berusia sembilan tahun ke atas. Demikian pula para wali tidak boleh menikahkan putri-putrinya kecuali dengan izin dari mereka. Inilah yang menjadi kewajiban semua pihak ; barangsiapa yang menikahkan putrinya tanpa seizin dari dia, maka nikahnya tidak sah, sebab diantara syarat nikah adalah kesukaan (keridhaan) dari keduanya (laki-laki dan perempuan).<br />
Maka apabila ia dinikahkan tanpa keridhaan darinya, namun dipaksa di bawah ancaman berat atau hukuman pisik, maka nikahnya tidak sah ; kecuali pemaksaan ayah terhadap putrinya yang berusia kurang dari sembilan tahun, maka itu boleh, dengan alasan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menikahi Aisyah tanpa izin darinya yang pada saat itu masih berumur kurang dari sembilan tahun, sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih [Al-Bukhari dan Muslim].<br />
<br />
Adapun jika ia telah berusia sembilan tahun ke atas maka tidak boleh dinikahkan kecuali berdasarkan izin dari dia, sekalipun yang akan menikahkannya itu adalah bapaknya sendiri. Dan kepada pihak laki-laki (calon suami) jika mengetahui bahwa perempuan yang ia inginkan tidak menyukai dirinya, maka hendaknya jangan maju terus untuk menikahinya sekalipun bapaknya bersikap penuh toleran kepadanya.<br />
<br />
Hendaklah selalu bertaqwa kepada Allah dan tidak maju untuk menikahi perempuan yang tidak menyukai dirinya, sekalipun mengaku bahwa bapaknya tidak melakukan pemaksaan. Ia wajib waspada terhadap hal-hal yang diharamkan oleh Allah, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan agar meminta izin (terlebih dahulu kepada si permpuan yang dimaksud). Dan kami berpesan kepada perempuan yang dilamar agar selalu bertaqwa kepada Allah dan menyetujui keinginan bapaknya untuk menikahkannya jika lelaki yang melamarnya adalah lelaki ta'at beragama dan baik akhlaknya, karena pernikahan itu menyimpan banyak kebaikan dan maslahat yang sangat besar, sedangkan hidup membujang itu banyak mengandung bahaya. Maka yang kami pesankan kepada semua remaja putri adalah menyetujui lamaran lelaki yang sepadan (dengan dirinya) dan tidak membuat alasan masih ingin belajar atau ingin mengajar atau alasan-alasan lainnya.<br />
<br />
[Ibnu Baz, Fatawa Ma'ah, hal 55-56<br />
<br />
<br />
[Disalin dari. Kitab Al-Fatawa Asy-Syar'yyah Fi Al-Masa'il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, hal 431-433 Darul Haq]Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-5067950980309129522011-05-09T23:39:00.000-07:002011-05-09T23:39:16.699-07:00Tidak Semua Tepuk Tangan Terlarang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span class="fullpost"><a href="http://photos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/230940_220961451263622_100000493053139_930554_8140001_a.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="201" src="http://photos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/230940_220961451263622_100000493053139_930554_8140001_a.jpg" width="180" /></a></span></div><b>Pertanyaan:</b><br />
<br />
Apa hukum tepuk tangan untuk laki-laki di acara seminar dan berbagai pertandingan?<br />
<br />
<br />
<br />
<b>Jawaban:</b><br />
<br />
Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menjawab, “Tepuk tangan untuk laki-laki itu ada tiga kategori:<br />
<br />
1. <b>Tepuk tangan yang dijadikan sebagai ibadah</b>, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang musyrik di dekat Ka’bah. Tepuk tangan jenis ini jelas haram hukumnya. (lihat QS. Al-Anfal, ayat 35).<br />
<span class="fullpost"> <br />
2. <b>Tepuk tangan yang dijadikan sebagai hiburan</b>. </span><br />
<span class="fullpost">Tepuk tangan jenis ini terlarang. Boleh jadi, hukumnya haram; minimal hukumnya adalah makruh.<br />
</span><br />
<span class="fullpost">3. <b>Tepuk tangan yang dijadikan sebagai penyemangat</b>. </span><br />
<span class="fullpost">Artinya, ada</span><br />
<br />
<span class="fullpost"><br />
kebiasaan di masyarakat bahwa orang yang mendapat aplaus akan semangat melakukan hal yang sedang dia kerjakan. Tepuk tangan jenis ini hukumnya adalah tidak mengapa karena hukum asal untuk perkara non-ibadah adalah halal dan mubah.<br />
<br />
Betapa gembiranya seorang siswa yang mendapatkan aplaus ketika memberikan jawaban yang benar dalam kelas.<br />
</span><br />
<blockquote><span class="fullpost"> <b>Yang saya maksudkan adalah siswa sekolah dasar</b>. Sedangkan kalian, para mahasiswa, tepuk tangan tidaklah penting bagi kalian.</span></blockquote><span class="fullpost"> <br />
Betapa senangnya siswa tersebut. Boleh jadi, dia akan meloncat-loncat karena perasaan gembira yang tidak karuan. Apakah hal semacam ini kita larang tanpa dalil?<br />
<br />
Adapun terkait dengan hadis Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam ‘Tepuk tangan itu untuk perempuan, sedangkan bacaan tasbih itu untuk laki-laki (HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah)’, hadis ini berlaku dalam shalat (bukan dalam semua keadaan).”<br />
<br />
<br />
<br />
Keterangan:<br />
<br />
Fatwa ini disampaikan oleh beliau pada sesi tanya-jawab setelah berceramah di hadapan para mahasiswa Jami’ah Al-Imam Ibnu Su’ud di Riyadh, yang dilaksanakan di masjid universitas. Silakan baca buku Washaya wa Taujihat li Thulabil Ilmi yang dikumpulkan oleh Prof. Dr. Sulaiman bin Abdullah bin Hamud Abu Al-Khalil, Rektor Jami’ah Al-Imam Ibnu Su’ud saat ini, hlm. 65, terbitan Dar Ibnul Haitsam Kairo, cetakan pertama, 1426 H.<br />
<br />
<br />
<br />
Sumber:<br />
<br />
Artikel “Tidak Semua Tepuk Tangan Terlarang”, Majalah Al-Furqon, Edisi 10, Tahun 10, Jumadil Ula 1432, hlm. 28–29, oleh Ustadz Aris Munandar.<br />
<br />
Dipublikasikan ulang, disertai penyuntingan tata bahasa, oleh KonsultasiSyariah.com<br />
<br />
Artikel <b>www.KosultasiSyariah.com</b><br />
</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-83320550978095571312011-05-03T00:08:00.000-07:002011-05-03T00:08:53.304-07:00Kalau Mau Pacaran, yang “Islami” Saja !!!by:ust. Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf<br />
<br />
Kata sebagian orang : “Sulit untuk menjelaskan sesuatu yang sudah jelas”. Istilah pacaran adalah sebuah istilah yang sudah sangat akrab ditelinga serta lengket dalam pandangan mata. Namun saya masih agak kesulitan untuk mendefinisikannya. Mudahan-mudahan tidak salah kalau saya katakan bahwa setiap kali istilah ini disebut maka yang terlintas dibenak kita adalah sepasang anak manusia –tertama kawula muda dan para remaja- yang tengah dilanda cinta dan dimabuk asmara, saling mengungkapkan rasa sayang, cinta dan rindu, yang kemudian akhirnya biduk ini akan menuju pada pantai pernikahan. Inilah paling tidak anggapan dan harapan sebagian pelakunya. Namun ada satu hal yang banyak luput dari banyak kalangan bahwa segala sesuatu itu ada etika dan aturannya, kalau masuk terminal saja ada aturannya, akankah masalah cinta yang kata sebagian orang “suci” ini tanpa aturan ???<br />
<span class="fullpost"><br />
<br />
Cinta Tabiat Anak Manusia: Jangan Dibunuh, Jangan pula Diumbar!<br />
<br />
Alloh Ta’ala berfirman :<br />
<br />
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآَبِ<br />
<br />
“Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan pada apa-apa yang dia ingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia. Dan disisi Alloh lah tempat kembali yang baik.”<br />
<br />
(QS. Ali Imron : 14)<br />
<br />
Inilah tabiat dan fithroh kita sebagai anak Adam. Anak cinta orang tua, orang tua cinta anak, kita cinta pada uang, kaum hawa cinta pada perhiasan de el el. Begitu pula cinta pada lawan jenis, semua diantara kita yang laki-laki mencintai wanita dan yang wanita cinta laki-laki, barang siapa yang tidak memilikinya maka dipertanyakan kejantanan dan kefemininannya. Setuju nggak ???<br />
<br />
.<br />
<br />
Bila si Cinta dengan Gaun Merah Jambu itu Hadir!!<br />
<br />
Saya tidak tahu persis sejak kapan warna merah jambu dan daun waru dinobatkan sebagai lambang cinta, apapun jawabannya, itu tidak terlalu penting bagi kita. Namun yang sangat penting adalah bahwasannya bila masa kanak-kanak itu telah beranjak pergi meninggalkan kehidupan kita, lalu kitapun menyandang predikat baru sebagai remaja untuk menyongsong kehidupan manusia dewasa yang mandiri. Ada sesuatu yang terasa hadir mengisi indahnya hidup ini. Itulah cinta. Yang jelas cinta ini bukan lagi cinta pada mainan atau jajan bungkusan anak-anak, namun cinta pada sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Saat itu tersenyumlah seraya berucap : “Selamat datang cinta.”<br />
<br />
.<br />
<br />
Kasihan si Cinta: Sering Dijadikan kambing Hitam!<br />
<br />
Cinta adalah sesuatu yang agung, Dengan cinta seorang yang pengecut menjadi pemberani, orang yang bakhil menjadi dermawan, yang bodoh menjadi pintar, menjadikan orang pandai merangkai kata dan tulisan. Begitulah kira-kira yang diungkapkan para dokter cinta. Oleh karena jangan salahkan cinta, kasihan dia. Bukankah karena cinta seseorang bisa masuk sorga. Suatu hari ada seseorang bertanya kepada Rosululloh tentang kapan terjadi hari kiamat, namun beliau malah balik bertanya : “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya ?” Dia menjawab : .”Cinta Alloh dan Rosul Nya.” maka beliaupun menjawab : “Engkau bersama orang yang engkau cintai.” Maka Anas bin Malik perowi hadits ini pun berseru gembira : “Demi Alloh, Saya mencintai Rosululloh, Mencintai Abu Bakr dan Umar, maka saya berharap untuk bisa bersama mereka disurga,” (Bukhori Muslim)<br />
<br />
Cinta itu akan menjadi sangat agung kalau diletakkan pada tempatnya, namun bisa menjadi bencana kalau disalah gunakan. Oleh karena itu berhati-hatilah.<br />
<br />
.<br />
<br />
Cinta kepada Alloh: Rabb Semesta Alam<br />
<br />
Cukuplah bagi kita merenungi ayat berikut :<br />
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ<br />
<br />
“Sesunguhnya orang-orang yang beriman yaitu adalah orang-orang yang ketika disebut nama Alloh maka bergetarlah hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayatnya maka bertambahlah iman mereka karenanya. Dan kepada Robbnya mereka bertawakkal.”<br />
<br />
(Al Anfal : 2)<br />
<br />
Bertanyalah pada diri kita masing-masing, hatimu bergetar saat disebut nama-Nya ataukah nama nya ??? “Mintalah fatwa pada dirimu sendiri” begitulah kata Rosululloh.<br />
<br />
Bukankah cinta ini yang menjadikan Handlolah meninggalkan malam pertamanya untuk pergi perang lalu meninggal dalam keadaan masih junub ? Bukankah cinta ini yang menjadikan Bilal bin Robah mampu menahan derita yang tak terkira ? begitu pulalah Ammar bin Yasir, Kholid bin Walid dan lainnya.<br />
<br />
.<br />
<br />
Cinta Kepada Rasululloh<br />
<br />
Lelaki agung itu, yang meskipun beliau sudah meninggal 14 abad yang lalu , namun masih kita rasakan cinta dan kasihnya. Lihatlah gambaran Al Qur’an ini :<br />
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ<br />
<br />
“Sungguh telah datang pada kalian, seorang rosul dari kalangan kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan keselamatan bagi kalian, amat belas kasihan, lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.”<br />
<br />
(At Taubah : 128)<br />
<br />
oleh karena itu tidak mengherankan kalau beliau bersabda :<br />
<br />
“Tidak sempurna keimanan salah seorang diantara kalian sehingga saya lebih dia cintai dari pada cintanya pada orang tuanya, anak-anaknya dan semua manusia.”(Bukhori Muslim)<br />
<br />
Cinta pada sunnahnya, itulah bentuk cinta pada beliau. Sangat ironis sekali ummat islam sekarang yang mana setiap kali disebut sunnah beliau, maka mereka dengan langsung memprotes : “Kan Cuma sunnah ???” lalu kalau tidak sunnah beliau mau sunnah siapa ???<br />
<br />
Firman Alloh :<br />
<br />
“Sungguh ada bagi kalian pada diri Rosululloh suri tauladan yang baik.”<br />
<br />
.<br />
<br />
Cinta karena Alloh<br />
<br />
Akhi, Ukhti, saya mencintaimu karena Alloh.” Begitulah Rosululloh mengajarkan ummatnya untuk cinta ada orang lain karena Alloh, dalam artian kalau orang itu semakin membuat kita dekat pada Nya maka cintailah dia, dan begitu pula sebaliknya kalau ada orang yang semakin menjauhkan kita dari Nya, maka jauhilah dia. Bukankah orang yang melakukannya akan merasakan manisnya iman dan akan mendapatkan mimbar cahaya yang diingingkan oleh para Nabi dan Syuhada’ ???<br />
<br />
Mencintai tokoh idola anda, juga lakukan atas dasar cinta pada Alloh dan Rosulnya.<br />
<br />
.<br />
<br />
Itulah Agungnya Cinta: Jangan Diperkosa!<br />
<br />
“Pemerkosaan arti cinta” -maaf kalau kalimat ini kedengaran kasar- namun itulah kenyataannya. Betapa banyak wanita yang menyerahkan mahkota hidupnya kepada orang yang belum berhak lalu dia berucap ini sebagai tanda cintaku padanya, sebaliknya betapa banyak kaum laki-laki yang harus melakukan kemaksiatan atas nama cinta. Subhanalloh !!! akankah cinta kita pada Alloh Dzat yang Maha Agung dikalahkan oleh cinta pada seseorang yang berasal dari air mani yang kotor, saat hidupnya selalu membawa kotoran, dan saat meninggal pun akan berubah menjadi sesuatu yang sangat menjijikkan ??? Malulah pada Nabiyulloh Yusuf Alaihis Salam, yang mampu mempertahankan kehormatannya dihadapan seorang wanita cantik, kaya raya, bangsawan lagi. Jangan engkau berkata : “Diakan seorang Nabi ?.” karena kisah serupa pun dialami oleh Abdur Rohman bin Abu Bakr, Muhammad al Miski dan lainnya<br />
<br />
.<br />
<br />
TIDAK!!! Islam Tidak Mengharamkan Cinta, Islam Hanya Mengaturnya!<br />
<br />
Islam sebagai agama paripurna, tidak membiarkan satupun masalah tanpa aturan. Lha wong cara berpakaian, mandi, buang air dan hal-hal kecil lainnya ada aturanya, maka bagaimana mungkin urusan cinta yang menjadi keharusan hidup manusia normal akan tanpa aturan. Itu mustahil. Benarlah Salman Al Farisi tatkala ditanya : “Apakah nabimu sudah mengajarkan segala sesuatu sampai masalah adab buang air besar ? maka beliau menjawab : Ya, Rosululloh sudah mengajarkannya, beliau melarang kami untuk menghadap dan membelakangi kiblat dan memerintahkan kami untuk beristinjak dengan tiga batu dan melarang kami untuk beristinjak dengan kotorang dan tulang.”<br />
<br />
Alloh Berfirman :<br />
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا<br />
<br />
“Pada Hari ini telah kusempurnakan agama kalian, dan telah Ku sempurnakan nikmatku kepadamu dan Aku rela islam sebagai agamamu.”<br />
<br />
(Al Maidah : 3)<br />
<br />
Oleh karena itu kalau mau bercinta alias pacaran, saya tawarkan sebuah ‘pacaran islami’ biar berpahala. Setuju nggak ??? selamat mencoba !!!<br />
<br />
Ada beberapa aturan yang harus dipenuhi kalau mau berpacaran yang ‘islami’ yaitu :<br />
<br />
.<br />
<br />
1.Menutup aurot<br />
<br />
Firman Alloh Ta’ala :<br />
<br />
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا<br />
<br />
Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min “Hendaknya mereka menjulurkan pakaiannya keseluruh tubuh mereka” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu.”<br />
<br />
(QS. Al Ahzab : 59)<br />
<br />
Bahkan saking pentingnya masalah ini, Rosululloh juga mengaturnya walaupun antar jenis.<br />
<br />
Dari Abu Said Al Khudri berkata : “Rosululloh bersabda :<br />
<br />
“Janganlah seorang laki-laki itu melihat aurat laki-laki dan jangan seorang wania melihat aurat wanita.”<br />
<br />
(H.R. Muslim)<br />
<br />
.<br />
<br />
2.Menundukkan pandangan<br />
<br />
Firman Alloh Ta’ala :<br />
<br />
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آَبَائِهِنَّ أَوْ آَبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ<br />
<br />
“Katakanlah kepada orang-orang mu’min laki-laki agar mereka menundukkan sebagian pandangan mereka serta menjaga kemaluan mereka.”<br />
<br />
“Dan katakan kepada para wanita mu’minah, agar mereka menundukkan sebagian pandangan mereka dan menjaga farji mereka.”<br />
<br />
(QS. An Nur : 30,31)<br />
<br />
Dari Jarir bin Abdillah berkata : “Saya bertanya pada Rosululloh tentang pandangan yang mendadak tak sengaja, maka beliau memerintahkanku untuk memalingkan pandangan itu.” (Muslim)<br />
<br />
.<br />
<br />
3.Tidak bersolek ala jahiliyah<br />
<br />
Firman Alloh Ta’ala :<br />
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى<br />
<br />
“Dan menetaplah kalian dalam rumah-rumah kalian, dan janganlah bersolek seperti bersoleknya orang-orang jahiliyah yang dahulu.”<br />
<br />
QS. Al Ahzab : 33)<br />
<br />
Dari Abu Huroiroh berkata : “Rosululloh bersabda : “Ada dua golongan manusia ahli neraka yang saya belum pernah melihatnya, yang pertama : orang-orang yang memegang cambuk untuk memukul orang lian, yang kedua : Para wanita yang berpakaian tapi telanjang, mereka berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk unta. Mereka tidak akan pernah masuk surga dan tidak akan mendapatkan bau surga, padahal bau surga itu dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.”<br />
<br />
(Muslim)<br />
<br />
Alangkah meruginya orang yang semacam ini !!!<br />
<br />
.<br />
<br />
4.Ada pembatas antara laki-laki dan wanita<br />
<br />
Firman Alloh Ta’ala :<br />
وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ<br />
<br />
Dan apabila kalian meminta sesuatu pada mereka (para istri Rosululloh ) maka mintalah dari balik hijab. Karena yang demikan itu lebih suci bagi hati kalian serta bagi hati mereka.”<br />
<br />
(QS.Al Ahzab : 53)<br />
<br />
.<br />
<br />
5.Jangan berdua-duaan, karena yang ketiganya adalah setan<br />
<br />
Begitulah kira-kira bunyi hadits Rosululloh riwayat imam Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Huroiroh dengan sanad hasan<br />
<br />
.<br />
<br />
6.Jangan lembutkan ucapan<br />
<br />
Firman Alloh Ta’ala :<br />
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا<br />
<br />
“Janganlah kalian (Para wanita) melembutkan ucapan, sehingga akan rakus orang-orang yang punya penyakit hati, namun ucapkanlah yang baik.” (QS. Al Ahzab : 32)<br />
<br />
.<br />
<br />
7.Kulitmu masih haram bagiku<br />
<br />
Dari Ma’qil bin Yasar berkata : Rosululloh bersabda :<br />
<br />
“Seandainya ditusuk pada kepala salah seorang kalian dengan jarum besi panas, maka itu lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”<br />
<br />
(HR. Thobroni, Lihat As Shohihah : 226)<br />
<br />
.<br />
<br />
* Saudaraku, kalau anda mampu memenuhi syarat ini, teruskan pacaran anda.<br />
* Namun kalau tidak, maka pilihlah engkau lebih mencintai dia ataukah Alloh yang telah menciptakanmu, memberimu rizqi, melimpahkan kasih sayangNya padamu dan memberimu hidayah menjadi orang islam ???<br />
* Segera tinggalkan transaksi harammu itu, sebelum kemurkaan Alloh benar-benar datang. Atau saya punya usul , bagaimana kalau engkau cepat-cepat menikah, itupun kalau engkau sudah siap. Bagaimana ???<br />
<br />
.<br />
<br />
STOP!! Ini Bukan Area Anda! Jangan Berzina!!<br />
<br />
Jangan ada yang berfikir bahwasannya yang terlarang dalam islam hanyalah zina dalam pengertian masuknya timba dalam sumur sebagaimana bahasa hadits Rosululloh. Namun yang terlarang adalah semua hal yang mendekati pada perzinaan tersebut. Perhatikanlah firman Alloh :<br />
<br />
“Janganlah kalian mendekati zina”<br />
<br />
Juga Sabda Rosululloh saw :<br />
<br />
“Sesungguhnya Alloh telah menetapkan pada setiap anak adam bagianya dari zina yang pasti akan menemuinya, zinanya mata adalah memandang, zinanya lisan adalah berucap, jiwa dengan berharap dan berkhayal, yang semua itu dibenarkan atau didustakan oleh kemaluan.”<br />
<br />
(Bukhori Muslim)<br />
<br />
.<br />
<br />
Hamil dulu baru nikah atau nikah dulu baru hamil?<br />
<br />
Hamil setelah pernikahan yang sah adalah sebuah kebanggaan dan keagungan, semua orang yang memasuki biduk pernikahan pasti menginginkan kehamilan istrinya. Banyak klinik yang mengaku bisa mengobati kemandulan adalah salah satu buktinya.<br />
<br />
Di sisi lain, wanita yang hamil tanpa tahu harus kemana dia harus memanggil “Suamiku” akan sangat gelisah.<br />
<br />
Masyarakat yang terkadang dholim akan bisa dengan segera memaafkan laki-laki yang berbuat kurang ajar itu, namun tidak terhadap wanita. Dia akan menanggung aib itu sepanjang zaman dan akan terkenallah ia sebagai wanita yang tidak bisa menjaga kehormatannya.<br />
<br />
Begitulah yang dikatakan oleh Syaikh Ali Ath Thonthowi.<br />
<br />
Kalau dia menikah kelak, bukankah suaminya akan dengan mudah mengatakan : “Sudah berapa laki-laki yang tidur denganmu sebelum menikah denganku ?<br />
<br />
Anak yang terlahir, dia akan terlahir sebagai anak yang tidak di harapkan kehadirannya, Tidak ada sentuhan kasih dan sayang.<br />
<br />
Dari sisi Fiqh, Imam Ahmad bin Hambal dan lainnya mengatakan bahwa wanita hamil dari hasil perzinaan tidak boleh dinikahi selama hamil, dan kalau sudah terlanjur dinikahi maka harus diadakan pernikahan ulang.<br />
<br />
.<br />
<br />
Peringatan Penting Bagi yang masih Punya hati…<br />
<br />
Anda kepingin mendapatkan seorang pasangan hidup yang baik, setia, sholih dan sholihah ??? perhatikanlah resep Ilahi ini :<br />
<br />
لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ<br />
<br />
“Wanita yang jelek untuk laki-laki yang jelek, lelaki yang jelek untuk wanita yang jelek, begitu pula dengan wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik.”<br />
<br />
(QS. An Nur : 26)<br />
<br />
Kata para ulama’ : “Balasan itu sejenis dengan amal perbuatannya.”<br />
<br />
* Akan menjadi sebuah mimpi disiang bolong kalau anda menginginkan istri seperti Fathimah binti Abdul Malik kalau anda tidak bisa menjadi Umar bin Abdul Aziz.<br />
<br />
* Jangan pula mimpi bersuamikan Ali bin Abi Tholib kalau engkau tidak menjadi Fathimah binti Muhammad. Perbaikilah dirimu dahulu sebelum engkau berharap mendapatkan pasangan hidup yang engkau idamkan !!!<br />
<br />
.<br />
<br />
Jangan Katakan ini!<br />
<br />
Jangan engkau berkata padaku :<br />
<br />
“Aku berpacaran kan untuk tahap penjajagan, biar saling memahami karakter masing-masing, sehingga tidak akan terjadi penyesalan setelah memasuki maghligai pernikahan, karena bagaimanapun juga kegagalan dalan berpacaran jauh lebih ringan daripada kegagalan dalam pernikahan.”<br />
<br />
Jangan engkau katakan itu padaku, karena itu hanyalah topengmu belaka.<br />
<br />
* Tanyalah pada dirimu sendiri apakah engkau selama pacaran, mencoba untuk memahami masing-masing dan belajar untuk menjadi suami istri yang baik?<br />
* Ataukah yang engkau lakukan adalah berusaha menjadi baik saat berada dekat sang pacar? Bukankah ini sebuah penipuan kepribadian ??? persis kayak penjual yang takut ditinggal pembeli, yang mana ia harus berusaha untuk tampil lebih baik dari yang sebenarnya.<br />
<br />
* Lalu apa yang engkau sisakan nanti kalau memasuki dunia pernikahan, bukankah semuanya sudah engkau rasakan ? saling memadu rasa kasih sayang, mengungkapkan rasa cinta, berjalan bareng, nonton bareng, rekreasi bareng, bahkan mungkin hubungan suami istripun sudah dilakukan. Lalu apa yang akan engkau sisakan setelah menikah ??? malam pertamamu akan terasa hambar, tidak ada yang beda pada malam itu karena semua sudah dilakukan, bahkan mungkin akan terasa pahit, karena selama ini engkau berhubungan bukan cuma berdua, tapi bertiga, Yah …. Engkau bersama setan yang selalu membumbui semua kemaksiatan menjadi kenikmatan.<br />
<br />
Bandingkan dengan yang malam pertamanya adalah benar-benar malam pertama. Dan bulan madunya benar benar semanis madu. Ah !!! saya tidak mau terlalu jauh mengenang masa-masa indah itu ….. kasihan yang belum nikah, he… he …<br />
<br />
.<br />
<br />
Jangan Anggap Ini Keras!<br />
<br />
Mungkin ada diantara kalian yang berkata : “ustadznya terlalu keras.”<br />
<br />
Wahai saudaraku seiman !!! cobalah renungkan kembali ayat-ayat dan hadits diatas dengan pikiran jernih, kepala dingin dan penuh rasionalitas, lalu ambilah kesimpulan, manakah yang keras ??? bukankah itu semua tuntutan syariat agama yang kita anut bersama ?<br />
<br />
Atau jangan-jangan engkau sedang kena penyakit mag sehingga nasi yang lembek pun terasa keras, itulah kemungkinan yang paling dekat. Hatimu sedang berpenyakit, sehingga engkau merasa sakit dan keras dengan sesuatu yang sebenarnya lembek. Bukankah Rosululloh bersabda :<br />
<br />
“Saya diutus untuk membawa syariat yang lurus dan mudah.”<br />
<br />
(Bukhori Muslim)<br />
<br />
Penutup<br />
<br />
Dipenghujung tulisan ini, saya teringat bahwa beberapa hari lagi kita memasuki bulan Romadlon. Belajar dari orang yang berpuasa yang dia menahan lapar dahaga sehari penuh, namun saat berbuka, akan terasa sangat nikmat air putih meskipun tanpa gula.<br />
<br />
Inilah puasa panjang syahwat kita, yang akan engkau rasakan nikmatnya tatkala engkau berbuka dimaghligai pernikahan.<br />
<br />
Saat melalui puasa panjang ini laluilah dengan :<br />
<br />
Banyak berdzikir, menyebut kebesaran Ilahi<br />
<br />
Sabar dan sholatlah<br />
<br />
Ikutilah kajian-kajian keagamaan<br />
<br />
Bertemanlah dengan orang-orang sholih yang akan menolongmu tegar dalam jalan Nya<br />
<br />
Sibukkan diri dengan aktivitas surgawi<br />
<br />
Kalau masih kebelet juga, perbanyaklah puasa karena sesunguhnya puasa adalah benteng yang kokoh.<br />
<br />
Ya Alloh, tunjukkanlah kepada kami sebuah kebenaran itu sebagai sesuatu yang benar dan berilah kami kekuatan untuk menjalankannya. Dan tunjukkanlah kepada kami sebuah kesalahan itu sebagai sesuatu yang salah dan berilah kami kekuatan untuk meninggalkannya.<br />
<br />
Wa akhiru da’wana ‘anil Hamdi lillahi Robbil Alamin.<br />
<br />
www.ahmadsabiq.com<br />
</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-64008475443662639692011-04-30T20:53:00.000-07:002011-04-30T20:55:32.489-07:00Download Ebook: HAM dalam Pandangan Islam (Makalah Kajian Ustadz Kholid Syamhudi)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQwzFgn20RDDzR_P_J-uFPoDEcv-lUJpURHBpvoaK-UYH3E01JlxdzQvUox" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="120" width="217" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQwzFgn20RDDzR_P_J-uFPoDEcv-lUJpURHBpvoaK-UYH3E01JlxdzQvUox" /></a></div><br />
Baru-baru ini pada 17 April 2011 bertempat di Masjid Jami’ Al-Sofwa, Ust. Kholid Syamhudi, Lc – pengasuh Ponpes Ibnu Abbas Sragen dan Majalah As-Sunnah – menyingkap wacana HAM ini di dalam ceramah yang bertajuk HAM dalam Pandangan Islam. Beliau mengawali penjelasannya dengan perjalanan historis wacana HAM ini di eropa dan barat yang diikuti dengan munculnya formalisasi ham dalam bentuk deklarasi maupun piagam. Baru setelahnya dibahas perbandingan antara HAM versi Barat/Eropa dan HAM menurut Islam.<br />
<br />
<span class="fullpost"> <br />
Menurut Ustadz lulusan Universitas Madinah dan juga mengenyam pendidikan di Teknik Nuklir UGM ini, HAM telah ada di dalam Islam jauh sebelum Barat mengenalkannya. Tidak hanya itu HAM versi Islam juga lebih spesifik dan lengkap termasuk sanksi-sanksinya.<br />
<br />
Untuk lebih jelasnya silakan di download file pdfnya di bawah ini<br />
>>>><a href="https://sites.google.com/site/indahnyamengenalsunnah/indahnya-mengenal-sunnah/ham_dalam_pandangan_islam.pdf?attredirects=0&d=1">Download HAM dalam Pandangan Islam </a><br />
<br />
sumber :http://salafiyunpad.wordpress.com<br />
</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-37006220190702166942011-04-27T16:54:00.000-07:002011-04-27T16:59:15.392-07:00[EBOOK] Syiah Menghalalkan taqiyah (berdusta) Untuk Menipu Kaum Muslimin<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQSjVIxx_Yyd2akFEuC-7sUvclksubry5a693D8sKyYXzNPtGyEei35xA" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="122" width="126" src="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQSjVIxx_Yyd2akFEuC-7sUvclksubry5a693D8sKyYXzNPtGyEei35xA" /></a></div><br />
Bismillah<br />
alhamdulillah,Segala Puji bagi Allah yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya.Shalawat serta salam kami haturkan kepada Baginda Rasulullah Sahllallahu'alaihiwasallam beserta keluarga, para sahabatnya,dan para pengikutnya yang senantiasa menghidupkan Sunnah-Sunnah beliau hingga akhir zaman.<br />
<br />
Pada kesempatan kali ini, kami menghadirkan kembali sebuah ebook ilmiah yang membahas tentang Taqiyah yang merupakan aqidah kaum syiah. <br />
<span class="fullpost"><br />
<br />
Dalam ebook ini akan dijelaskan bagaimana kaum Syiah menipu kaum Muslimin.Untuk lebih jelasnya silakan di download Ebooknya.<br />
<br />
>>>><a href="https://sites.google.com/site/indahnyamengenalsunnah/indahnya-mengenal-sunnah/TAQIYAHRITUALKAUMSYIah.rar?attredirects=0&d=1">TAQIYAH RITUAL KAUM SYIAH</a><br />
</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-69126205849406123032011-04-24T21:22:00.000-07:002011-04-25T02:57:44.949-07:00[PENTING] Ebook kumpulan Tanya Jawab Islam Ilmiah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQay8_OXFQGUE-Y5NkGgESLvn7iJHqeWHLys3jQOeKyxdgce0MYBRQv142c" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="122" width="132" src="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQay8_OXFQGUE-Y5NkGgESLvn7iJHqeWHLys3jQOeKyxdgce0MYBRQv142c" /></a></div><br />
Bismillah<br />
Segala Puji bagi Allah 'Azawajalla yang telah melimpahkan Rahmat,hidayah,dan keistiqomahan di atas Islam yang haq.<br />
Shalawat serta Salam kepada Baginda Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam beserta para keluarga,sahabat dan pengikutnya yang senantiasa memperjuangkan Sunnah-Sunnah beliau hingga akhir zaman.Insya Allahuta'ala.<br />
<br />
Alhamdulillah pada kesempatan kali ini kami menghadirkan page baru pada blog ini yang memfasilitasi para pengunjung untuk dapat mendownload secara langsung file-file yang Insya Allah bermanfaat bagi pengunjung.<br />
<br />
<span class="fullpost"><br />
Pada postingan perdana ini Alhamdulillah kami memberikan link direct download ebook chm yang isinya berbagai macam artikel yang memuat seluruh masalah dalam agama Islam,Insya Allah. Kelebihan ebook ini adalah artikel-artikel di klasifikasikan dalam berdasarkan masalah-masalah yang berkaitan dengan penghambaan diri seorang Muslim kedapa Rabbnya. Terlebih lagi artikel ini kebanyakan di susun dalam bentuk tanya jawab, sehingga artikel-artikelnya pun memang berdasarkan permasalahan kontemporer yang dihadapi kaum Muslimin belakangan ini.<br />
<br />
Artikel-artikel yang adapun di susun dengan memperhatikan kaidah-kaidah pengambilan dalil yang haq dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang meninggalkan penuhanan akal dan perasaan.Kemudian banyak dari artikel merupakan penjelasan langusung dari para ulama Kibar sehingga Insya Allah memuaskan bagi yang membacanya.<br />
<br />
Semoga dengan ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua,.Silakan download filenya di bawah ini.<br />
<br />
>>>> <a href="https://sites.google.com/site/indahnyamengenalsunnah/indahnya-mengenal-sunnah/KumpulanTanyaJawabDalamIslam.rar?attredirects=0&d=1">Kumpulan Tanya Jawab Dalam islam</a><br />
<br />
</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-33763582104494638482011-04-24T20:37:00.000-07:002011-04-24T20:37:08.058-07:00Nasihat dari saudaramu wahai para pengguna facebook<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRgIAAOjCfHxC53biggIcoTgFzaJsMe6SSnnIsN7YSrWQh6tcbtLw" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="77" width="104" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRgIAAOjCfHxC53biggIcoTgFzaJsMe6SSnnIsN7YSrWQh6tcbtLw" /></a></div><br />
<br />
Ittaqillah hautsumakunta,...<br />
terkadang seseorang tidak bisa menjaga dirinya di kala menulis status,.<br />
Ia sengaja mengundang rasa penasarang orang untuk berkomentar dengan statusnya, meskipun itu datangnya dari lawan jenisnya,.<br />
Padahal di antara mereka telah ada yang mendapat gelar aktivis dakwah yang notebene bisa menjaga dirinya dari hal-hal yang di larang dalam syariat Islam..<br />
<br />
<span class="fullpost"> <br />
ya ikhwani wa akhowati,.<br />
ittaqillah haitsuma kunta,.<br />
Di dunia nyata engkau begitu menjaga pandangan mu dari lawan jenismu,.<br />
tapi ketika di dunia maya seolah-olah kau angkat dan pandangi dengan mata terbuka lebar pada lawan jenismu,.<br />
Di mana letak keistiqamahanmu?<br />
Ittaqillahaitsumakunta,.<br />
Semoga Allah menjaga kita semua dari tipu daya syeitan<br />
Mungkin inilah pesan singkat dari saudaramu yang tidak menginginkan dirimu jatuh pada kebinasaan.<br />
<br />
Hamudi bin Abudurrahman, Hamba Allah yang membutuhkan nasihat.<br />
</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-87692408469335949932011-04-23T02:53:00.000-07:002011-04-23T03:06:31.158-07:00Nasihat bagi saudaru/i ku aktifis dakwah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQKkx-knMFQ5eyFqmgQEPZj81m4p3Fq_72MvMIGUaRimDUSmkxuApN5d_UZ" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="103" width="137" src="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQKkx-knMFQ5eyFqmgQEPZj81m4p3Fq_72MvMIGUaRimDUSmkxuApN5d_UZ" /></a></div><br />
Wahai saudara,saudariku<br />
Perhatikanlah dengan siapa lawan bicara,sms, chating atau telpon kalian.<br />
Allah dan Rasul-Nya telah memberikan batasan2 yang jelas mengenai pergaulan di antara lawan jenis dan sesama jenis, di antara mahrom dengan non mahrom. Sungguh fitnah di balik berbicara dengan lawan jenis tanpa adab adalah sangat besar. Somoga Allah memuliakan mereka yang menjaga kehormatan diri mereka dari berkholwat (berdua-duaan dengan lawan jenis,) baik tanpa perantara, maupun menggunakan perantara (hp, internet,dll)<br />
<span class="fullpost"> <br />
Ikhwani wa akhowati fiddien,ittakillah, ketahuilah bahwa berkholwat dengan lawan jenis adalah hal yang terlarang secara mutlak baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah, dan bahkan ini adalah tipu daya syeitan yang telah menghiasai suatu kemaksiatan sebagai suatu amal ibadah.<br />
Kau katakana “Ana berbicara dengannya dengan tujuan menjelaskannya tentang masalah agama dan saling menasihati“, maka di jawab, kenapa harus berduaan, mengapa engkau tidak mempersaksikan percakan kalian dengan menghadirkan saudara/I mu yang lain untuk menyaksikanmu?Perhatikanlah saudara/iku bagaimana permasalahan cinta yang terlarang lahir dari hal yang seperti demikian. Setidaknya tumbuh benih2 merah jambu (VMJ) yang akan dijadikan senjata utama oleh iblis untuk menyesatkan kita.<br />
<br />
Wahai saudaraku bertakwalah kepada Allah. Jauhilah hal ini.Cara menjelaskan agama yang hanif ini dengan jalan seperti itu lebih berbahaya dari pada cara-cara orang fasik yang secara terang-terangan mengobrol dengan lawan jenisnya tanpa adab,dan tanpa tujuan-tujuan yang terpuji. Mereka sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah kemaksiatan sehingga ada kesadaran untuk memperbaiki diri.Sedangkan tidak demikian dengan kita, terkadang kita menganggapnya sebagai amal ibadah yang dapat mendekatkan diri kalian pada Allah.<br />
Kalian yang lebih berilmu pasti lebih mengetahui hadits berikut ini “Tidaklah kutinggalkan suatu ujian yang lebih berat bagi laki-laki melebihi wanita” (HR Bukhari no 4808 dan Muslim no 2740 dari Usamah bin Zaid), tapi hal itu dilupakan ketika kemaksiatan itu telah dihiasi oleh syeitan untuk menipu kita. <br />
<br />
Kemudian “Sesungguhnya awal kebinasaan Bani Israil adalah disebabkan masalah wanita” (HR Muslim no 7124 dari Abu Said al Khudri).Akankah kita juga akan menghancurkan agama ini atau setidaknya kita meninggalkan dakwah sunnah ini?Wallaahi, kita berada dalam kesesatan.<br />
Perempuan/plelaku yang mengajak kita ngobrol dengan berbagai obrolan ini padahal tidak ada hubungan kekerabatan antara dirimu dengannya adalah suatu yang haram. Hati-hatilah dengan cara-cara semisal ini. Semoga Allah menjadikanmu sebagai salah seorang hambaNya yang shalih.<br />
<br />
Mungkin inilah nasihat dari seorang sahabat yang menginginkan kebaikan bagi kalian, dan ana bukanlah orang yang sempurna, tapi ana ingin menjadi orang yang Rasulullah sebutkan “Sebaik-baik manusia adalah yang paling memberikan manfaat bagi orang lain.” (Al Jaami’ Ash Shogir, no. 11608)<br />
<br />
Ditulis oleh Hamudi bin Abdurrahman<br />
16 Rabb'il awal 1431 H<br />
Ditulis dipagi hari yang Insya Allah keberkahan di dalamnya<br />
<br />
Wallahua’lam<br />
<br />
<br />
<br />
</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-63350603272766886392011-04-22T09:16:00.000-07:002011-04-22T09:19:54.954-07:00JOMBLO BERAKHIR MANIS<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTJUTFwxAA2dhvDwNWeeMzyRW08KrEYqfwSX3e0dM_8MyCgCGhiDqTy8Q" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="97" width="112" src="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTJUTFwxAA2dhvDwNWeeMzyRW08KrEYqfwSX3e0dM_8MyCgCGhiDqTy8Q" /></a></div><br />
<i>Jomblo…Istilah yang begitu familiar di telingan sebagian kita, mungkin!</i><br />
<i>Istilah yang melekat pada diri orang yang tidak mempunyai pasangan(baca:pacar)</i><br />
<i>Meski…sebenarnya sebutan pacar juga tak dikenal dalam syariat ini.</i><br />
<i>Anehnya, sebagian remaja dan pemuda malah meraas gerah dan sesak dengan status jomblo,..</i><br />
<br />
Tono (bukan nama sebenarnya),Terlihat murung dengan wajah seringnya dilipat karena pasalnya dua orang teman karibnya akhir-akhir ini sering jalan bareng,telpon-telponan,sms-an sepanjang waktu dengan pasangan perempuannya masing-masing. SEdangkan dia sendiri sampai detik ini tidak memiliki satu orangpun teman perempuan alias menjomblo.<br />
<span class="fullpost"> <br />
Lain halnya dengan Rizal, sebut saja begitu. Meski tak punya teman perempuan, ia tetap ceria dalam kesehariannya. Bahkan bisa dibilang hari-harinya diisi dengan sederet aktifitas yang bermanfaat. Ta’lim,belajar, dan serangkaian kegiatan kampus. Bukannya ia tak pingin pacaran. Namun, ia sadar betul bahwa aktifitas tersebut jelas berupa pelanggaran. Celah menuju perzinaan. Bukankah Allah telah melarang kita mendekati zina?<br />
<br />
<b> Pacaran Buka Tren</b><br />
<br />
Kasus kehidupan anak remaja semisal tono sering terjadi di sekitar kita. Bukan yang remaja semata, yang dewasa pun sering mengalaminya. Namun apakah benar, ada pacaran dalam Islam? Jawabannya:jelas tidak!!!<br />
Terus ada sederet pertanyaan terlontar. Bukankah pacaran itu menyenangkan?Bukankah ia bisa menjadi penyemangat dalam aktifitas? Bukankah pacaran bisa menjadi gerbang seseorang untuk meperdewasa diri? Bukankah…? Dan sederet syubhat serta kerancuan yang disuguhkan setan untuk melegitimasi yang namanya pacaran.<br />
Kalau mau jujur tentulah kita akan mengatakan bahwa pacaran merupakan sarana perzinaan. Bukan muhrim, bukansaudarak tapi jalan bareng, berpegangan, berduaan di tempat yang sunyi,de el el.<br />
Kalau bukan gerbang menuju zina…lalu apalagi namaya? Padahal dalam ayat-Nya Allah telah melarang kita untuk mendekati zina,.<br />
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا<br />
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32)<br />
Dalam hadits pun Rasulullah melarang dua orang lain jenis untuk berduaan karena bakal ditemani pihak ketiga, yakni setan.<br />
Apapun alas an dan dalihnya, pacaran tidak ada dalam kamus Islam. Bukan pula tren remaja Muslim, meski seakan ia penuh dengan manfaat dan faedah!<br />
<br />
<b> Saatnya Berakhir Manis</b><br />
<br />
Islam datang dengan penuh kesempurnaan. Pun dengan masalah yang terkait dengan yang namanya cinta lawan jenis. Ketika perzinaan dilarang, Islam memberi solusi agar tak terjebak di dalamnya. Sebagaimana kita tahu, memang fitrah, Allah telah menumbuhkan rasa cinta pada diri manusia terhadap lawan jenis. Allah juga menyediakan tempat penyaluran jenis cinta yang satu itu jauh lebih indah dari sekedar pacaran, yakni PERNIKAHAN. Itulah salah satu bukti keindahan dan kesempurnaan Islam.<br />
Allah ‘Azawajalla berfirman:<br />
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجاً لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا<br />
“Dan di antara tanda kekuasaan Allah ialah Ia menciptakan bagimu istri-istri dari jenismu sendiri agar kamu merasa tenteram denganya.” (QS. Ar Ruum: 21)<br />
Manakala Allah melarang kita untuk mendekati zina (pacaran). Berarti Dia telah menyediakan suatu proses menuju pernikahan yang lebih indah, elegan dan tetap menjaga kehormatan daripada sekedar pacaran. Jadi pacaran yang benar adalah pacaran setelah nikah. Artinya kita boleh mencurahkan segala cinta manusiawi kita terhadap pasangan hidup hanya karena Allah dan demi memelihara kehormatan diri. Itulah solusi manisnya bagi yang sudah mempu menjalaninya, tentu!<br />
<br />
<b> Bagi yang Belum Siap</b><br />
<br />
Meski demikian, bagi kamu antum wa antenna yang sudah kepengen nikah tapu belum mampu (artinya belum bisa melaksanakannya) ada terapi jitu yang mesti di jalani , di antaranya:<br />
1. Puasa<br />
Hal ini selaras dengan sabda Nabi Shallallahu’alaihiwasallam,”Wahai para pemuda , siapa saja diantara kamu yang memiliki kemampuan hendaknya segera menikah. Karena menikah itu akan lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluannya. Barang siapa yang belum mampu , maka puasa merupakan salah satu peredam nafsu syahwat baginya”</span><br />
<span class="fullpost"><br />
2. Menjaga pandangan<br />
Terapi berikutnya adalah dengan senantiasa menundukkan pandangan dari hal-hal yang dilarang agama, sebagaimana firman Allah<br />
“Katakanlah pad para lelaki yang beriman:’hendaklah mereka menahan pandangan dan memelihara kemaluan, karena yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah juga kepadapara peremapuan yang beriman:’hendaklah mereka menahan pandangan dan memelihara kemaluan…”(An-Nur[30-31])<br />
Menundukkan pandangan di sini berarti menjaga pandangan agar tidak liar atau tertuju pada hal-hal yang diharomkan, sehingga kita dapat mengendalikan hati dan membuatnya bercahaya dalam naungan iman dan taqwa.</span><br />
<span class="fullpost"><br />
3. Menjaga pergaulan, hindari ikhtilat</span><br />
<span class="fullpost"><br />
4. Mengisi hari-hari dengan aktifitas syar’i<br />
Terutama memelajari ilmu agama ini. Memelajari ilmu syar’I bisa di tempuh dengan banyak membaca buku, mendengarkan rekaman pengajian, dan menghadiri majelis ta’lim yang sarat dengan curahan ilmu.<br />
Tidaklah bijak apabila cinta yang suci ditujukan pada tempat yang keliru. Tidaklah benar bila kita mencurahkannya kepada yang bukan berhak. Dan yang tepat adalah meletakkan dan menyemai cinta haruslah sesuai aturan dan tepat sasaran, yakni mengembangkan dan mencurahkannya karena Allah dan di jalan-Nya semata.<br />
<br />
Ditulis oleh<br />
Abu Nayla I, dalam rubrik bahasan utama majalah elfata vol.7 2007<br />
</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-60298201927182556392011-04-15T08:16:00.000-07:002011-04-15T08:30:16.643-07:00[PENTING]APAKAH ITU WARA’ DAN BAGAIMANAKAH KONSEKUENSINYA?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHJ8Z96goBsZontXpva2WLVAQ-OCwjLmVBifv1WvlJPd6oZNY5h11AjG0wF0Sy0OmoGS6SjHx4uPDsI-LO5XhaxKBPyzSB9jtJGrVtHT4TPDjTNya9GBmvAFl2mCy13i-Kkl1iKC0dt-e1/s1600/2.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="289" width="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHJ8Z96goBsZontXpva2WLVAQ-OCwjLmVBifv1WvlJPd6oZNY5h11AjG0wF0Sy0OmoGS6SjHx4uPDsI-LO5XhaxKBPyzSB9jtJGrVtHT4TPDjTNya9GBmvAFl2mCy13i-Kkl1iKC0dt-e1/s400/2.jpg" /></a></div>Sikap wara’ dalam mencari rezeki dan kehidupan sudah jarang disebut dan diperhatikan kaum muslimin. Kita lihat kaum muslimin sangat menggampangkan masalah ini sehingga terjerumus dalam perbuatan tercela dalam memenuhi kebutuhannya. Riba, dusta, menipu dan perbuatan haram lainnya dilakukan tanpa merasa berdosa hanya untuk dalih memenuhi kebutuhan hidup. Dan ada pula yang lebih sangat menyedihkan yang ada dikalangan pemuda pada umumnya,dimana mereka memiliki giroh yang besar untuk dapat berperan penting dalam memperjuangkan Islam, tapi sayangnya dengan keterbatas ilmu merekapun mengambil jalan yang salah sehingga bukan saja menghinakan dirinya tapi juga dapat mencoreng Islam sebagai agama satu-satunya yang diridhoi Allah ‘Azawajalla. Mereka melupakan sifat wara’ yang menjadi sifat yang mulia yang dapat menjaga kehormatan kaum muslimin dan kehormatan agama Islam.<br />
<span class="fullpost"> <br />
Apa Haketkat Wara’?<br />
<br />
Para ulama memberi memberikan definisi wara’ dengan beberapa ungkapan, diantaranya:<br />
<br />
Wara’ adalah meniggalkan semua yang meragukan dirimu dan menghilangkan semua yang membuat jelk dirimu dan mengambil yang lebih baik<br />
Wara’ adalah ibarat dari tidak tergesa-gesa dalam mengambil barang-barang keduniaan atau meninggalkan yang diperbolehkan karean khawatir terjerumus dalam perkara yang dilarang.<br />
<br />
Sedangkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menggambarkan sikap wara’ ini dengan ungkapan , “Sikap hati-hati dari terjerumus dalam perkara yang berakibat bahaya yaitu yang jelas pengharaman dan yang masih diragukan keharamannya. Dalam meninggalkan perkara tersebut tidak ada mafsadat(kerugian/keburukan) yang lebih besar dari mengerjakannya.”(Majmu’’ Fatawa 10/511)<br />
<br />
<br />
<br />
Hal ini disimpulkan secara ringkas oleh murid beliau imam ibnu al-Qayim rahimahullah dengan ungkapan, “wara’ adalah meninggalkan semua yang dikhawatirkan merugikan akhiratnya.”(al-Fawaaid hlm 18)<br />
<br />
<br />
<br />
Dari penjelasan di atas mari kita koreksi diri kita, kita koreksi segala jenis amalan kita apakah kita telah menerapkan sifat wara’ ini ?apakah ketika kita berada di kantor ataupun di sekolah/kampus kita berhati-hati dari setiap perkara dunia yang bisa menjerumuskan kita keperbuatan yang dilarang?Contohnya, saat seseorang di kantor, bagaimana ia bersikap dengan peralatan kantor yang diberikan kepadanya untuk melaksanakan tugas-tugasnya,apakah ia berhati-hati dalam menggunakannya, atau apakah ia menggunakan peralatan kantor untuk kepentingan pribadinya,semisal menggunakan telpon kantor untuk menelepon anak,atau istrinya.<br />
<br />
<br />
<br />
Kemudian contoh saat di kampus, bagaimana ia berhati-hati bergaul dengan teman-temannya,apakah ia mudah bergaul dengan siapapun tanpa memperhatikan dampaknya apabila ia tidak menyeleksi kawan-kawannya?bagaimanakah kehati-hatiannya dalam memanage lisannya meskipun hukum berbiara adalah mubah. Tapi apabila ia tidak mengaturnya dengan bijak maka lisannya bisa setajam pedang yang bisa membuat sebuah bencana besar di suatu negeri, sehingga iapun jatuh kedalam perkara yang haram.<br />
<br />
Ciri dan Urgensi sikap Wara’<br />
<br />
Ciri mendasar pada seseorang yang bersikap wara’ adalah kemampuannya meninggalkan sesuatu yang hanya semata-mata ada keraguan atau syubhat, seperti yang dikatakan oleh al-Khaththabi rahimahullah , “Semua yang engkau merasa ragu padanya, maka sifat wara’ adalah menjauhinya.”[Fath al-bari 4/293 , dari syarah bab ke-3 , dari kitab Buyu’]<br />
<br />
Imam al-Bukhari rahimahullah mengutip perkataan Hasan bin Abu Sinan rahimahullah, “Tidak ada sesuatu yang lebih mudah dari pada sifat wara’:’Tinggalkanlah sesuatu yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu.’”[Shahih Bukhori ]Sebagaimana diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam , beliau bersabda,<br />
<br />
“Kebaikan adalah sesuatu yang jiwa merasa tenang dan hati merasa tenteram kepadanya, sedangkan dosa adalah sesuatu yang jiwa tidak merasa tenang dan hati tidak merasa tenteram kepadanya, sekalipun orang-orang memberikan berbagai komentar kepadamu.”<br />
<br />
<br />
<br />
Dan yang memperkuat hal itu adalah atsar yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asakir rahimahullah secara mursal,”Sesuatu yang diingkari hatimu, maka tinggalkanlah”[Shahih al-Jami’ no. 5564]<br />
<br />
Sebagaimana wara’ mencakup semua hal baik yang berhubungan dengan usaha dan hubungan mu’amalah bahkan dakwah, juga mencakup lisan dan perbuatan lainnya. Lihat kebanyakan orang tergesa-gesa memberi fatwa tanpa ilmu merupakan sikap yang bertentangan dengan sikap wara’ , dan yang lebih mengerikan lagi adalah para pemuda saat ini yang dianugerahi giroh yang besar dalam berdakwah, tapi sayangnya mereka serampangan dalam menempuh jalan dakwa. Niat yang baik mereka bangun untuk menegakkan dan menebarkan sunnah ternyata tiada artinya setelah jalan dakwah yang mereka tempuh itu keliru. Karena semangat mereka yang tinggi untuk memperjuangkan sunnah akhirnya lupa untuk bersikap wara’, mereka tidak berpikir panjang akibatnya kepada orang lain apabila mereka menempuh jalan tersebut, mereka hanya berpatokan untuk ingin mengenalkan sunnah kepada orang lain dan mengajak orang lain kepada sunnah tapi mereka tidak mengingat bahwa ada sikap wara’ dalam berdakwah,.<br />
<br />
<br />
<br />
Para sangat menekankan untuk bersikap wara’ terutama dalam ucapan sebagaimana yang dikatakan oleh Ishaq bin Khalaf rahimahullah “Wara’ dalam tuturan kata lebih utama daripada emas dan perak…”[Tahdzib Madarijus salikin hal .290]<br />
<br />
<br />
<br />
Coba kita telaah lagi kalimat indah di atas,dan kita bandingkan dengan apa yang terjadi pada saat ini terutama para pemuda. Merka ketika berhadapan dengan suatu forum diskusi bukannya ilmu yang diutarakan tapi hinaan dan pelecehanlah yang terlontar, sehingga tidak jarang dari kaum Muslimin yang lari dari hidayah karena ucapan yang menyakitkan.Padahal kita mengenal mereka sebagai pejuang dakwah Sunnah yang mengemban dakwah yang penuh kasih sayang ini.<br />
<br />
<br />
<br />
Insya Allah bersambung di tulisan berikutnya,<br />
<br />
<br />
<br />
Hamudi bin Abdirrahman<br />
<br />
Jakarta, 13 April 2011<br />
<br />
<br />
<br />
Sumber tulisan : Majalah el-Fata Edisi 11 dan 12 volume 10, hlm.62 dengan sedikit tambahan dari kami.</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-63201001398919984482011-04-09T18:24:00.000-07:002011-04-09T18:24:01.574-07:00[PENTING]Taukah Anda apakah makna dan konsekuensi dari dua kalimat syahadat?[4]<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://muslim.or.id/wp-content/uploads/2010/06/realisasi-tauhid.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://muslim.or.id/wp-content/uploads/2010/06/realisasi-tauhid.jpg" width="320" /></a></div><b>Syarat Ketiga: Qabul (menerima).</b><br />
Menerima kandungan dan konsekuensi dari syahadat; menyem-bah Allah semata dan meninggalkan ibadah kepada selainNya.<br />
<br />
Siapa yang mengucapkan, tetapi tidak menerima dan menta'ati, maka ia termasuk orang-orang yang difirmankan Allah:<br />
<br />
"Artinya : Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: 'Laa ilaaha illallah' (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri. dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" [Ash-Shafat: 35-36]<br />
<br />
Ini seperti halnya penyembah kuburan dewasa ini. Mereka mengikrarkan laa ilaaha illallah, tetapi tidak mau meninggalkan penyembahan terhadap kuburan. Dengan demikian berarti mereka belum me-nerima makna laa ilaaha illallah. <br />
<span class="fullpost"> <br />
<br />
<b>Syarat Keempat: Inqiyaad (Tunduk dan Patuh dengan kandungan Makna Syahadat).</b><br />
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:<br />
<br />
"Artinya : Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh." [Luqman : 22<br />
<br />
Al-'Urwatul-wutsqa adalah laa ilaaha illallah. Dan makna yuslim wajhahu adalah yanqadu (patuh, pasrah).<br />
<br />
<br />
<b>Syarat Kelima: Shidq (jujur).</b><br />
Yaitu mengucapkan kalimat ini dan hatinya juga membenarkan-nya. Manakala lisannya mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka ia adalah munafik dan pendusta.<br />
<br />
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:<br />
<br />
"Artinya : Di antara manusia ada yang mengatakan: 'Kami beriman kepa-da Allah dan Hari kemudian', padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta." [Al-Baqarah: 8-10]<br />
<br />
<br />
<b>Syarat Keenam: Ikhlas.</b><br />
Yaitu membersihkan amal dari segala debu-debu syirik, dengan jalan tidak mengucapkannya karena mengingkari isi dunia, riya' atau sum'ah. Dalam hadits 'Itban, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:<br />
<br />
"Artinya : Sesungguhnya Allah mengharamkan atas Neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha illalah karena menginginkan ridha Allah." [HR. Al-Bukhari dan Muslim]<br />
<br />
<br />
<b>Syarat Ketujuh: Mahabbah (Kecintaan).</b><br />
Maksudnya mencintai kalimat ini serta isinya, juga mencintai<br />
orang-orang yang mengamalkan konsekuensinya.<br />
<br />
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:<br />
<br />
"Artinya : Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah." [Al-Baqarah: 165]<br />
<br />
<br />
<br />
Maka ahli tauhid mencintai Allah dengan cinta yang tulus bersih. Sedangkan ahli syirik mencintai Allah dan mencintai yang lainnya. Hal ini sangat bertentangan dengan isi kandungan laa ilaaha illallah.<br />
<br />
<b>YANG MEMBATALKAN SYAHADATAIN</b><br />
Yaitu hal-hal yang membatalkan Islam, karena dua kalimat syahadat itulah yang membuat seseorang masuk dalam Islam. Mengucap-kan keduanya adalah pengakuan terhadap kandungannya dan konsisten mengamalkan konsekuensinya berupa segala macam syi'ar-syi'ar Islam. Jika ia menyalahi ketentuan ini, berarti ia telah membatalkan perjanjian yang telah diikrarkannya ketika mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut.<br />
<br />
Yang membatalkan Islam itu banyak sekali. Para fuqaha' dalam kitab-kitab fiqih telah menulis bab khusus yang diberi judul "Bab Riddah (kemurtadan)". Dan yang terpenting adalah sepuluh hal, yaitu: Syirik dalam beribadah kepada Allah.<br />
<br />
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:<br />
<br />
"Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya." [An-Nisa': 48]<br />
<br />
"Artinya : ... Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun." [Al-Ma'idah: 72]<br />
<br />
Termasuk di dalamnya yaitu menyembelih karena selain Allah, misalnya untuk kuburan yang dikeramatkan atau untuk jin dan lain-lain.<br />
<br />
Orang yang menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantara. Ia berdo'a kepada mereka, meminta syafa'at kepada mereka dan bertawakkal kepada mereka. Orang seperti ini kafir secara ijma'. Orang yang tidak mau mengkafirkan orang-orang musyrik dan orang yang masih ragu terhadap kekufuran mereka atau mem-benarkan madzhab mereka, dia itu kafir.<br />
<br />
Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam lebih sempurna dari petunjuk beliau, atau hukum yang lain lebih baik dari hukum beliau. Seperti orang-orang yang mengutamakan hukum para thaghut di atas hukum Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam , mengutamakan hukum atau perundang-undangan manusia di atas hukum Islam, maka dia kafir.(pen-dalam hal ini butuh perincian lebih lanjut dalam kondisi yang berbeda)<br />
<br />
Siapa yang membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sekali pun ia juga mengamalkannya, maka ia kafir. Siapa yang menghina sesuatu dari agama Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam atau pahala maupun siksanya, maka ia kafir.<br />
<br />
Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :<br />
<br />
"Artinya : Katakanlah: 'Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?' Tidak usah kamu minta ma`af, karena kamu kafir sesudah beriman." [At-Taubah: 65-66]<br />
<br />
Sihir, di antaranya sharf dan 'athf (barangkali yang dimaksud adalah amalan yang bisa membuat suami benci kepada istrinya atau membuat wanita cinta kepadanya/pelet). Barangsiapa melakukan atau meridhainya, maka ia kafir. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :<br />
<br />
"Artinya : ... sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada se-orangpun sebelum mengatakan: 'Sesungguhnya kami hanya co-baan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir'."[Al-Baqarah: 102]<br />
<br />
Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat Islam. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :<br />
<br />
"Artinya : Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim." [Al-Ma'idah: 51]<br />
<br />
Siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar dari syari'at Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam , seperti halnya Nabi Hidhir boleh keluar dari syariat Nabi Musa alaihis salam, maka ia kafir. Sebagaimana yang diyakini oleh ghulat sufiyah (sufi yang berlebihan/ melampaui batas) bahwa mereka dapat mencapai suatu derajat atau tingkatan yang tidak membutuhkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam .<br />
<br />
Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya dan tidak pula mengamalkannya. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :<br />
<br />
"Artinya : Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa." [As-Sajadah: 22]<br />
<br />
Syaikh Muhammad At-Tamimy berkata: "Tidak ada bedanya dalam hal yang membatalkan syahadat ini antara orang yang bercanda, yang serius (bersungguh-sungguh) maupun yang takut, kecuali orang yang dipaksa. Dan semuanya adalah bahaya yang paling besar serta yang paling sering terjadi. Maka setiap muslim wajib berhati-hati dan mengkhawatirkan dirinya serta mohon perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari hal-hal yang bisa mendatangkan murka Allah dan siksaNya yang pedih."<br />
<br />
[Disalin dari kitab At-Tauhid Lish Shaffil Awwal Al-Ali, Edisi Indonesia Kitab Tauhid 1, Penulis Syaikh Dr Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin Fauzan, Penerjemah Agus Hasan Bashori Lc, Penerbit Darul Haq]<br />
<br />
Wallahua'lam<br />
</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-47116126268288063442011-04-08T10:36:00.000-07:002011-04-08T10:38:50.277-07:00[PENTING] MENGENAL LEBIH DEKAT SIAPA ITU AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRP40-rwDxi-AQ2hnYRNh_nmbimS4baVMKz8JSiEUhKKLRuVJ8WKrZX648" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="116" width="97" src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRP40-rwDxi-AQ2hnYRNh_nmbimS4baVMKz8JSiEUhKKLRuVJ8WKrZX648" /></a></div><br />
Bismillah,<br />
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya , memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita, barang siapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang Allah sesatkan ,maka tidak ada yang dapat memberinya hidayah.<br />
Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad Shallallahu’alaihiwasallam adalah hamba dan utusan Allah.<br />
<br />
Dalam kondisi akhir zaman ini yang sangat memilukan ini,begitu banyak orang yang mengaku muslim tetapi sesungguhnya ia berada di jalan yang batil ,yaitu jalan yang yang syaitan la’natullah ‘alaih berada di atasnya.<br />
<br />
<span class="fullpost"> <br />
Melalui tulisan singkat ini kami akan memaparkan penjelasan mengenai Ahlussunnah Wal Jama’ah yang banyak kaum muslimin masih belum mengetahui hakikat dari golongan yang selamat ini,kita hanya mengetahui dari orang-orang yang mengaku-ngaku golongan ahlussunnah tanpa mengkroscek kebenaran berita tersebut.<br />
Baiklah mari kita mulai dengan mengkaji definisinya terlebih dahulu:<br />
• <b>Ahlus Sunnah adalah mereka yang menempuh seperti apa yang pernah ditempuh oleh Rasulullah dan para Sahabatnya</b>. <br />
Mereka disebut Ahlussunnah karena kuatnya mereka berpegang dan berittiba’ mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu’alaihiwasallam dan para Sahabatnya.<br />
<br />
Sedangkan menurut ulama ‘aqidah (terminologi),As-Sunnah adalah petunjuk yang telah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam dan Sahabatnya, baik tentang ilmu, I’tiqad (keyakinan), perkataan maupun perbuatan. Dan ini adalah As-Sunnah yang wajib diikuti, orang yang mengikutinya akan dipuji dan orang yang menyalahinya akan dicela.[Buhuuts fii ‘Aqidah Ahlis Sunnah (hlm.16)]<br />
Subhanallah,bandingkanlah apa yang terjadi saat ini dengan definisi yang di atas. Ketika ada seseorang yang sedang menghidupkan Sunnah semisal memelihara jenggot mereka dicibir dan dihinakan, mereka dikatakan sebagai kambing berkaku dua,adalagi para wanita muslimah yang ingin menjaga kemuliaan dirinya dengan menutup tubuhnya dengan cadar tapi apa yang terjadi mereka dikatakan istri teroris atau ninja keluar siang hari. Subhanallah, bagaimana tidak bangsa ini tidak henti-hentinya terjadi bencana,orang yang menghidupkan Sunnah direndahkan dan orang yang berbuat bid’ah maupun kesyirikan dimuliakan. Subhanallah, marilah kita mengoreksi diri atas hal ini.<br />
<br />
<b>• Al-Jama’ah</b><br />
Disebut al-jama’ah , karena mereka bersatu di atas kebenaran, tidak mau berpecah-belah dalam urusan agama, berkumpul di bawah kepemimpinan para Imam (yan berpegang kepada) al-haqq , tidak mau keluar dari jama’ah mereka dan mengikuti apa yang telah menjadi kesepakatan Salaful Ummah.[Mujmul Ushuul Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah fil Aqiidah]<br />
<br />
Mari kita bandingkan kondisi umat Islam saat ini dengan al-Jama’ah. Kaum muslimin saat ini lebih suka berpecah belah melalui partai-partai maupun organisasi – organisasi yang ada. Mereka loyal pada partainya dan organisasinya dan menghinakan atau tidak menganggap orang yang berada di luar partai dan organisasinya sebagai saudaranya, bahkan ada yang menganggap orang selain mereka adalah kafir. Tidak kah kita perhatikan wahai saudara/i ku, ini adalah penyebab terjadinya peperangan antar saudara yang sama-sama kita saksikan saat ini terjadi di berbagai tempat. Sungguh ini adalah yang Allah dan Rasul-Nya cela.<br />
”Artinya : Yaitu orang-orang yang memecah belah agamanya mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” [Ar-Rum : 32]<br />
<br />
Perhatikanlah perkataan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin<br />
” Apalagi ketika kita melihat kepada akibat-akibat perpecahan dan berpartai-partai ini, setiap partai dan setiap kelompok menuduh yang lain dengan menjelek-jelekan, mencela dan menuduh fasik, dan boleh jadi akan menuduh dengan sesuatu yang lebih besar dari itu. Oleh karena itu maka saya melihat bahwa berkelompok-kleompok ini adalah suatu kesalahan.”[ Ash-Shahwah Al-Islamiyah Dhawabith wa Taujihat]<br />
<br />
Insya Allah bersambung…<br />
<br />
Ditulis pada tanggal 8 April 2011<br />
Hamudi bin Abdirrahman<br />
<br />
Sumber : Kitab syarah Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah, yang ditulis oleh ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas.<br />
<br />
</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-41727850530375478502011-04-07T20:32:00.000-07:002011-04-08T10:26:23.767-07:00Taukah Anda apakah makna dan konsekuensi dari dua kalimat syahadat?[3]Segala puji hanya bagi Allah Tuhan Semesta Alam, Kami memuji-Nya dengan segala pujian. Engkaulah yang memberikan Kami hidup dan Engkau pula yang mematikan kami. Kami bersyukur padaMu atas segala nikmat terutama nikmat waktu dan kesempatan sehingga kami bisa melanjutkan tulisan ini dan memberikan manfaat bagi kaum Muslimin.<br />
<br />
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul-Nya.<br />
<br />
Alhamdulillah pada tulisan yang telah lalu kita telah bersama-sama membaca mengenai makna dari dua kalimat syahadat beserta konsekuensinya. Maka pada tulisan kali ini kami akan berusaha menjelaskan kepada ikhwani wa akhowati mengenai SYARAT DARI DUA KALIMAT SYAHADAT.<br />
<span class="fullpost"><br />
Baiklah pertama-tama kami akan membahas mengenai syarat-syarat dari Kalimat لا إلاه اللهSyarat pertama:al-'ilmu:<br />
<br />
1. Syarat pertama yaitu mengetahui arti kalimat لا إلاه الله<br />
<br />
Sebagai mana yang Allah firmankan dalam surat Az-Aukhruf:86 yang artinya "melainkan mereka yang mengakui kebenaran, sedang mereka orang-orang yang mengetahui".Yang dimaksud dengan "mengakui kebenaran" adalah kebenaran kalimat laa ilaaha illallaah. Sedangkan maksud dari "sedang mereka orang-orang yang mengerti" adalah mengerti dengan hati mereka apa yang diucapkan dengan lisan. Dalam hadits shahih dari Shabat 'Utsman Radhyiallahu 'anhu bahwa Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم bersabda: "Barangsiapa yang meninggal dunia dan ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhaq diibadahi dengan benar selain Allah, maka ia masuk surga"[HR.Muslim, Ahmad, dan Abu 'Awanah] . Banyak kita temui dari kaum Muslimin yang begitu mudahnya ia menyebutkan kalimat لا إلاه الله tapi di samping itu ia gencar melakukan kesyirikan kepada Allah. Maka ini menunjukkan mereka yang melakukan ini belum memahami apa yang mereka telah ucapkan, dan ini menjadi kekahwatiran yang besar karena ia telah berbuat yang merugikan kehidupan akhiratnya kelak. Maka saudara/iku marilah kita mulai mengoreksi diri dan keluarga terdekat kita terlebih dahulu, apakah kita dan keluarga telah memahi hakikat Syahadat itu. Setelah ini terwujud maka mulaialah mengingatkan saudara kita yang lainnya.<br />
<br />
2. Syarat kedua:al-yaqiin <br />
<br />
yaitu yakin sera benar-benar memahami kalimat لا إلاه الله tanpa ada keragauan dan kebimbangan sedikt pun Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم "...Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali hanya Allah dan bahwasanya aku (Muhammad صلى ا لله عليه وسلم) adalah utusan Allah, tidaklah seorang hamba menjumpai Allah (dalam keadaan) tidak ragu-ragu terhadap kedua (syahadat)nya tersebut, melainkan ia masuk Surga."[HR. Muslim, dari Abu Hurairah Radhyiallahu 'anhu]<br />
<br />
Perhatikan pula QS. Al-Hujuraat:15.Maka,syarat untuk masuk Surga bagi orang yang mengucapkannya, yaitu hatinya harus yakin dengannya (kalimat Tauhid) serta tidak ragu-ragu terhadapnya. Apabila syarat tersebut tidak ada maka yang disyaratkan juga tidak ada. Sahabat Ibnu Mas'ud Radhyiallahu 'anhu berkata: "Yakin adalah iman secara keseluruhan (dan sabar adalah sebagian dari iman)"[HR.Bukhari secara mu'allaq]Tidak diragukan lagi bahwasanya orang yang yakin dengan makna لا إلاه الله , seluruh anggota tubuhnya akan patuh beribadah kepada Allah yang tiada sekutu bagi-Nya, dan akan mentaati Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم . Oleh karena inilah Sahabat Ibnu Mas'ud memohon ditambahkan iman dan keyakinan dengan berdo'a :اللهم زدنا إيمانا ويقينا وفقها"Ya Allah, tambahkanlah kepada kami keimanan, keyakinan, dan kefahaman"[HR. Abdullah bin Imam Ahmad dalam as-Sunnah dan sanadnya shahih]Beberapa kaum Muslimin yang menyengaja datang ke tempat-temapat yang dianggap mendatangkan berkah menunjukkan mereka tidak yakin dan ragu akan Kebesaran dan Kekuasaan Allah dalam memberi perllindungan dan memberi keberkahan. Ketahuilah bahwa Allah lebih Berkuasa atas diri-diri kalian, tidak ada kesulitan bagi Allah untuk menurunkan siksa-Nya di dunia, tapi Dia ingin melihat siapakah yang paling baik dan benar amalnya dan siapakah yang menentang-Nya dan menyekutukan-Nya.<br />
<br />
3. Syarat ketiaga:al-ikhlas<br />
<br />
Yaitu memurnikan amal perbuatan dari segala kotoran-kotoran syirik, dan mengikhlaskan segala macam ibadah hanya kepada Allah.Allah 'Azawajalla berfirman :"...Maka beribadahlah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Ny.Ingatlah , hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)... "[QS.Az-Zumar:2-3]Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم bersabda "Orang yang paling berbahagia dengan syafa'atku pada hari Kiamat nanti adalah orang yang mengucapkan :لا إلاه الله dengan ikhlas dari hati atau jiwanya"[HR. Al-Bukhari, Ahmad dari sahabat Abu Hurairah]<br />
<br />
ketiga poin di atas adalah 3 dari 7 Syarat dua kalimat Syahadat, Insya Allah akan kami lanjutkan pada tulisan berikutnya. Semoga Allah masih mengizinkan kami untuk menulis ,dan antum wa antunna untuk bisa membaca tulisan ini.<br />
<br />
Allahulmusta'an, Nas'alullahal 'afwawal 'aafiah<br />
<br />
Subhanakallahumma wabihamdika Asyhaduallailaahailla anta astagfiruka wa'utubuilaik.[do'a kafaratul majelis, Salah satu sunnah Nabi untuk menutup setiap majelis]<br />
<br />
Jakarta,14 Jumadilakhir 1431 H<br />
<br />
Hamudi bin Abdurrahman<br />
<br />
Mohon kesediaannya untuk memberikan koreksi pada tulisan yang salah ataupun keliru.<br />
<br />
Sumber tulisan : Di ambil dari kitab Syarah aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas, pustaka Imam Asy-Syafi'i dengan sedikit perubahan dari penulis artikel.</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-41786703728350436332011-04-06T20:34:00.000-07:002011-04-07T08:47:39.424-07:00LARI DARI KENYATAAN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilVRZqzCAVhGYp2mnqw_eo17mKP9afHnH8KeUkdj-li2HVwiAf1cehcn7EUqF9Izx83AT-3-78OxHZhIkSSVUR06vJFxY10vgiw_mp3lupQLacwaIpP5ssyk-_VYWONrF0MjRmZR3xMEiB/s1600/1.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilVRZqzCAVhGYp2mnqw_eo17mKP9afHnH8KeUkdj-li2HVwiAf1cehcn7EUqF9Izx83AT-3-78OxHZhIkSSVUR06vJFxY10vgiw_mp3lupQLacwaIpP5ssyk-_VYWONrF0MjRmZR3xMEiB/s320/1.jpg" /></a></div><br />
<br />
Penulis :dr.Khalid bin Abdul Aziz Al-Jubair,SpJP<br />
<br />
Seorang pemuda berusia tujuhbelas tahun terkena tembakan peluru nyasar, maka kedua orangtuanya segera membawanya ke Rumah Sakit Angkatan Bersenjata di Riyadh.<br />
<br />
Di dalam perjalanan menuju rumah sakit, pemuda itu memandang wajah ibunya yang sedang menangis sedih seraya berkata, “Wahai ibunda ,janganlah engkau bersedih, demi Allah aku dalam keadaan baik, sesungguhnya aku akan meninggal, demi Allah aku mencium semerbak wangi surga”<br />
<br />
Setibanya di ruang gawat darurat , seorang dokter berusaha untuk menanganinya, akan tetapi pemuda itu berkata, “Wahai saudaraku !Sungguh aku akan mati,aku telah mencium semerbak wangi surga, karena itu janganlah engkau merepotkan dirimu, aku hanya menginginkan kehadiran ayah dan ibuku di sisiku”<span class="fullpost"><br />
<br />
Setelah kedua orangtuanya berada di sisinya, pemuda itu menyampaikan selamat tinggal kepada keduanya untuk selamanya, lalu melantunkan syahadat,”Asyhadu Alla Ilaaha Illallah wa Asyhadu Anna Muhammad Rasulullah”<br />
<br />
Ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan jari telunjuk tangan kanan menunjuk, sebagaimana yang sedang membaca tasyahud dalam shalat.<br />
<br />
Setelah shalat Maghrib, saya menemui saudara Dhiya’ seorang pegawai yang bertugas memandikan jenazah di Rumah sakit Angkatan Bersenjata di Riyadh, ia menceritakan kejadian tersebut dan meyakinkan bahwa dirinyalah yang membuka genggaman tangan pemuda tersebut.<br />
<br />
Ia mendapati jenazah pemuda dalam keadaan segar bugar, suatu keajaiban yang belum pernah ia jumpai sebelumnya.<br />
<br />
Saat orang tuanya ditanya mengenai kehidupan pemuda tersebut, mereka menerangkan ,”Almarhum sejak memasuki umur akil baligh adalah orang yang selalu membangunkan kami untuk menunaikan shalat Subuh, ia sangat tekun menunaikan shalat malam dan membaca Al-Qur’an , selalu berusaha untuk mengikuti shalat wajib berjamaah di masjid, ia selalu mendapatkan nilai yang memuaskan dalam setiap pelajarannya, ia termasuk peraih rangking atas di kelas dua SMA.”<br />
<br />
Kemudian saya menceritakan kisah ini kepada seorang dokter ahli bedah jantung yang lainnya. Tiba-tiba dokter itu mengajukan cuti selama satu minggu tanpa ada sebab dan alasan yang mendesak ,"<b>Aku ingin berintrospeksi (muhasabah), apalah artinya diriku ini jika dibandingkan dengan seorang pemuda yang penuh dengan kebaikan tersebut.</b>”<br />
<br />
Kemudian saya menghubungi dokter ahli bedah jantung yang lainnya yang bekerja di Jeddah, ia pun tidak kuasa menahan perasaannya lalu menangis terharu.<br />
<br />
Saya sangat berbahagia menyaksikan perubahan pada kedua dokter tersebut,kenapa?<br />
Karena kedua dokter itu merasa iri kepada pemuda tersebut atas kemuliaannya dengan amal ibadah ukhrawinya, bukan karena harta benda yang telah dikumpulkannya, ini merupakan fenomena yang menyejukkan.<br />
<br />
Akan tetapi sayangnya orang-orang pada zaman sekarang banyak yang terlena dan larut dalam berlomba-lomba untuk mengumpulkan kemewahan dunia, padahal bagi Allah Ta’ala,dunia ini tidak lebih berharga dari pada sayap seekor nyamuk.<br />
<br />
Sebuah pertanyaan yang perlu untuk dijawab,”Masih adakah orang yang mau berlomba-lomba bersama saudara-saudaranya dalam beramal saleh?”<br />
<br />
Masih adakah orang yang apabila melihat saudaranya duduk sambil memegang mushaf setelah memunaikan shalat Ashar lalu membacanya, ia tertegun seraya bertanya kepada dirinya sendiri,”Kenapa aku tidak ikut serta duduk dan membaca Al-Qur’an sebagaimana yang ia lakukan?”Segera orang itu duduk mengambil Al-Qur’an dan membaca sepuasnya.<br />
<br />
Masih adakah di antara kita ketika melihat tetangganya atau kerabatnya bangun di malam hari untuk menunaikan shalat malam ia merasa iri, lalu bertanya kepada diri sendiri , “Kenapa ia bangun untuk menunaikan shalat malam sedangkan aku tidak?Betulkan aku mengharapkan surga sebagaimana ia mengharapkannya? Betulkan aku memimpikan apa yang ia mimpikan?”Kemudian ia beranjak untuk menunaikan shalat malam walaupun sebentar.<br />
<br />
Lalu timbul pertanyaan yang lain,”Berapa banyakkah umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang selalu menjaga shalat malamnya pada masa-masa sekarang ini?” Sungguh sangat sedikit, sungguh sayang sekali.<br />
<br />
Kemudian aku (Hamudi) berkata :”Tidakkah kalian bisa mengambil pelajaran dari kisah nyata ini? Sungguh hati kalian sedang sakit ketika jika hati kalian tidak bergetar membaca kisah ini karena hanya hati yang selamatlah yang bisa mengambil pelajaran dari kisah-kisah orang yang shalih, Wallahua’lam”<br />
<br />
[Dikutip dari buku Musyahaahadaat Thabiib Qashash Waqi’iyyah karya dr. Khalid bin Abdul Aziz Al-Jubair,SpJP, dengan edisi Indonesia “KESAKSIAN SEORANG DOKTER mensucikan hati dengan kisah-kisah nyata”,Darus Sunnah,Jakarta Timur]<br />
<br />
Wallahua'lam</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-49223011832245606862011-04-05T16:21:00.000-07:002011-04-05T16:32:15.831-07:00Taukah Anda apakah makna dan konsekuensi dari dua kalimat syahadat?[2]<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSF0UIAg8JZl3f07wJdoYm7dBaMsoTAhcHYr3qX8Go5S7-ONObY5sDHfg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="83" width="116" src="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSF0UIAg8JZl3f07wJdoYm7dBaMsoTAhcHYr3qX8Go5S7-ONObY5sDHfg" /></a></div><br />
Segala puji hanya bagi Allah Tuhan Semesta Alam, Kami memuji-Nya dengan segala pujian. Engkaulah yang memberikan Kami hidup dan Engkau pula yang mematikan kami. Kami bersyukur padaMu atas segala nikmat terutama nikmat waktu dan kesempatan sehingga kami bisa melanjutkan tulisan ini dan memberikan manfaat bagi kaum Muslimin.<br />
<br />
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul-Nya.<br />
<br />
Berkaitan dengan makna kalimat syahadat kedua yaitu “Muhammadarrasulullah” yang kebanyakan kaum Muslimin tidak menjalankan konsekuensi atas kalimat ini yang telah dan bahkan sering mereka ucapkan dari lisan mereka . Ini adalah pemandangan yang dipertontonkan di hadapan mereka tapi mereka tidak pernah terbetik di hati mereka untuk ingin mengetahui bagai mana sebenarnya syariat menetapkan hal ini.<br />
<span class="fullpost"> <br />
Ketika seseorang telah mengucapkan dua kalimat syahadat maka ia telah berada dalam agama yang mulia yaitu dienul Islam, di mana setiap manusia akan memperoleh kemulian dengan berjalan di atas dien ini. Tentunya kemulian itu akan didapatkan jika halnya mereka memuliakan dien ini dengan memahami setiap apa yang Allah dan Rasul-Nya kehendaki. Dalam hal ini kalimat syahadat “Muhammadarrasulullah ” telah mengikat mereka dengan berbagai konsekuensi yang harus mereka jalani agar mereka termasuk ke dalam golongan kaum Nabi Muhammad Shallallahu’alaihiwasallam sebagai mana dalam hadits Rasulullah<br />
<br />
“Barangsiapa yang membenci Sunnahku, maka ia bukan termasuk golonganku”[HR.Bukhari dan Muslim].<br />
<br />
Termasuk di dalamnya adalah mereka yang enggan melaksanakan Sunnah Rasulullah setelah mereka mengetahui ilmunya dan lebih senang melaksanakan adat istiadat yang bertentangan dan tidak pernah dicontohkan dalam Sunnah. Maka berhati-hatilah engkau wahai saudari/iku yang suka menentang atau mengabaikan Sunnah Rasulullah. Mulailah dari sekarang untuk menjadi manusia yang kritis, yaitu tidak akan beramal dengan amalan yang tidak pernah Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam contohkan dalam Sunnahnya. Koreksi setiap amalan yang kalian lakukan apakah ada contohnya dari Rasulullah atau tidak, dan jika ada apakah telah sesuai dengan yang dicontohkan Beliau?<br />
Dengan seseorang telah mengucapkan syahadat kedua yaitu “Muhammadarrasulullah ” maka ia harus mencintai Rasulullah dan siap menjalankan konsekuensi dari cintanya itu yaitu seperti yang telah dijelaskan point-pointnya pada tulisan sebelumnya pada konsekuensi syahadat “Muhammadarrasulullah”.<br />
<br />
<br />
<b>1. Mencintai Rasulullah </b><br />
Mencintai Rasulullahmengharuskan adanya pengagungan, memuliakan, meneladani beliau dan mendahulukan sabda beliau shallallahu’alaihiwasallam atas segala ucapan makhluk serta mengagungkan Sunnah-sunnahnya. Namun sekarang yang terjadi adalah sebaliknya, banyak di antara kaum Muslimin mempertontkan sikapnya yang mendahulukan pendapat seorang ustadz,kiyai,habaib,dan selainnya di atas Sabda Nabi. Mereka mendahulukan perkataan makhluk dari pada mendahulukan wahyu yang Rasulullah ucapkan atas izin Allah. Inikah bukti kecintaan kita kepada Rasulullah?<br />
Allah berfirman dalam surat Al-Hujurat[49]:1 :<br />
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ<br />
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui."[ Al-Hujuraat(49):1 ]<br />
<br />
<b>2. Mentaati apa yang Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam perintahkan.</b><br />
Jika kita mengakui diri kita mencintai Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam maka tunjukkanlah bahwa kita mentaati setiap apa yang Beliau perintahkan dan menjauhi setiap apa yang Beliau larang karena tidak lain apa Beliau ucapkan adalah wahyu yang diwahyukan Allah kepada Beliau. Dan ketahuilah sebab seseorang dimasukkan ke dalam surga adalah taat kepada Beliau. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa’ :13<br />
تِلْكَ حُدُودُ اللّهِ وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ<br />
"(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar."<br />
<b><br />
3. Membenarkan apa yang Beliau Shallallahu’alaihiwasallam sampaikan.</b><br />
Allah berfirman dalam surat An-Najm(53):3-4<br />
وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَىإِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى<br />
"dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."<br />
<br />
Menahan diri dari apa yang dilarang dan dicegah oleh Beliau shallallahu’alaihiwasallam<br />
Allah berfirman dalam surat Al-Hasyr[59]:7<br />
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُوَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ<br />
"...Apa-apa yang deberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya."<br />
<br />
Beribadah sesuai dengan apa yang beliau shallallahu’alaihiwasallam syari’atkan, atau dengan kata lain ittiba’ kepada beliau shallallahu’alaihiwasallam.<br />
Agama Islam telah sempurna, tidak boleh ditambah dan tidak boleh dikurangi. Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam diututs oleh Allah untuk mengajarkan ummat islam tentang bagaimana cara yang benar dalam beribadah kepada Allah, dan beliau telah menyampaikan semuanya. Oleh karena itu, ummat Islam wajib ittiba’ kepada Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam agar mereka mendapatkan kecintaan Allah , kejayaaan dan dimasukkan ke dalam Surga-Nya.<br />
<br />
<br />
Perhatikanlah saudara/iku. Di antara cinta kepada Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam adalah dengan mengamalkan Sunnahnya, menghidupkan, dan mengajak kaum Muslimin untuk mengamalkannya, serta berjuang membela As-Sunnah dari orang-orang yang mengingkari As-Sunnah dan melecehkannya. Termasuk cinta kepada Nabi shallallahu’alaihiwasallam adalah menolak dan mengingkari semua bentuk ibadah yang dibuat-buat di dalam masyarakat yang dikenal dengan bid’ah, karena ketahuilah bahwa setiap bid’ah(dalam hal agama) adalah sesat.<br />
<br />
Segala puji Bagi Allah,semoga yang membaca tulisan ini bisa menyampaikannya kepada yang tidak dapat membacanya, semoga Allah memberikan kita Taufiq dan hidayahnya sehingga yang samar-samar menjadi jelas dan kita di hantarkan di atas jalan yang haq.<br />
<br />
Wallahua'lam. Tulisan ini Insya Allah masih belum selesai. Semoga Allah masih memberikan kami waktu luang dan kesehatan untuk dapat melanjutkan tulisan ini.<br />
<br />
ditulis di Jakarta, 9 Jumada2,1431 H<br />
Hamudi bin Abdurrahman<br />
<br />
Sumber tulisan : Di ambil dari kitas Syarah aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas, pustaka Imam Asy-Syafi'i dengan sedikit perubahan dari penulis artikel.<br />
</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-10599672287254026672011-04-03T16:29:00.000-07:002011-04-06T03:08:58.393-07:00Taukah Anda apakah makna dan konsekuensi dari dua kalimat syahadat?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_6qkTJZ0eGB1kUQu1HpR2Xt13ioSuBRKBR-82KOBTgEb54opaH90BAKTSfrrBJZM3XY-VeMv8nQ2zvrNjrq-LinpMJuuOa2knHHz2cpzaRGvIkaWgp-voTYcCbbjIKDjC9NPAuH5J87u_/s1600/laa+ilaa+ha.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="44" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_6qkTJZ0eGB1kUQu1HpR2Xt13ioSuBRKBR-82KOBTgEb54opaH90BAKTSfrrBJZM3XY-VeMv8nQ2zvrNjrq-LinpMJuuOa2knHHz2cpzaRGvIkaWgp-voTYcCbbjIKDjC9NPAuH5J87u_/s320/laa+ilaa+ha.jpg" width="130" /></a></div><br />
<div>Bismillahirrahmanirrahim<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Segala Puji hanya bagi Allah,Kami memuji-Nya, karena dengan izin-Nya kami masih bisa menuliskan tulisan yang bermanfaat bagi kaum Muslimin, Insya Allah. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul-Nya.<br />
<br />
<br />
<br />
Kerap terdengar ditelinga kita seseorang muslim mengucap Laa Ilaaha Illallah Muhammadarrasulullah dalam dzikir-dzikir mereka. Namun sungguh sangat disayangkan apabila ia mengucapkannya tanpa tau bahakan tanpa mautau makna dari apa yang ia lontarkan dari kedua bibirnya.<br />
<br />
<br />
<br />
<i>Padahal dua kalimat syahadat ini merupakan dasar sah dan diterimanya semua amal. Dan ketahuilah, bahwa diterimanya amalan seseorang tidak hanya dengan mengucapkan duakalimat syahadat, tapi ia harus siap dengan semua konsekuensi dari mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut.</i><br />
<br />
<span class="fullpost"> <br />
<br />
<br />
Kedua kalimat syahadat ini memiliki makna, syarat-syarat , dan rukun-rukun yang harus diketahui, diyakini, diimani, dan diamalkan oleh seluruh kaum Muslimin.</span><br />
<ul><li>Makna Laa ilaaha illallah Kalimat Laa ilaaha illallah memiliki makna yaitu beri'tikad dan berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala, menta'ati hal tersebut dan mengamalkannya. La ilaaha berarti menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapa pun orangnya dan apapun bentuknya, sedangkan Illallah adalah penetapan hak Allah semata untuk disembah. [At Tauhid Lish Shaffil Awwal Al-Ali,Syeikh bin Baz] Secara garis besar berarti “Tidak ada sesembahan yang yang berhaq diibadahi dengan benar kecuali Allah” karena tuhan yang diibadahi selain Allah sangat banyak sekali, tetapi yang haq adalah hanya satu yaitu Allah semata. Kemudia ada kata-kata “dengan benar” dimaksudkan bahwa Allah mencintai para hamba-Nya yang beribadah kepada-Nya sesuai dengan cara yang Ia perintahkan baik secara langsung yang ada di Al-Qur’an maupun melalui Sunnah Nabi-Nya dan dan Ia murka pada para hamba-Nya yang beribadah dengan ibadah yang tidak Ia perintahkan. Dari pengertian makna dua kalimat syahadat ini ternyata banyak kaum Muslimin yang menafsirkan duakalimat syahadar dengan tafsiran yang batil dan fatal, maka di sini kami menasihati kaum Muslimin seluruhnya untuk tidak menafsirkan 2 kalimat syahadat dengan tafsiran di bawah ini </li>
</ul><ol><span class="fullpost">
<li> Menafsirkannya dengan Laa ma’buda illallah(tidak ada yang diibadahi kecuali Allah ), padahal kalimat ini menunjukkan bahwa setiap yang diibadahi , baik benar maupun salah,berarti Allah</li>
<li> Tidak ada pencipta kecuali Allah, padahal makna tersebut meupakan sebagian dari makna Laa ilaha Illallah yaitu masuk ke dalam Tauhid Rububiyah saja, sehingga belum cukup. Hal inilah yang juga diyakini oleh orang-orang musyrik yang hanya meyakini Allah sebagai pencinta segala suatu tetapi mereka selain beribadah kepada Allah juga mereka beribadah kepada batu, pohon, matahari,dll. Mereka ketika ditanya “Mengapa kalian menyembah batu” maka mereka menjawab “Kami tidak menyembah batu ini tetapi kami menjadikannya sebagai perantara kami dengan Allah”. Jika kita lihat para pemuja kubur dan pencari berkah pada tempat-tempat atau pada benda yang mereka anggap mendatangkan berkah saat ini tidak beda jauh jawaban mereka dengan kaum musyrikin zaman dulu. Meskipun mereka beralasan tidak menyembahnya yaitu apa-apa selain Allah tetapi Rasulullah tetap menyatakan mereka jatuh pada perbuatan syirik dan inilah yang Rasulullah perangi di zaman beliau dan ikuti oleh para Sahabat. </li>
<li> "Tidak ada hakim (penentu hukum) selain Allah". Ini juga sebagian dari makna kalimat " Laa ilaaha illallah ". Tapi bukan itu yang dimaksud, karena apabila mengesakan Allah hanya dengan pengakuan atas sifat Allah Yang Maha Penguasa saja namun masih berdo’a kepada selain-Nya atau menyelewengkan tujuan ibadah kepada sesuatu selain-Nya, maka hal ini belum termasuk definisi yang benar.</li>
</span></ol><ul><li>Makna Syahadat "Anna Muhammadan Rasulullah" </li>
</ul><span class="fullpost"><ol><li> Mentaati apa-apa yang beliau perintahkan.</li>
<li> Membenarkan apa-apa yang beliau sampaikan</li>
<li> Menjauhkan diri dari apa-apa yang beliau larang</li>
<li> Tidak beribadah kepada Allah melainkan dengan cara yang telah disyari’atkan. Artinya, kita wajib beribadah kepada Allah menurut apa yang disyari’atkan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihiwasallam, kita wajib ittiba’ kepada beliau shallallahu ‘alaihiwasallam.</li>
</ol></span><div style="text-align: justify;"><span class="fullpost">Insya Allah penjelasan ini masih berlanjut pada tulisan berikutnya, semoga Allah masih meberikan kesempatan waktu dan umur untuk melanjutkan tulisan ini . Kami berlindung dari segala keburukan dan kejahatan makhluk-Nya dan kami mengembalikan semua urusan kepada Allah semata. Semoga Allah memberikan hidayah berupa taufiq kepada kita semua. Allahul Musta’aan nas’alullaahal ‘afwa wal ‘aafiyah. Ditulis di Jakarta, 8 Jumada 2 ,1431H Hamudi bin Abdurrahman as-Salafy [Diambil dari sebagian kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah,ust.Yazid bin Abdul Qadir Jawas, terbitan pustaka Imam Asy-Syai’i, dan penjelasan dari Syeikh bin Baz dalam kitab At Tauhid Lish Shaffil Awwal Al-Ali],.Af1 kalo ada yang salah tulis tolong di ingatkan,. </span></div></div>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-32019439715992307282011-04-02T17:35:00.000-07:002011-04-02T17:36:07.363-07:00Bertepuk Tangan Merupakan Perbuatan Jahiliyah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://photos-g.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/62151_161356603890774_100000493053139_489595_2211892_a.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="201" width="180" src="http://photos-g.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/62151_161356603890774_100000493053139_489595_2211892_a.jpg" /></a></div>Pertanyaan<br />
<br />
<br />
<br />
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Apakah bertepuk tangan dalam suatu acara atau pesta diperbolehkan, ataukah itu termasuk pebuatan makruh?<br />
<br />
<br />
<br />
Jawaban<br />
<br />
<br />
<br />
Bertepuk tangan dalam suatu pesta merupakan perbuatan jahiliyah, dan setidaknya perbuatan itu adalah perbuatan yang makruh. Tetapi secara jelas dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur'an menunjukkan bahwa hal itu adalah perbuatan yang diharamkan dalam agama Islam; karena kaum muslimin dilarang mengikuti ataupun menyerupai perbuatan orang-orang kafir. Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman tentang sifat orang-orang kafir penduduk Makkah,"Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepukan tangan." [Al-Anfal: 35]<br />
<br />
<br />
<br />
Para ulama berkata, "Al-Muka' mengandung pengertian bersiul, sedangkan At-Tashdiyah mengandung pengertian bertepuk tangan. Adapun perbuatan yang disunnahkan bagi kaum muslimin adalah jika mereka melihat atau mendengar sesuatu yang membuat mereka takjub, hendaklah mereka mengucapkan Subhanallah atau Allahu Akbar sebagaimana yang disebutkan dalam hadits-hadits shahih dari Nabi Shallallahu `alaihi wa sallam .<br />
<br />
<br />
<br />
Bertepuk tangan hanya disyariatkan khusus bagi kaum wanita ketika mendapatkan seorang imam melakukan suatu kesalahan di dalam shalat saat mereka melaksanakan shalat berjamaah bersama kaum pria, maka kaum wanita disyariatkan untuk mengingatkan kesalahan imam dengan cara bertepuk tangan, sedangkan kaum pria memperingatkannya dengan cara bertasbih (mengucap kata Subhanallah) sebagaimana yang disebutkan dalam hadits dari Nabi Shallallahu `alaihi wa sallam . Maka jelaslah bahwa bertepuk tangan bagi kaum pria merupakan penyerupaan terhadap perbuatan orang-orang kafir dan perbuatan wanita, sehingga bertepuk tangan dalam suatu pesta -baik kaum pria maupun wanita- adalah dilarang menurut syariat. Semoga Allah memberi petunjuk.<br />
<br />
<br />
<br />
[Fatawa Mu'ashirah, hal. 67, Syaikh Ibn Baz]<br />
<br />
<span class="fullpost"> </span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-29206830035026030082011-04-02T17:32:00.000-07:002011-04-06T03:10:19.740-07:00Telinga yang Lalai dari Mengingat Allah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://medicastore.com/images/anatomi_telinga_luar.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="http://medicastore.com/images/anatomi_telinga_luar.jpg" width="400" /></a></div><br />
Dari Nafi’ maula Ibnu Umar radliyallahu’anhuma:<br />
<br />
“Bahwasanya Ibnu Umar radliyallahu’anhuma pernah mendengar suara seruling seorang penggembala. Maka beliau (Ibnu Umar) meletakkan kedua jarinya di telinganya lalu mencari jalan lain. Ibnu Umar berkata: ‘Wahai Nafi’ ! Apakah kamu mendengarkan suara ini?’ Maka aku menjawab: ‘Ya!’ Dan beliau selalu mengatakan demikian, sampai aku mengatakan: ‘Saya tidak mendengar lagi!’ Lalu Ibnu Umar: ‘Saya pernah melihat Rasululloh shallallahu’alaihi wa sallam mendengar seruling penggembala lalu beliau melakukan seperti ini’” (Atsar Shohih, Dikeluarkan Imam Ahmad 4535-4965, dan lain-lain dishohihkan Syaikh Ahmad Syakir dan Syaikh Al-Albani dalam Tahrimu Alatu Thorbi hlm. 116)<br />
<span class="fullpost"> <br />
Atsar ini menunjukkan betapa besarnya semangat para sahabat radliyallahu’anhum dalam menjaga pendengaran, diantaranya tidak mendengarkan alunan musik, serta selalu beruswah kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.<br />
<br />
Anehnya atsar ini kadang malah dijadikan dalil tentang bolehnya mendengarkan nyanyian.<br />
<br />
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata dalam Majmu’ Fatawa 30/212:<br />
<br />
Hadits tersebut -jika memang shohih- maka tidak bisa dijadikan dalil dibolehkannya mendengarkan nyanyian musik, bahkan larangan tersebut lebih utama dikarenakan beberapa segi:<br />
<br />
<br />
</span><br />
<ol><li><span class="fullpost"> Yang diharamkan adalah “mendengarkan” bukan hanya “sekedar mendengar”. Seseorang jika mendengar kekufuran, ucapan dusta, ghibah (gunjingan), celaan, serta musik dan nyanyian tanpa adanya niat/maksud untuk mendengarkan -seperti seseorang yang hanya sekedar lewat jalan tersebut lalu mendengar suara nyanyian- maka orang tersebut tidaklah mendapatkan dosa dengan kesepakatan kaum muslimin. Dan kalau seandainya ada seseorang yang berjalan lalu mendengar bacaan al-Qur’an tanpa mendengarkannya terhadap bacaan tersebut maka dia tidak mendapatkan pahala. Dan dia akan mendapatkan pahala jika dia mendengarkan dan memperhatikan bacaan tersebut yang ia maksudkan. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dan Ibnu Umar itu keduanya hanya sekedar melewati jalan tersebut tanpa ada niatan mendengarkan nyanyian, begitu juga apa yang dilakukan oleh Ibnu Umar dan Nafi’.</span><span class="fullpost"> <a name='more'></a> </span></li>
<li><span class="fullpost">Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menyumbat kedua telinga karena beliau sangat menjaga pendengarannya supaya tidak mendengar suara nyanyian sama sekali. Kalau seandainya suara tersebut boleh didengarkan maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam tidak menyumbat telinga. Hal ini menunjukkan bahwa mendengarkan serta menikmatinya itu lebih terlarang.</span></li>
</ol><span class="fullpost"> <br />
Wallahu’alam<br />
<br />
Ditulis ulang oleh maramis setiawan dari majalah al-Furqon Edisi 04 Tahun ke-10 Dzulqo’dah 1431 (Okt/ Nop 2010)<br />
<br />
Semoga Allah mengampuni hamba ditengah kerumunan lingkungan yang gemar mendengarkan musik, bahkan terkadang ada rasa “menikmati” alunan tersebut. Astaghfirullohal adzim<br />
</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-43162094639393145532011-04-02T17:28:00.000-07:002011-04-02T17:39:58.183-07:00TERNYATA SHALATNYA ORANG YANG TELPON2AN/SMSAN MA LAWAN JENIS BISA GA DI TERIMA LHOO<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRxnDOoDLktO3enQbPQDiMhbVsN-xn7Y_Q7KIyppxhJRSTEIHw6YUKnDA" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="92" width="63" src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRxnDOoDLktO3enQbPQDiMhbVsN-xn7Y_Q7KIyppxhJRSTEIHw6YUKnDA" /></a></div><br />
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan segala nikmat ini sehingga masih bisa berbagi ilmu dengan antum wa antunna. Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan atas junjungan Alam Nabi besar Muhammad Shallallahu’alaihiwasallam,dan juga para sahabat dan keluarga beliau yang selalu ada untuk beliau.<br />
<br />
<br />
<br />
Terlihat sedikit mengejutkan jika dilihat dari judul tulisan ini, tapi beginilah upaya kami untuk memberikan nasihat bagi kita semua bahwa ada yang hal yang sangat penting yang mungkin kita semua meremehkannya.<br />
<br />
Tulisan ini adalah tindak lanjut dari status-status kami yang banyak menyinggung problematika asmara yang terjadi antar pemuda/i saat ini. Khususnya interaksi di antara mereka baik via telpon maupun sms.<br />
<span class="fullpost"> <br />
Tidak sedikit di antara mereka yang menjalin kasih secara terang-terangan(pacaran) maupun sembunyi-sembunyi karena takut di bilang pacaran dan banyak alasan lainnya. Bisa karena orang shalih yang terperangkap penyakit asmara maupun anak culun yang baru tau yang namanya cinta.<br />
<br />
<br />
<br />
Inilah nasihat dari kami sebagai bentuk ingkar mungkar bagi kemaksiatan yang terus-menerus dilakukan oleh banyak orang saat ini,karena kewajiban bagi setiap muslim untuk ingkar mungkar terhadap suatu kemaksiatan di atas muka bumi ini apabila tidak ada yang ingkar mungkar sebelumnya.<br />
<br />
<br />
<br />
“Telah dilaknati oran-orang kafir dai Bani Israil dengan lisan Dawud dan ‘Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu”[QS.al maidah:78-79]<br />
<br />
Baiklah kita mulai saja ke inti pembicaraan kita.<br />
<br />
<br />
<br />
Mengenal apa itu Madzi<br />
<br />
Bagi yang suka telpon-telponan ma smsan akan sangat sering mendapatkan hal ini, yaitu madzi. Ketika seseorang telah masuk ke dalam perbincangan langsung maupun via perantara dengan lawan jenisnya, kemudian di pembicaraan tersebut telah mulai mengundang syahwat maka di sinilah penyebab bisa tidak diterimanya shalat seseorang itu.<br />
<br />
Madzi adalah cairan tipis dan putih yang berbentuk lendir, keluar dari (maaf) kemaluan disebabkan karena syahwat yang sedang bergejolak, tapi tidak keluar dengan syahwat(sebagaimana mani yang keluar dengan syahwat dan memancar) sehingga terkadang tidak diketahui kapan keluarnya. Bisa akibat menghayal yang jorok, berkata-kata mesra ke lawan jenis, di awal hubungan intim suami istri dan sebagainya yang dapat membangkitkan syahwat. Dan orang yang suka telpon-telponan dan smsan lebih mengetahui akan hal ini.<br />
<br />
<br />
<br />
Hukum dari Madzi<br />
<br />
Madzi statusnya adalah najis berdasarkan hadits Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,<br />
<br />
“Saya adalah seorang pria yang sering mengeluarkan madzi. Karena itu saya pun menyuruh Miqdad menenyakan hal itu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah bersabda, cukup berwudhu saja!” (H.R Bukhari)<br />
<br />
<br />
<br />
Maksudnya adalah untuk mensucikan diri itu adalah dengan berwudhu sehingga hokum dari madzi adalah najis yang dapat membatalkan wudhu.<br />
<br />
<br />
<br />
Dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa Rasulullah memerintahkan beliau untuk mencuci zakar dan buah pelir lalu berwudhu. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu ‘Uwanah dalam Al-Mustakhrij.<br />
<br />
<br />
<br />
Dalam kitab At-Talkhis Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata, “Sanad hadits ini bersih tidak ada cacatnya. Oleh sebab itu, madzi statusnya najis wajib mencuci zakar dan buah pelir karena mengeluarkannya serta membatalkan wudhu.”<br />
<br />
Bagaiman dengan pakaiannya? “Dianjurkan agar mengerik mani yang melekat pada pakaian meski kita telah menyatakan bahwa mani itu suci. Namun tetap sah shalat dengan mengenakan pakaian yang terkena mani meskipun belum dikerik.” (Al-Mughni I/763)<br />
<br />
<br />
<br />
Adapun madzi, maka cukuplah dengan memercikkan air pada pakaian yang terkena karena sangat menyulitkan bila harus dicuci. Dalilnya adalah riwayat Abu Dawud dalam Sunannya, dari Sahal bin Hanif radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,<br />
<br />
“Saya merasakan kesulitan yang sangat disebabkan sering mengeluarkan madzi, sehingga saya berulang kali mandi. Lalu saya tanyakan hal tersebut kepada Rasulullah. Beliau menjawab, “Cukup bagimu berwudhu!” Wahai Rasulullah, bagaimana dengan pakaian yang terkena madzi?” tanyaku lagi. “Cukup engkau ambil seciduk air lalu percikan pada bagian yang terkena madzi!” jawab beliau.<br />
<br />
<br />
<br />
Apakah Madzi itu ada pada wanita?<br />
<br />
Jawaban: Ia,terjadi juga pada wanita, dan bahkan lebih sering terjadi pada wanita. Lalu mengapa dari hadits di atas kebanyakan para sahabat yang bertanya? Jawabannya karena wanita sifatnya pemalu, sehingga segan untuk bertanya langsung kepada Rasulullah. Setiap hukum yang dijelaskan oleh Rasulullah itu secara umum adalah sama antara laki-laki dengan perempuan hingga ada dalil jelas yang membedakan hukumnya.<br />
<br />
<br />
<br />
Kenapa Bisa Tidak diterima Shalat orang2 yang suka Telponan/smsan?<br />
<br />
Inilah jawabannya : Setelah penjelasan tentang tentang sifat madzi itu maka kita mendapatkan beberapa hal yaitu:<br />
<br />
1. Madzi itu najis dan harus di sucikan baik pada kemaluan dan pakaian yang terkena<br />
<br />
2. Madzi itu keluar sering tanpa di sadari<br />
<br />
<br />
<br />
Dari point di atas maka ada hubungan yang erat antar tema kita. Madzi keluar tanpa disadari sehingga orang yang sedang mabuk asmara, bercakap-cakap via telpon/sms tidak menghiraukan kondisi pada dirinya apakah ia keluar madzi atau tidak. Akibatnya mereka sering lupa untuk membersihkan diri dan pakaiannya dari madzi tersebut, dan DALAM KONDISI TIDAK SUCI BAIK DIRI MAUPUN PAKAIANNYA IA DIRIKAN SHALAT,dan apa hasilnya? Ia shalat dalam keadaan najis. Dengan kata lain<br />
<br />
SHALATNYA TIDAK SAH.<br />
<br />
<br />
<br />
Inilah sedikit nasihat dan sekaligus peringatan bagi antum wa antunna yang masih berkecimpung di dunia telpon2an/smsan mesra ada ancama dosa besar di balik itu semua.<br />
<br />
Setiap kedzaliman dan kemaksiatan yang diperbuat sebelum bertaubat maka akan menimbulkan musibah yang besar bagi dunia dan akhiratnya.<br />
<br />
<br />
<br />
Wallahua’lam<br />
<br />
Sumber :<br />
<br />
1. Majalah Al-Furqan edisi 05 tahun ke 10 bab “Meredam kemungkaran jalan menuju kebahagiaan”<br />
<br />
2. Rumaysho.com<br />
<br />
3. mardee19.wordpress.com<br />
<br />
4. Muslim.or.id<br />
<br />
<br />
<br />
Hamudi bin Abdurrahman<br />
<br />
Jakarta,2 Muharam 1432 H<br />
</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2897131933839201901.post-37647816010734770482011-04-01T16:31:00.000-07:002011-04-02T03:41:21.674-07:00Kriteria Wanita Idaman #2<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWi7hT_TvlkKHx4rIdwmqvvk3ejA3vld0ZZclrmvt0M1wTurM8oL-of-GzPYsgtGg9IpeLVq-nLAq0ZfYj2OcVr3lcMRycEAPR_84c0f4IeeqzsganadjYhnNtbT9i7mqpYGworNaGbB1f/s1600/wanita+idaman.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="150" width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWi7hT_TvlkKHx4rIdwmqvvk3ejA3vld0ZZclrmvt0M1wTurM8oL-of-GzPYsgtGg9IpeLVq-nLAq0ZfYj2OcVr3lcMRycEAPR_84c0f4IeeqzsganadjYhnNtbT9i7mqpYGworNaGbB1f/s320/wanita+idaman.jpg" /></a></div><br />
Kriteria keempat: Betah Tinggal di Rumah<br />
<br />
Di antara yang diteladankan oleh para wanita salaf yang shalihah adalah betah berada di rumah dan bersungguh-sungguh menghindari laki-laki serta tidak keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Hal ini dengan tujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari godaan wanita yang merupakan godaan terbesar bagi laki-laki.<br />
<br />
Allah Ta’ala berfirman,<br />
<br />
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى<br />
<br />
“Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab: 33).<br />
<br />
<span class="fullpost"> <br />
Ibnu Katsir ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan, “Hendaklah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian keluar rumah kecuali karena ada kebutuhan”.[9]<br />
<br />
Dari Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya”.[10]<br />
<br />
Kriteria Kelima: Memiliki Sifat Malu<br />
<br />
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br />
<br />
الْحَيَاءُ لاَ يَأْتِى إِلاَّ بِخَيْرٍ<br />
<br />
“Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.”[11]<br />
<br />
Kriteria ini juga semestinya ada pada wanita idaman. Contohnya adalah ketika bergaul dengan pria. Wanita yang baik seharusnya memiliki sifat malu yang sangat. Cobalah perhatikan contoh yang bagus dari wanita di zaman Nabi Musa ‘alaihis salam. Allah Ta’ala berfirman,<br />
<br />
وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ دُونِهِمُ امْرَأتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ (23) فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ (24)<br />
<br />
“Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”.Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya.” (QS. Qashash: 23-24). Lihatlah bagaimana bagusnya sifat kedua wanita ini, mereka malu berdesak-desakan dengan kaum lelaki untuk meminumkan ternaknya. Namun coba bayangkan dengan wanita di zaman sekarang ini!<br />
<br />
Demikianlah kriteria wanita yang semestinya jadi idaman. Namun kriteria ini baru sebagian saja. Akan tetapi, kriteria ini semestinya yang dijadikan prioritas.<br />
<br />
Intinya, jika seorang pria ingin mendapatkan wanita idaman, itu semua kembali pada dirinya. Ingatlah: ”Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik”. Jadi, hendaklah seorang pria mengoreksi diri pula, sudahkah dia menjadi pria idaman, niscaya wanita yang ia idam-idamkan di atas insya Allah menjadi pendampingnya. Inilah kaedah umum yang mesti diperhatikan.<br />
<br />
Semoga Allah memudahkan kita untuk selalu mendapatkan keberkahan dalam hidup ini.<br />
<br />
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.<br />
<br />
<br />
<br />
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal<br />
<br />
Artikel www.remajaislam.com<br />
<br />
Dipublikasikan oleh http://salafiyunpad.wordpress.com/<br />
<br />
[9]Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11/150.<br />
<br />
[10] HR Ibnu Khuzaimah no. 1685. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.<br />
<br />
[11] HR. Bukhari no. 6117 dan Muslim no. 37, dari ‘Imron bin Hushain.<br />
</span>Ibnu Abdirrahmanhttp://www.blogger.com/profile/15326828560192092747noreply@blogger.com0