Sabtu, 02 April 2011
Telinga yang Lalai dari Mengingat Allah
17.32 | Diposting oleh
Ibnu Abdirrahman |
Edit Entri
Dari Nafi’ maula Ibnu Umar radliyallahu’anhuma:
“Bahwasanya Ibnu Umar radliyallahu’anhuma pernah mendengar suara seruling seorang penggembala. Maka beliau (Ibnu Umar) meletakkan kedua jarinya di telinganya lalu mencari jalan lain. Ibnu Umar berkata: ‘Wahai Nafi’ ! Apakah kamu mendengarkan suara ini?’ Maka aku menjawab: ‘Ya!’ Dan beliau selalu mengatakan demikian, sampai aku mengatakan: ‘Saya tidak mendengar lagi!’ Lalu Ibnu Umar: ‘Saya pernah melihat Rasululloh shallallahu’alaihi wa sallam mendengar seruling penggembala lalu beliau melakukan seperti ini’” (Atsar Shohih, Dikeluarkan Imam Ahmad 4535-4965, dan lain-lain dishohihkan Syaikh Ahmad Syakir dan Syaikh Al-Albani dalam Tahrimu Alatu Thorbi hlm. 116)
Atsar ini menunjukkan betapa besarnya semangat para sahabat radliyallahu’anhum dalam menjaga pendengaran, diantaranya tidak mendengarkan alunan musik, serta selalu beruswah kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.
Anehnya atsar ini kadang malah dijadikan dalil tentang bolehnya mendengarkan nyanyian.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata dalam Majmu’ Fatawa 30/212:
Hadits tersebut -jika memang shohih- maka tidak bisa dijadikan dalil dibolehkannya mendengarkan nyanyian musik, bahkan larangan tersebut lebih utama dikarenakan beberapa segi:
- Yang diharamkan adalah “mendengarkan” bukan hanya “sekedar mendengar”. Seseorang jika mendengar kekufuran, ucapan dusta, ghibah (gunjingan), celaan, serta musik dan nyanyian tanpa adanya niat/maksud untuk mendengarkan -seperti seseorang yang hanya sekedar lewat jalan tersebut lalu mendengar suara nyanyian- maka orang tersebut tidaklah mendapatkan dosa dengan kesepakatan kaum muslimin. Dan kalau seandainya ada seseorang yang berjalan lalu mendengar bacaan al-Qur’an tanpa mendengarkannya terhadap bacaan tersebut maka dia tidak mendapatkan pahala. Dan dia akan mendapatkan pahala jika dia mendengarkan dan memperhatikan bacaan tersebut yang ia maksudkan. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dan Ibnu Umar itu keduanya hanya sekedar melewati jalan tersebut tanpa ada niatan mendengarkan nyanyian, begitu juga apa yang dilakukan oleh Ibnu Umar dan Nafi’.
- Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menyumbat kedua telinga karena beliau sangat menjaga pendengarannya supaya tidak mendengar suara nyanyian sama sekali. Kalau seandainya suara tersebut boleh didengarkan maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam tidak menyumbat telinga. Hal ini menunjukkan bahwa mendengarkan serta menikmatinya itu lebih terlarang.
Wallahu’alam
Ditulis ulang oleh maramis setiawan dari majalah al-Furqon Edisi 04 Tahun ke-10 Dzulqo’dah 1431 (Okt/ Nop 2010)
Semoga Allah mengampuni hamba ditengah kerumunan lingkungan yang gemar mendengarkan musik, bahkan terkadang ada rasa “menikmati” alunan tersebut. Astaghfirullohal adzim
Share
Label:
Nasihat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Archive
-
▼
2011
(29)
-
▼
April
(17)
- Kriteria Wanita Idaman #2
- TERNYATA SHALATNYA ORANG YANG TELPON2AN/SMSAN MA L...
- Telinga yang Lalai dari Mengingat Allah
- Bertepuk Tangan Merupakan Perbuatan Jahiliyah
- Taukah Anda apakah makna dan konsekuensi dari dua ...
- Taukah Anda apakah makna dan konsekuensi dari dua ...
- LARI DARI KENYATAAN
- Taukah Anda apakah makna dan konsekuensi dari dua ...
- [PENTING] MENGENAL LEBIH DEKAT SIAPA ITU AHLUSSUN...
- [PENTING]Taukah Anda apakah makna dan konsekuensi ...
- [PENTING]APAKAH ITU WARA’ DAN BAGAIMANAKAH KONSEKU...
- JOMBLO BERAKHIR MANIS
- Nasihat bagi saudaru/i ku aktifis dakwah
- Nasihat dari saudaramu wahai para pengguna facebook
- [PENTING] Ebook kumpulan Tanya Jawab Islam Ilmiah
- [EBOOK] Syiah Menghalalkan taqiyah (berdusta) Untu...
- Download Ebook: HAM dalam Pandangan Islam (Makalah...
-
▼
April
(17)
0 komentar: